2 2

1.3K 182 41
                                    

Hah kau. Aku bagi double tu😏pepagi memang kejam sikit sowweyy😚❤️

♡ ♡ ♡

" Kau, kau dengan taehyung sama je! Dua dua menyeksa aku! Dua dua deritakan aku!"

Dua hari gadis itu tak sedarkan diri. Dan harini, dia sedarkan diri. Dengan suaranya menengking Jeon jungkook.

" Lepaskan aku jungkook. Bebaskan aku. Aku manusia. Ini bukan tempat aku. "

" Aku tak akan sesekali lepaskan kau, perempuan. Sebab kau. "

Jari telunjuk jungkook naik menunjal dahi gadis itu.

" Slave aku."

Pangg

Pipi jungkook terasa pijar. Tangan kecil jihyo sudah selamat mendarat di atas pipinya. Serta merta perasaan marah mula bertakhta.

Tangan jungkook mencengkam kuat pergelangan tangan jihyo yang menamparnya tadi.

" Berani kau tampar aku, perempuan murah."

Posisi sudah berubah. Jihyo yang tadinya berdiri di sisi katil sudah jatuh ke atas katil.Jungkook dengan muka bengisnya mula menapak mendekati katil.

Tangan kasar lelaki itu naik menampar pipi jihyo.

Air mata perlahan lahan mulai turun dari tubir matanya.

Sakit, ya. Sakit.

" Aku akan pastikan kau menyesal sebab berani beraninya naik tangan dekat pipi aku."

Tali pinggang yang tadinya di pinggang sudah dibuka. Jungkook menghayun tinggi tali pinggang itu.

" Arghhh!"

" Aku benci bila orang pandai pandai nak naik tangan dengan aku, bodoh! "

Sekali lagi tali pinggang itu dihayun.

" ARGHHHHH! "

Air mata gadis itu mengalir, mengalir dan mengalir.

Hanya tuhan yang tahu apa dia rasa. Hanya dia yang tahu sakitnya macam mana. Jeon jungkook bukanlah manusia. Jeon jungkook itu vampire.

Lebih tepat lagi, ketua kepada semua puak vampire. Kekuatannya tiada tandingan. Kudratnya tiada siapa dapat tandingi.

Tali pinggang yang halus, yang ringan itu, bila dihayun, memang tak terkata lajunya bagaimana. Bila mendarat saja di tubuh jihyo, tak terkata peritnya bagaimana.

Jungkook menapak menaiki katil itu pula. Badan jihyo yang menelentang ke belekang itu dipusing menghadapnya dengan kasar. Tubuhnya sudah menindih tubuh gadis itu.

Rambut jihyo yang berserabut itu dikumpul menggunakan tangan.

" Serabutlah rambut kau ni panjang panjang."

Srett  (ya tuhan teruknya sound effect)

Rambut panjang, rambut cantik beralun itu sudah terpisah kepada dua bahagian. Rambut gadis itu dipotong pendek. Cuma dengan kukunya sahaja.

" Haa baru tak serabut."

' tuhan, ambil nyawa aku. Aku tak sanggup hidup macam ni ya tuhan.'

Jungkook tersenyum sinis mendengarkan kata hati jihyo.

" Aku takkan biarkan kau mati sebelum aku puas seksa kau."

Pantas bibir jungkook mencari bibir jihyo. Bibir mereka mula bertaut kasar. Jungkook menguasai permainan ini. Jihyo dibuat seperti patung.

Tubuh seorang Song Jihyo dibuat seolah olah tiada nilai.

Tiada harga.

" Kau patut bersyukur, sayang. Sebab, kau sorang saja yang pernah rasa tubuh aku. Yang pernah bermain dengan aku. Yang pernah aku sentuh."

" Aku tak pernah bersyukur dan aku tak nak bersyukur untuk semua ni. Kau, sialan. Kau, celaka. Kau, syaitan, jungkook. "

Mendengarkan tutur bicara gadis itu, semakin kasar perilaku jungkook. Amarahnya makin meningkat. Ya, dia sedar dia kejam.

Dia juga ada perasaan kasihan. Tetapi malangnya, perasaan benci dan marah itu melebihi semua jenis perasaan.

" Bunuh aku, jungkook. Mungkin itu akan bahagiakan engkau."

Leher jihyo disedut dalam. Tangannya meramas segala jenis benda yang dia capai.

" Aku akan bunuh kau, tapi secara perlahan, sweetie."

Malam itu seperti malam yang biasa jihyo lalui. Namun malam itu lebih menyakitkan. Malam itu lebih menyeksakan. Malam itu lebih menderitakan.

Jungkook yang dulu sudah menyayanginya, kembali membencinya.

Dia, tak ubah seperti tempat jungkook melampiaskan nafsunya.

Di saat jungkook dahagakan darah segar, dia yang menjadi mangsa. Di saat jungkook tak mampu mengawal marahnya, jihyo menjadi tempat melepaskan amarah.

DOMINANT

L I S A F I C E N T

collaboration with

LalisasBae

[C] DominantWhere stories live. Discover now