WARNING!!!
Bab ini mengandung unsur typoo.
Jadi, mohon dimaklumi🙌🙏🙌🙏***
Qinara berjalan menuju kelas dan dia tampak waspada. Sesampainya di depan kelas, Qinara melihat ke dalam kelas untuk memastikan apa Jasmine ada atau tidak dan dia menghela nafas lega karena Jasmine tidak ada di dalam kelas. Sesaat dia hendak melangkahkan kakinya masuk ke dala kelas, seseorang menepuk bahu kanannya dari belakang dan Qinara menengok ke belakang.
"Eh, Jasmine," ucap Qinara sambil tersenyum tipis dan Jasmine melihatinya. "Jelasin,"
"Jelasin apaan?" tanya Qinara dan Jasmine mulai menyipitkan matanya. Qinara sebisa mungkin menghindari tatapan mata Jasmine.
"Qinara Putri Ramadhani, lo kenal sama cowok tadi gimana?" tanya Jasmine dan Qinara mulai cigukan. Lalu dia menutup mulutnya.
"Yah, Qi. Masa lo nggak mau cerita ke teman lo sendiri," ucap Jasmine "Sampe segitu doang pertemanan kita?" tanyanya.
"Namanya Mahardika Nanindra, Nadindra. Pokoknya itu deh, dia anak IPA. Kebetulan aja gue kenal sama dia," ucap Qinara "Kebetulan atau gimana nih?" tanya Jasmine lalu berjalan ke dalam kelas dan Qinara mengikutinya.
"Tapi, tumben banget lo kenal sama anak IPA," ucap Jasmine "Gue juga punya kenalan kali anak IPA," jawab Qinara. "Contohnya aja Zahra,"
"Iya, gue tau. Tapi, kalo yang kali ini kan cowok. Beneran kenalnya cuman kebetulan, gimana kalo takdir?" tanya Jasmine "Apaan sih lo. Geli banget, bahas-bahas takdir" jawab Qinara mendorong bahu kanan Jasmine dan Jasmine terkekeh.
Qinara pun duduk di bangkunya begitu pula dengan Jasmine yang duduk di bangku bagian kiri Qinara. "Terus, tuh rencananya hari ini gue bakalan jalan sama dia,"
"JALAN?! SECEPAT ITU?!" kaget Jasmine "Biasa aja kali, Mine. Jalan doang," jawab Qinara "Ini, yang begini nih," ucap Jasmine menunjuk Qinara. "Kenapa?"
"Jalan, nonton, makan bareng, chatan, terus nongkrong bareng. Kemana-mana bedua, tau-taunya jadian. Dia pacar lo, kan?" tanya Jasmine "Nggak. Ngapain gue pacaran sama dia," jawab Qinara "Awas aja lo yah, pokoknya gue harus jadi orang pertama yang tau lo pacaran sama sapa," ucap Jasmine "Iye," jawab Qinara.
***
Bel pulang sekolah yang sejak tadi sudah ditunggu-tunggu akhirnya berbunyi.
"Sebelum kita pulang marilah kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai." ucap Qinara memimpin doa selaku Ketua Kelas dan semua teman sekelasnya termasuk guru yang mengajar di jam terakhir juga menundukkan kepala.
"Berdoa selesai." ucapnya lalu mereka semua mengangkat kepala mereka.
"Sekian untuk hari ini. Wassalamu'alaikum." ucap Bu Kinara, guru Biologi yang memiliki nama yang hampir sama dengan Qinara.
"Jangan lupa yang tugas piket hari ini." teriak Qinara berjalan menuju meja guru untuk memeriksa siapa saja yang bertugas piket hari ini.
"Qinara." panggil Mahardika dari arah pintu. Merasa namanya terpanggil, Qinara melihat kearah pintu dan melihat Mahardika sudah tersenyum kepadanya.
"Lo ngapain sih ke kelas gue?" tanya Qinara "Nebeng dong sampe warung depan." jawab Mahardika "Ogah! Lo pikir gue tukang ojek lo apa." ucap Qinara.
"Lo nggak balik, Qi?" tanya Altan "Gue jelas pulang lah. Mantau yang piket dulu." jawab Qinara "Yaudah gue duluan." ucap Altan lalu pergi dan melewati Mahardika. Mahardika sempat melirik kearah Altan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Jingga, Untuk Fase
Dla nastolatkówSebuah kisah cinta remaja yang cukup mainstream di masa putih abu-abu. Jingga yang tidak mengerti apapun tentang cinta ataupun perasaannya. Jingga yang terbilang baru dalam hal yang dinamakan "cinta". Dan, tentang Jingga yang harus memilih antara "b...