Udah 3 bulan yujin mendekati minju dan hyewon juga mendekati yuri tanpa mereka saling tahu bahwa musuh mereka sedang mendekati saudara kandungnya.
Beberapa kali mereka sudah mengajak jalan gebetannya tanpa kepergok oleh saudara kandung masing masing.
Yujin tahu jika dia mendekati minju terang terangan pasti hyewon tak akan setuju, begitupun hyewon.
Yuri juga sudah memperlakukan hyewon dengan baik. Sebenarnya yuri ingin sekali membawa hyewon main ke rumahnya tapi jika di pikir kembali yujin pasti akan sangat marah.
Jika yujin marah yuri tak peduli, tapi yang ia takutkan adalah pertengkaran antar yujin dan hyewon yang bisa adu jotos.
Yujin juga sudah sangat menaruh hati pada minju tapi ia masih menahan diri untuk tidak banyak berurusan dengan hyewon.
.
.
.
.Yujin menyusuri koridor kelas minju berniat mencari dimana kakak favoritnya itu.
Beruntung hyewon tak sekelas dengan minju tapi jika kepergok ia pura pura mencari yuri yang kebetulan sekelas dengan minju.
"Eh doggy!" Kejut yena dari belakang yujin.
"Kaget njay!" Kata yujin menggerakkan bahunya risih.
"Lebay kamu mas!" Kata yena dengan bibir majunya.
Yujin tak menghiraukan, matanya masih memandang ke dalam kelas minju.
"Nyari minju ya lo?" Tanya yena.
"Sok tau!"
"Yaelah gue nanya kok di gas!" Kata yena menoyor kepala yujin.
Yujin balas menoyor kepala yena dan berakhir saling memiting.
"Heh bocah ngapain kesini, ini bukan daerah kelas bocah" Suatu suara mengintrupsi mereka.
Suara orang yang paling di benci yujin, Kim Hyewon kakak dari orang yang ia sukai.
"Suka suka gue dong, orang ini sekolah gue" kata yujin songong.
Orang tua yujin memang salah satu donatur terbesar di sekolahnya sekarang, wajar saja jika ia sombong dengan kekayaan papanya.
"Tipe tipe kaya gini ni calon kepala rumah tangga ga becus! Bisanya berlindung di bawah ketek papa" kata hyewon dengan muka datar yang membuat yujin geram.
"Ga ada urusannya juga sama lo anjir!"
"Iya, semoga minju ga dapet modelan kaya lo dah"
Kata terakhir hyewon berhasil membuat yujin mingkem.
Rasanya yujin mau nampol hyewon sekarang tapi ia urungkan untuk pencitraan pada minju bahwa ia akan berubah lebih baik.
"Bodoamat gue cabut!" Kata yujin dan beranjak pergi.
"Eh tungguin!," Teriak yena pada yujin.
"Eh ntar, lo jangan deket deket bebeb joyul gue ya!" Ancam yena lalu berlari ngejar yujin.
Hyewon cuma tersenyum remeh, ngga tau aja bebeb joyulnya udah klepek klepek sama robocop.
.
.
.
.Yujin memilih duduk di perpus dekat jendela besar yang langsung menghadap lapangan sekolahnya.
Duduk di perpus emang salah satu kegemaran yujin. Bukan gemar membaca tapi ia gemar tidur di perpus karna suasana tenang.
Yujin memasangkan earphone di kedua telinganya lalu menjatuhkan kepala dengan lengan sebagai alasnya, perlahan mata yujin pun menutup siap untuk tidur.
Alunan musik selow yang di putar yujin berhasil menghilangkan kesadarannya. Tidur ternyaman memang ada di perpus sekolahan.
Ternyata ada minju yang tadinya lagi nyari buku dari arah belakang yujin, minju mengenal bentuk tubuh yujin walaupun dari belakang.
Yujin adalah orang yang akhir akhir ini mengisi harinya. Konyol memang karna mereka harus kucing kucingan di belakang hyewon.
Minju perlahan duduk di sebelah yujin, memperhatikan yujin yang nyenyak di alam bawah sadarnya.
Kepala minju ikut berbaring di meja, sekarang mereka saling berhadapan dengan minju yang leluasa melihat wajah tenang yujin.
"Jangan sering brantem," kata minju sangat pelan.
"Jangan musuhan sama hyewon terus,"
"Supaya kita ga gini gini aja" kata minju tertawa pelan.
Minju dengan cepat menggigit bibir bawahnya agar tak mengganggu tidur nyaman yujin.
"Ga gini gimana?" Tanya yujin yang masih menutup mata.
Sontak minju kaget dan ingin menarik diri agar duduk dengan benar, tapi dengan cepat yujin memegang kepala minju dan mengelus rambutnya.
Kini posisi mereka masih tiduran di meja saling berhadapan dengan tangan yujin mengelus rambut minju dengan sayang.
Minju jadi diam kepergok merhatiin dan bicara seperti tadi pada yujin.
"Gini yang gimana?" Kata yujin senyum menampilkan dimplenya.
"Ga gimana gimana" jawab minju cepat.
Yujin malah senyum makin lebar,
"Kak"
"Hm?"
"Gue belum bisa berdamai dengan hyewon tapi sekarang adiknya malah udah ngerebut hati gue" kata yujin pelan.
Mata minju jadi liar gamau natap yujin yang lagi serius.
Yujin senyum liat semburat merah di pipi minju.
Yujin mendudukkan dirinya dengan benar lalu membuang nafas kasar. Minju juga ikut duduk dan menatap yujin.
"Hmm, jadi sebenernya gue gatau harus gimana sama hubungan kita" sambung yujin.
Minju jadi menautkan alis bingung, "maksudnya?"
"Gue harus berdamai dengan hyewon dan perjuangin lo atau gue harus menjauh dari lo dan hyewon,"
"Gue gatau."
-----
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy Become Family
FanfictionBukan lagi benci jadi cinta tapi benci jadi keluarga.