Sesuai janjiku pada Ryuu bahwa aku akan membantunya mencari tahu apa apa tentang seorang anak dari kelas sebelah bernama Aiko.
Hari ini biasa kusebut hari tanggung karena berada diantara hari libur. Percayalah kalau sekolah di hari tanggung itu sangat malas sekali.
Saat aku datang di sekolah aku segera menaruh tasku dan kemudian diam diluar kelas untuk kemudian mencari anak bernama Aiko. Karena kata Ryuu dia anak kelas sebelah maka tidak menutup kemungkinan untuk dia lewat ke depan kelas.
"Dia tidak memberitahuku seperti apa ciri cirinya" gumamku
Satu persatu anak yang lewat kulihat badge namanya. Tidak ada satupun yang bernama Aiko.
Kemudian Ryuu datang."Untuk apa kamu berdiri disini pagi pagi" ujarnya
"Hei, aku mencari anak bernama Aiko yang kamu maksud" bisikku
"Oh haha" dia tertawa begitu terbahak bahak
"Ada yang salah?"
"Percuma kau berdiri disini sampai sore sekalipun. Dia lewat sayap kanan."
Yang dia maksud sayap kanan adalah tangga bagian kanan begitu masuk gerbang. Sedangkan aku selalu menggunakan sayap kiri untuk sampai dikelas.
Untuk ke sekian kali, aku kesal dengan Ryuu. Akhirnya aku masuk kedalam kelas dan memilih untuk memainkan HP dan mendengarkan musik.
Ryuu mengejarku
"Hei hei! Sudahlah, lagipula ini hanya tugas tidak penting"
Aku menatap Ryuu dan kemudian mencubit kesal tangannya. Seperti biasa dia meringis kesakitan. Aku tertawa senang melihat Ryuu yang kesakitan.
Bel masuk berbunyi, hari ini kami sudah lepas MOS sehingga kami benar benar sudah diterima menjadi siswa di sekolah ini. Pakaian kami sudah tidak seperti orang gila. Dan kami sudah resmi menjadi adik kecil menggemaskan untuk siswa tingkat 2.
Tidak ada lagi senior pembimbing yang masuk ke kelas kami. Yang ada hanya bising siswa tanpa guru atau pengawas. Aku berpikir gurunya akan datang sebentar lagi.
Benar dugaanku,
Seorang perempuan membawa buku tebal dan kertas yang kuyakini berisi nama nama siswa disini.
"Ya baik, selamat pagi anak anak. Hari ini tidak ada kegiatan belajar mengajar, ibu adalah wali kelas ini selama kelasnya belum dipecah sesuai jurusan. Nama ibu Niki dan disini ibu mengajar ekonomi, ibu akan mengajar kalian jurusan Sosial dan Sains."
Kemudian ia mengabsen satu persatu murid dikelas ini. Dan namaku berada di awal setelah nama Ayumi.
Aku mulai membayangkan tes tes yang akan dilewati siswa berawalan A, terutama Aikiko yang menjadi nomor pertama dikelas ini.
...
Aku mulai merasa nyaman dengan atmosfer kelas ini. Mulai betah dan merasa sudah memiliki keluarga baru. Anak anak disini sangat mudah bergaul dan bersosialisasi dengan elemen dan unsur baru.
Andai aku bisa lebih lama dikelas ini. Aku ingin bersama anak anak ini lebih lama.
Kyoko yang sangat lucu dan baik hati , Itsumi yang tinggi dan selalu galau karena pacarnya, Futaro yang suka fotografi seperti Nishita dan masih banyak lagi.
Hari ini foto kemarin sudah jadi. Aku yang akan mengambilnya. Aku tidak sabar untuk menerima foto itu kemudian kutempel di dinding kamarku.
"Eh katanya minggu depan kita ada psikotes ya?" Celetuk Futaro
"Eh? Berarti waktu kita tinggal 2 minggu lagi ya?"
Semua terdiam.
Psikotes adalah tes terakhir yang dilakukan untuk mendapatkan jurusan yang sesuai dengan kemampuan. Kami siap untuk itu hanya saja kami tidak siap untuk berpisah.
Kami tahu, kami masih ada dalam satu atap hanya saja sekat pembatas yang menjadi pembedanya.
...
Pulang sekolah seperti biasa aku akan langsung pulang dengan berjalan kaki. Aku pamit kepada yang lain.
Saat aku menuruni tangga, pemandangan itu entah mengapa begitu membuat mataku panas.
Apa itu yang namanya Aiko?
Dari wajahnya bisa kutebak dia bukan orang baik. Astaga Azumi! Tapi memang itu faktanya. Ada sesuatu yang gadis itu sembunyikan.
Aku melangkah pergi meninggalkan Ryuu dan gadis itu.
"Hei!" Itu Satoru
Aku memperbesar langkahku
"Hei hei! Kamu mau pulang? Ada apa? Kenapa kamu begitu marah padaku?"
Seharusnya aku yang bilang itu bodoh
Aku tak menghiraukan Satoru. Jika ia datang hanya untuk membuat aku terkesan orang paling bersalah, untuk apa. Jika ia datang hanya untuk membuatku semakin merasa bersedih, itu salah karena aku sudah tidak peduli padanya.
Satoru masih terpaku menatap punggungku yang kian menjauh.
Bukannya aku bersikap arogan pada Satoru. Hanya saja aku tidak mau terjerumus lagi kedalam kesalahan yang sama. Dimana kemarin aku begitu mudah memberi hati pada Satoru yang akhirnya begitu mudah juga meninggalkanku.
Namun, soal Ryuu berputar terus di kepalaku. Padahal aku sudah tidak ingin memikirkan hal itu. Tapi bayangan Ryuu yang bersama dengan gadis tadi terus menerus membayangi kepalaku yang membuatku jadi lebih emosional.
...
"Aku pulang"
Ibu dan Ayah ternyata belum pulang. Ya baiklah aku sudah biasa untuk menghadapi situasi ini.
Kulempar tasku ke kasur kemudian menelungkupkan wajahku dan berteriak keras keras dikasur.
"Mengapa kamu begitu bodoh Azumi!!! Bodoh bodoh bodoh!!"
"Mengapa kamu harus kesal melihat Ryuu yang berdua didepan koridor dengan gadis itu?? Memangnya siapa Ryuu untukmu?? Ayolah Azumi jangan bodoh!!"
Aku memaki diriku sendiri tanpa ada yang mendengarnya selain aku. Tanpa kusadari pipiku telah basah dan kemudian aku tertidur.
...
Untuk apa aku membuang berlian berharga dari mataku hanya untuk dia yang selalu menyakitiku
Untuk apa aku berbaik hati membantunya kalau akhirnya aku yang merasa terjerat dalam kesalahan besat
Untuk apa aku mengenal Satoru
Untuk apa aku mengenal Ryuu
Untuk apa ada mereka??Aku harap hanya hari ini aku begitu kacau
Tak layak dipandang apalagi dikasihani
Cukup menyebalkan untuk jadi seseorangTuhan.. bagaimana ini
Berikan aku harapan untuk bisa kembali seperti semula
Aku yang bahagia, aku yang tertawa lepas
Jangan biarkan aku membusuk dalam keterpurukan yang hari ke hari akan menggerogoti jiwaku dan membuatku matiBerikan aku cinta darimu dalam bentuk kasihmu
Bukan manusiaKumohon Tuhan..
________
Ryuu nyebelim ya?? Iya memang!!! Ryuu nyebelin bgt!! Bisanya nyakitin. Hiyahiya:v
Gimana nih? Baper ga ? WkwkJangan lupa vomment yaa
Enjoy reading bby❣
KAMU SEDANG MEMBACA
Human Pancake [TAMAT]
RomantikRyuu selalu bersikap kasar pada Azumi. Ia selalu menganggap bahwa apapun keadaannya Azumi adalah yang tertindas, Azumi harus selalu bersalah untuk Ryuu. Bagi Ryuu, Azumi adalah manusia paling ceroboh di dunia. Namun Azumi selalu membalasnya dengan k...