1

171 64 87
                                    


01

----------------------

Cause we were just kids when we fell in love 🎵

Not knowing what it was 🎵

I will not give you up this time 🎵

But darling, just kiss me slow, your heart is all I own 🎵

And in your eyes you're holding mine 🎵

"Selamat datang," sapa pager ayu dengan senyuman manis."Silahkan tanda tangan, disini!" Seraya menunjuk buku daftar hadir.

"Makasih.."

Dua gadis cantik memasuki gedung pernikahan. Mereka berjalan di karpet merah layaknya dua bidadari. Tatapan penuh kagum dari tamu undangan lain, tak membuat mereka risih.

Yah, walaupun dandan mereka terlalu heboh. Bahkan mengalahkan sang empunya hajat. Jalan mereka sangat anggun, sampai mereka menatap sederet makanan yang menggugah selera.

"Hmmm,"

"Git, shhtttt.." ujar gadis yang memakai long dress tanpa lengan sambil mendekatkan telunjuk di bibirnya. "Suara kamu kegedean tahu!"

Gadis yang dipanggil 'Git' hanya tersenyum. "Nihh," ujar gadis tersebut sambil memberikan sebuah amplop "Mamih, yang kasih." Lanjutnya setengah berbisik.

"Yuk, kita kasih salam sama dua mempelai." Katanya tak lupa mengambil amplop dari temannya.

"Makan dulu aja, yuk!" Seru Git sambil menarik turunkan alisnya. " Aku biasanya gitu."

"Gak sopan tahu, Regita."

Dia Regita, hanya cemberut sambil memandangi kepergian temannya. Saat tahu Regita tak di sampingnya, Mamih panggilan Regita untuknya membalikan badan.

"Ayo!" Ajaknya tanpa suara.

Baby, I'm dancing in the dark with you between my arms 🎵

Barefoot on the grass, listening to our favorite song 🎵

When you said you looked a mess, I whispered underneath my breath 🎵

But you heard it, darling, you look perfect tonight 🎵

Lagu berjudul Perfect dari Ed Sheeran tidak lagi diperdengarkan. Tapi Regita terus menyanyikan lagu tersebut sepanjang antrian untuk bertemu sang pengantin.

"Git, nama pasutri-nya Cindi sama Rama," bisik Mamih dibelakang Regita.

"Cindi?" tanyanya sambil melirik kebelakang. "Yang laki atau cewe?"

"Ceweklah!" Mamih mencubit pinggang Regita gemas. Regita meringis, sambil mengacungkan jempolnya.

"Tuh! Maju.."

Regita menaiki pelaminan disusul Mamih. Saat Regita berada didepan kedua mempelai, dia tersenyum ramah.

"Selamat yah kak," ujar Regita sambil menyalami keduanya.

"Selamat Rama," Mamih menyalami mempelai laki laki di susul mempelai wanita. "Selamat, Cin"

Kedua mempelai tersebut kebingungan dengan panggilan yang dipanggil oleh Mamih. Melihat keadaan tersebut, Regita membuka suara untuk memecah keheningan.

"Long last yah, kak!"

"Semoga 'samawa', "

"Sakinah mawadah warahmah!" Jelas Regita.

Kedua mempelai tersenyum. "Makasih," ujar Cindi.

Regita turun terlebih dahulu. Sekarang matanya berbinar binar, saat dia menemukan stand bakso yang tak jauh dari tempatnya.

Mamih menyusul Regita yang sudah berada di stand bakso. Dia menepuk pundak Regita. "Reaksi mereka kok gitu?"

"B aja tuh.."

"Mereka tuh kaya bingung, heran, saat aku bicara!"

Regita mengangkat bahunya, lalu membalik badan kearah stand bakso.

"Atau penampilan aku norak, yah?" Mamih membalikan badan Regita agar menatap dirinya. Lalu dia memegang kedua pipi Regita sambil menatap matanya. "Norak gak?"

Regita melihat sahabatnya itu dari ujung kaki sampai kepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Regita melihat sahabatnya itu dari ujung kaki sampai kepala. Long dress berwarna maroon, heels dan tas senada dengan baju, makeup yang berani tapi terlihat seksi terlebih dengan lipcream merah menyala.

Regita juga kembali melihat pelaminan. Lebih tepatnya melihat kearah pengantin wanita. Gaun pengantin berwarna putih polos, dan make up yang natural.

 Gaun pengantin berwarna putih polos, dan make up yang natural

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"So?"

"Cantik.."

"Terus?"

"Cantikan kamu daripada pengantinnya!" Regita kembali memutarkan badan, lalu mengambil dua buah mangkok baso, dan mengucapkan terimakasih.

"Mang! Lihat deh teman saya!"

Mamih mngeryit heran saat Regita berucap. Penjaga stand bakso itu tersenyum.

"Cantik, gak?"

"Cantik!" Jawabnya dengan tegas.

"Karena mas udah muji teman saya, boleh enggak nambah porsi lagi."

Mamih mengepung pundak Regita, tanda tak setuju. Sedangkan Mang penjaga stand, mengangguk setuju.

Regita senang, lantas memberikan dua mangkok tersebut kepada Mamih. Regita mengambil plastik bening di dalam tas selempangnya.

"Dibungkus yah, mang!"

TBC

Non InvitatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang