Siapa dia?

24 6 0
                                    

Hari ini adalah pembagian rapor yang aku, dan teman temanku yang lain sudah tunggu tunggu yang secaa otomatis akan memastikan akankah aku punya adik kelas atau aku akan menjadi adik kelas lagi? Kalau membayangkan itu , rasanya bergidik sendiri tubuhku.

Pagi ini aku memutuskan untuk berdiam diri dikelas sementara orang tuaku sibuk mengambil rapor juga rapat bersama para guru. Didalam kelas bersama teman temanku yang lainnya.

"Hai Azumi" sapa Reika

"Oh hai Rei. Tumben datang pagi. Biasanya kamu ratu terlambat. Haha"

"Ah.. jangan bodoh. Hari ini aku dibawah kendali kakakku"

"Ha?"

"Ya orangtuaku hari ini sibuk bekerja. Raporku hanya bisa diambil  kakak."

Aku mengangguk paham. Reika kemudian mengalihkan pandangannya ke lantai 1.

"Azumi?"

"Heem?"

"Tidakkah kau lihat itu?"

"Siapa?"

Reika menarik kepalaku untuk ada di posisinya. Kemudian menunjuk kearah seorang laki laki dengan seragam urakan, tapi berdasi. Jelas sekolahku tidak memakai dasi dan ia bukan siswa disini.

"Siapa dia?" Ujar Reika

Aku menggeleng.

Kami berdua memperhatikan gerak geriknya. Ah barangkali ia hanya mengantar ibunya mengambil rapor adiknya.

Tapi ia hanya berdua bersama ibunya. Tidak ada siapapun lagi. Arahnya saja bukan menuju ruang rapat tapi menuju ruang BK.

"Alumni?" Tanyaku pada Reika

"Aku tidak tahu bodoh"

Aku memperhatikannya lagi sampai ia benar benar masuk ke ruang BK.

Tunggu..

Ia berhenti dan ia melihatku!

...

Slurrrpp!

"Ah.. jus mangga kantin kita ini memang juara" celoteh Sani"

"Ah.. iya benar"

"Hei kalian tahu tidak? Tadi ada murid baru"

"Murid baru?"

"Heem nampaknya dia pindahan dari sekolah lain"

Aku dan Reika bertatapan sejenak seolah kami berpikir hal yang sama soal itu.

"Apa kau yakin soal itu?"

"Hmm.. yeah, cukup yakin apalagi ia murid baru tampan. Ah jadi ingin sekelas dengannya."

"Omong kosong. Dia hanya murid pindahan karena nakal di sekolah sebelumnya." Reika sarkastik

Aku melerai mereka.

Aku kembali menyeruput jus manggaku yang tinggal sedikit itu perlahan lahan agar dapat kunikmati setiap bulir mangga yang belum halus masuk kedalam tenggorokanku. Begitu menyegarkan.

Tapi aku berhenti ketika ada seseorang yang baru masuk ke area kantin dengan hoodie abu abu miliknya. Ya itu orang tadi!

Kutatapnya lekat lekat, dari atas sampai bawah. Dan ia sekarang menatapku. Aku salah tingkah dibuatnya. Kemudian aku mengalihkan pandanganku dan kembali menyeruput jus manggaku.

Berharap dia tidak..

"Hei"

Aku tidak berani menoleh

"Sst!!" Ujarnya menyolek lenganku

"Apasih?"

"Lho marah. Bukannya tadi kamu menatapku duluan? Ya aku penasaran sekalian saja kutanyakan"

Reika dan Sani hanya melongo menatap kami. Tidak berniat ikut terlibat dalam kasus tatap menatap kami ini. Mereka memilih bungkam.

"Eh ayo ke kelas!!" Ajakku pada Reika dan Sani

Aku buru buru meninggalkan kantin.

"Hei kita belum berkenalan. Ingat?" Teriaknya

Aku enggan menoleh. Hanya ingin cepat pergi.

Sesampainya dikelas, aku baru ingat bahwa sisa jus manggaku masih tertinggal di kantin. Entah mengapa tapi aku orang yang sangat menyayangi makanan.

Ada beberapa alasan aku enggan ke kantin untuk jus manggaku,

Pertama, jarak kelasku ke kantin ya hmm, cukup jauh. Aku akan lelah 2x lipat untuk jus manggaku itu. Tepatnya aku malas.

Kedua, jus manggaku itu tinggal satu garis cup plastik terbawah. Dan jumlah yang sedikit untuk harus kuperjuangkan.

Ketiga, aku bisa membeli jus mangga itu lagi besok. Oh tidak! Besok sekolah libur dan tidak akan ada yang berjualan! Setidaknya aku masih bisa membelinya di tahun ajaran baru.

Keempat, ada orang itu. Orang yang membuatku terlihat konyol didepan Sani dan Reika. Orang yang membuat pipiku memerah tadi sepertinya. Ah! Dia yang baru itu!

...

Reika sudah pulang sejak tadi karena ia akan pergi ke bazaar buku terbesar di kota. Ya dia memang penggila buku sama sepertiku, hanya hari ini uangku lupa terbawa jadi aku memilih hari esok untuk berburu buku.

Sani sedang ke mall berburu make up brand diskonan besar. Dia sangat menyukai make up meski ya aku tak yakin ia bisa memakainya dengan baik.

"Hei kamu"

"Apa"

"Ayo pulang"

"Tumben. Ada maunya ya?"

"Sarkas. Aku hanya ingin mengantarmu pulang"

Iya Ryuu dengan jaket hijau armynya yang kurindukan. Aku naik ke motornya lalu seperti biasa ia menarik tanganku dan memasukkannya ke saku jaketnya. Agar hangat katanya.

"Tapi kita makan dulu ya? Aku yang bayar"

"Baik sekali. Terima kasih ya"

Ryuu melajukan motornya dengan kecepatan lumayan tinggi. Setiap kali menikung dia mengatakan 'tsah!' Seperti anak anak yang main balapan motor.

Dari arah berlawanan sebuah motor hendak menyalip mobil didepannya namun ia mengambil lajur kami. Dan..

BRAKK!!

SREETT!!!

Ryuu terlempar jauh ketika aku dihentikan oleh seorang bapak. Aku histeris dan air mataku sudah tumpah tak karuan.

"RYUU!!!"

###
WOI ITU RYUUNYA KENAPA WOI:(

Kesian bet:( sabar ya Azumi:( yang nabraknya ga kira kira juga:(

Selanjutnya gimana? Di next chapt bakal kebongkar gak ya??:( komen dibawah

Enjoy reading💕

Human Pancake [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang