18. Teman

1.2K 335 132
                                    

"Udah gila!!"

Kata yang serempak di ucapkan hyewon dan yuri pada yujin di makan malam keluarga itu.

Yakali hyewon yuri membiarkan yujin dan minju nikah.

"Udah udah, kamu ini yujin. Mau ngasih makan anak orang pake apa?" Kata papa sian.

"Yujin bakal kerja kalau gitu" kata yujin.

"Kamu pikir cari kerja itu gampang?!"

"Tinggal cari aja kok" kata yujin tanpa beban.

Papa sian menghela nafas kasar lalu bangkit dari kursi dengan kasar.

"Maaf anak anak, papa mau anterin mama eunbi pulang. Kalian di anterin sama supir masing masing" kata sian.

Papanya dibuat pusing oleh yujin yang masih kanak-kanak, lebih baik ia pergi berdua dengan eunbi sambil menenangkan pikiran.

Sekarang di meja makan ini menyisakan mereka berempat,

"Apaan lo mau nikahin kembaran gue, udah gila?!" Kata hyewon pada yujin.

"Terus lo mau orang tua kita nikah?" Kata yujin.

"Ya nggalah, gue aja yang nikah sama yuri" kata hyewon.

"Sembarangan lo kalo ngomong!" Gas yujin.

"Udah jangan brantem, coba cari jalan keluarnya" kata yuri.

Mereka diam sesaat mencoba berfikir apa yang harus mereka lakukan setelah ini.

"Gue ada ide" kata yujin menjentik jarinya.

"Apaan?" Tanya hyewon dan di simak dengan seksama oleh yang lainnya.

"Kita bertiga nikah barengan. Gimana?" Kata yujin senang.

Sapu tangan yang terletak di meja mendarat mulus di muka yujin,

"Terus mau di pandang apa lo sama masyarakat?!" Kata yuri.

Menikah satu keluarga itu sangat tabu, pasti akan menimbulkan kabar simpang siur.

"2 di antara pasangan harus ngalah" sambung yuri.

"Siapa yang mau ngalah? Gue ngga" kata yujin keras kepala.

Minju dari tadi cuma diem nyimak mereka mencari jalan keluar.

"Gue juga gamau" kata hyewon.

"Bodoh!" Umpat yujin pada hyewon.

"Minju gimana?" Tanya yuri.

Minju senyum yang tak bisa di artikan, "aku ngikut aja"

Malam itu mereka pulang tanpa membawa solusi. Mau di bicarain bagaimana pun ngga ada yang mau mengalah antara yujin dan hyewon.

.
.
.
.

Waktu skorsing yujin tinggal 2 hari. Karna yujin dan hyewon tidak sekolah, belakangan yuri di antar pulang oleh yena.

Dari arah ruang tengah yujin dapat melihat yuri masuk ke rumah lalu di ekori oleh yena.

Yujin langsung melompat dari sofa empuknya,

"Rajin amat lo nganterin kakak gue" kata yujin.

"Kasian ibu negara pulang sendirian hehe" kata yena.

"Modus sialan!"

"Kapan lagi anjay! Mumpung 2 pawangnya ga sekolah!" Kata yena dengan bibir majunya.

"Goblo!"

Tanpa di suruh yena duduk di sofa di ikuti yujin yang duduk di depannya sambil meluk bantal sofa.

Ngga lama yuri juga datang bawa minuman lengkap dengan cemilan, tumben yuri baik sama yena yang lagi bertamu.

Yujin natap curiga pada yena dan yuri yang udah duduk berseblahan.

"Kalian ada hubungan apa?" Tanya yujin menyipitkan matanya.

"Apaan sih pertanyaan lo!" Gas yuri.

"Papa sian mana?" Tanya yena tiba tiba.

"Ngantor" jawab yujin.

"Padahal mau ngasih dukungan biar papa sian nikah sama pacarnya hehe" kata yena tersenyum lebar.

"Anjir! Udah tau lo?!" Kaget yujin.

Yuri cuma masang muka lempeng bak ngga denger obrolan kedua manusia itu.

"Udah, makanya gue pepet" kata yena mendorong lidah ke arah kanan dalam mulutnya yang membuat pipi kanannya mengembung.

Sudah di pastikan yena lagi nunjuk yuri yang duduk di sisi kanannya.

Yujin nglempar yena pakai bantal yang ia peluk tadi, sedangkan yuri sibuk ngunyah tanpa menyanggah.

Jangan jangan udah baper sama bebek.

"Mana mau kakak gue sama lo anjir!" Kata yujin.

"Biar waktu yang menjawab wahai adik ipar" kata yena songong.

"Pulang lo bebek!" Usir yujin.

Yujin langsung narik paksa yena supaya keluar dari rumahnya.

"Eh bentar bentar," kata yena.

"Jangan lupa makan malamnya ya yuri. Adik ipar juga jaga kesehatan ya hehe" kata yena lalu ngibrit keluar rumah sebelum tendangan yujin melayang bebas.

Sambil nutup pintu rumah, yujin ngumpat ke arah mobil yena yang udah keluar rumah.

Yuri membereskan minuman dan cemilan yang di bawanya tadi sampai yujin menatap kakaknya yang lagi,

"Kenapa lo senyum senyum sendiri kak?" Tanya yujin.

Sambil membawa nampan yuri senyum lebar,

"Temen lo lucu hehe"





















-----

Enemy Become FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang