Sejak kejadian kemarin entah mengapa aku merasa malu untuk bertemu Hiro dikelas. Jangankan untuk bertemu, menatap matanya pun nyaliku masih ciut. Entah mengapa.
Tadinya ingin sekali kuceritakan masalah ini pada Ryuu tapi kurasa ini bukan waktu yang tepat dan lagi Ryuu yang kini sama sekali jarang meresponku. Aku sangat yakin bahwa Ryuu tidak akan pernah lagi bicara denganku.
Pagi ini aku duduk ditempat dudukku seperti biasa. Bersama teman sebangkuku yang uh, entahlah, kurang nyaman bagiku.
"Hei, Azumi" panggil seseorang
"Iya?" Ujarku
Ternyata itu Hiro
"Aku pikir aku butuh banyak bantuanmu dalam segi belajar. Jadi teman sebangku?" Tanyanya penuh harap
"Hah?"
"Ya maksudku, entahlah, aku butuh banyak bimbingan anak rajin sepertimu untuk menyelesaikan satu semester lagi"
Aku mengernyitkan dahi tanda tak paham. Hiro menatapku kesal dengan dengusannya. Ia kemudian memindahkan tasku tepat ke meja didepan guru dan aku duduk bersamanya. Iyakah itu? Bersama Hiro?
"Mulai hari ini kamu adalah teman sebangkuku. Paham?" Tanyanya dengan jarak muka begitu dekat denganku. Membuat sensasi menegangkan dan mendebarkan bagiku.
Aku mengangguk pelan.
Dengan lembut ia menarik tangan kiriku menuju meja kami yang baru. Ya meja kami , aku dan Hiro untuk 6 bulan kedepan.
....
"Azu, apa yang harus kulakukan dengan soal soal ini?" Tanyanya sambil memegang pensil
"Ya dikerjakan lah"
"Maksudku caranya bagaimana?"
"Sini biar aku yang kerjakan!" Kurebut bukunya itu, ia hanya menatapku dengan tampang cengo
KAMU SEDANG MEMBACA
Human Pancake [TAMAT]
RomanceRyuu selalu bersikap kasar pada Azumi. Ia selalu menganggap bahwa apapun keadaannya Azumi adalah yang tertindas, Azumi harus selalu bersalah untuk Ryuu. Bagi Ryuu, Azumi adalah manusia paling ceroboh di dunia. Namun Azumi selalu membalasnya dengan k...