B A B 4 || 3 Hari ||

48 11 0
                                    

Altan melepas helm full face saat sudah memarkirkan motor sportnya secara sempurna di area parkiran. Lalu, melihat sekeliling. Melihat motor diparkiran satu per satu.

"Nyariin motor sapa lo?" tanya Abraham yang juga baru saja memarkirkan motor tidak jauh dari motor sport Abraham.

"Pagi, bro" sapa Altan kepada Abraham yang hanya dibalas dengan senyuman.

"Biasa nyari si Tuan Putri," jawab Altan yang membuat Abraham kebingungan.

Altan masuk ke dalam kelas dan melihat bangku Qinara kosong.
"Tumben tuh anak telat," membatin Altan.

Bel masukan berbunyi dan Qinara tak kunjung datang tidak hanya Qinara saja namun Dinda Ayudya, teman satu kelasnya juga tidak hadir.

Lalu Raini meletakkan kertas putih di meja guru saat guru mata pelajaran pertama datang.

"Hari ini Qinara dan Dinda dispen, yah. Kemana mereka berdua? Ikut seminar?" tanya Bu Hani, guru Sosiologi mereka.

"Iya, Bu" jawab Raini yang juga anggota ekskul Bahasa Indonesia.

Mendengar itu Altan memeriksa ponselnya yang ada di laci saat dirasakannya ponselnya bergetar.

Qinara
Gak usah nyariin gue
gue lagi dispen
selama 3 hari
berturut-turut

Altan
Lah baru ngomong
sekarang

Tidak ada balasan lagi dari Qinara yang membuat Altan langsung mematikan ponselnya.
"3 hari, yah" membatin Altan lalu menompang dagunya dengan tangan kanannya dan menatap lurus ke papan tulis.

Jam istirahat, Altan pergi ke kelas XI IPS 4 untuk membantu Abraham membuat design poster acara ulang tahun sekolah.

"Woi, Ab. Lo gada niatan buat ngebalas surat dari Qinara?" tanya Vanya yang sedang makan siang dengan pacarnya, Arya Tri Pangestu.

"Emang lo yakin tuh surat dari Qinara?" tanya balik Abraham yang masih fokus dengan laptopnya.

"Yah, kan gue udah bawain bukunya waktu itu buat cocokin tulisannya" jawab Vanya.

"Iya, iya" ucap Abraham.

"Bahas apaan sih?" tanya Arya "Bahas surat dari Qinara?" tanya Altan "Yoi" jawab Abraham dengan anggukan kepala kecil.

"Tuh anak ga turun hari ini," ucap Altan dan Abraham langsung melihat kearah Altan.

"Seriusan lo?" kaget Abraham.
"Biasa aja kali, Ab. Gue lupa ngasih tau lo,"
Abraham langsung melihat kearah Vanya.

"Emang lo suka sama Qinara?" tanya Altan yang membuat keadaan di sekitarnya langsung hening. Hanya terdengar suara senang Arya yang memenangkan game di ponsel Vanya.

Vanya dan Abraham diam mendengar pertanyaan dari Altan.

"Lah, kok malah diam? Yah, kalo lo suka sama Qinara atau tertarik sama Qinara yah ngomong. Jadi, Qinaranya ga nunggu lama" lanjut Altan.
"Apaan sih, anjir" bingung Arya yang tidak tahu dengan pembicaraan tiga orang yang sekarang bersamanya.

"Gue balik ke kelas dulu, yah. Bentar lagi masukan" ucap Altan dan beranjak dari kursi di samping Abraham.

Abraham melihati Altan yang berjalan keluar dari kelasnya.

Dari Jingga, Untuk FaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang