Masih di ruang musik hyewon menunggu jawaban dari yuri.
"I said…."
Hyewon menaikkan alisnya menuntut jawaban.
"Yes" jawab yuri sambil senyum malu.
Hyewon juga balas senyum, sekarang pipi mereka berdua memanas karna menahan rasa senang.
"Hehe" cengenges hyewon sambil ngelus rambut yuri lembut.
Hari itu mereka resmi berpacaran. Beberapa jam mereka habiskan dengan bernyanyi dan saling melempar senyum.
Sampai sudah merasa cukup sore hyewon mengantar yuri pulang.Di dalam mobil mereka banyak bercerita, saling bertukar pengalaman yang pernah di alami.
"Haha yujin mah dulu pernah kecemplung got" kata yuri tertawa setelah membicarakan aib yujin.
Hyewon juga ikut ketawa tapi bukan karna cerita tentang yujin melainkan tawa yuri enak di dengar membuat ia tertular.
"Hmm, jangan kasi tau yujin dulu ya kalau kita udah jadian" kata hyewon."Kenapa?"
"Ntar dia marah lagi, kapan kapan aja bilangnya"
“Kalau gitu cepat baikan sama yujin dong” ucap yuri.
Hyewon cuma tersenyum malas, “iya” jawabnya singkat.
“Jangan brantem terus sama yujin”
Hyewon cuma diam fokus nyetir.
Yuri menyadari perubahan sikap dari hyewon langsung menyandarkan kepalanya di bahu kiri hyewon yang lagi nyetir.Tangan kiri hyewon di pakai untuk menggenggam tangan kanan yuri.
“Yaudah terserah kalian aja gimana, benci sama cinta emang beda tipis” kata yuri sambil terkikik.
“Hah, ga gitu juga kali” protes hyewon.
Yuri cuma ketawa dan mencari kenyamanan lagi di bahu pacar barunya.
.
.
.
.
Setiba di rumah yuri melihat keadaan rumah yang tenang, biasanya yujin main ps atau nonton Netflix di ruang tengah.
“Yujin!!” teriak yuri memanggil yujin.
Tidak ada jawaban.
“Lah kemana tu anak”
“Apa?” suara yujin dari arah belakang tiba tiba mengagetkan yuri.
“ANJ!! GAUSAH NGAGETIN BISA GA?!!”
“Astafirullah, gue yang kaget njir!” kata yujin ikutan kaget mendengar teriakan sang kakak.
Yuri memukul bahu yujin dengan kepalan tangannya.
“Ngapain manggil?” Tanya yujin.
“Gapapa, kirain lo belum pulang”
Yujin cuma menaikkan dagunya lalu berjalan mendahului yuri.
“Eh,” kata yuri membuat yujin membalikkan badan.
“Gimana lo ke minju?” Tanya yuri.
“Ga gimana gimana”
“Sok cuek lo adek pungut!”
“Lo yang kakak pungut njir!”
“Lo!” balas yuri.
Yujin tak mau mengambil pusing langsung meninggalkan yuri.
Tapi yuri mengekori yujin karna kamar mereka yang bersebelahan. Yujin berhenti mendadak membuat yuri menabrak punggungnya.
“Aduh!!” ringis yuri memeggangi jidatnya yang kejedug punggu yujin.
“Lo jangan deket deket sama hyewon ya” kata yujin tiba tiba.
“Lah? Suka suka gue dong”
“Ngga bisa, yang lain masih banyak kali” kata yujin.
“Ngga, gue aja ga nglarang lo sama minju”
“Ya tetep aja gue ga suka sama hyewon”
“Yang ngga suka lo ya itu urusan lo sendiri, bukan urusan gue!” ucap yuri lalu masuk sedikit membanting pintu.
Jelas jelas hari ini yuri lagi senang malah di buat kesal oleh adiknya sendiri.
.
.
.
.
Di jam makan malam hyewon hanya makan sendirian di meja makan,
“Mana minju bi?” Tanya hyewon pada asisten rumah tangganya.
“Makan di kamarnya den”
Hyewon hanya mengangguk sambil menghabiskan makanannya, sayang kalau ga habis katanya.
Sedangkan minju sedang duduk di meja belajar sambil membolak balikkan buku catatannya malas.
TOK TOK
Tanpa menunggu jawaban hyewon membuka pelan pintu kamar minju, dilihatnya minju yang lagi coret coret buku sambil cemberut lucu.
“Kenapa ju?” Tanya hyewon yang udah duduk di sebelah minju.
Minju menoleh menatap saudara kembarnya itu, minju ingin memberi tahu satu hal tapi ia memilih untuk menahannya dan memilih menggeleng.
“Apa? Bilang aja” kata hyewon yang peka pada kembarannya itu sambil membenarkan rambut minju.
“Lo bisa ga sih baikan aja sama yujin?” Tanya minju tanpa basa basi.
“Hah?”
“Gue tau lo deket sama yuri” kata minju.
Karna kedekatan minju dan yuri mereka udah biasa saling sharing.Hyewon cuma diam.
“Kenapa gue juga ga boleh dekat yujin?” Tanya minju tak sabaran.
“Gausah deket deket yujin” kata hyewon dingin.
“Kenapa?”
“Gue ga suka, lo bisa dapet yang lebih baik dari pada dia”
Minju mendengus kesal, lalu kenapa hyewon mendekati yuri yang jelas jelas adik dari musuhnya.
“Oke, kalau gitu lo juga ga boleh deket sama yuri!”-----
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy Become Family
FanficBukan lagi benci jadi cinta tapi benci jadi keluarga.