B A B 9 || Perjuangan ||

32 12 0
                                    

WARNING!!!
Bab ini mengandung unsur typo.
Jadi, mohon dimaafkan🙇🙇

×××

Di depan lobby SMA Nusa Bangsa terpajang sebuah banner dengan foto tiga kandidat Ketua OSIS dan Wakil Ketua OSIS. Salah satu dari kandidat Ketua OSIS adalah Abraham Putra Pratama, Qinara yang melihat foto Abraham terpajang tersenyum tipis lalu berjalan menuju kelasnya.

Di kelas Qinara menyapa beberapa temannya yang ada di depan kelas lalu kemudian duduk di bangkunya.

"Eh, Qi. Si Abraham calonin diri jadi Ketua OSIS?" tanya Leonita. "Iya." jawab Qinara.

"Abraham mah gak cocok jadi Ketua. Gak tegas orangnya," ucap Jihan dan Qinara menganggukkan kepalanya setuju.

"Lagian, kenapa dia calonin diri?" tanya Leonita "Gara-gara jabatannya Wakil Ketua. Jadi, mau gak mau dia ikut calonin diri juga buat jadi Ketua OSIS." jelas Qinara, singkat. Leonita ber-oh-ria saat mendengar penjelasan dari Qinara.

Altan berjalan masuk kelas dan Qinara melihatinya lalu tersenyum. Setelah meletakkan tasnya di kursi, Altan segera menghampiri Qinara.

"Gimana perasaan lo? Udah enakan?" tanya Altan dan Qinara menganggukkan kepalanya. Leonita hanya melihati mereka berdua dan menompang dagu dengan tangan kanannya.

Jam pelajaran pertama dan kedua mereka hanya di berikan tugas. Ada beberapa yang memutuskan untuk tidak mengerjakan tugas dan memilih menyelinap keluar kelas untuk kantin ataupun pergi membolos.

Qinara selesai mengerjakan tugasnya dan dia meregangkan badannya.

"Qi, lo gak ada perasaan apapun gitu ke Altan?" tanya Leonita, Qinara terdiam dan menengok ke belakang.

"Eh? Kenapa lo tiba-tiba nanya?" tanya Qinara. "Gak papa. Habisnya lo bedua kayak orang pacaran." jawab Leonita, mendengar itu Qinara sangat terkejut dan menggelengkan kepalanya.

"Gak, gak. Gue pacaran sama Altan. Lebih jauh lagi levelnya. Lagian tuh cowok mantan playboy, cowok yang paling gue gak suka." ucap Qinara. "Gue dengar lo, Qi. Lo kalo mau gibahin gue suara dikecilin dikit napa." sahut Altan dan Qinara langsung cengegesan mendengarnya.

"Gue gak ada perasaan apapun. Tapi, bukan berarti gue benci. Lagian, Altan sahabat gue sekarang." tambah Qinara.

×××

Qinara melihat Altan yang tampak terburu-buru keluar dari kelas dengan ponsel menempel di telinganya saat bel istirahat sudah berbunyi.

"Qi, koperasi yuk." ajak Jeremy.

Qinara menunggu Jeremy membeli jajanan di koperasi dan melihat Altan kembali dari kantin. "Lo gak makan?" tanyanya.

"Gue masih nungguin Jeremy." jawab Qinara. "Yaudah, gue balik kelas duluan." ucap Altan "Iya." jawab Qinara dan Altan pergi meninggalkannya.

Di kelas, setelah bel masukan berbunyi para murid kelas 11 IPS 3 langsung masuk ke dalam kelas untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya.

Qinara menompang dagunya dengan tangannya dan melihat kearah Altan yang juga menompang dagunya.

"Lo gak ada perasaan apapun ke Altan?" tanya Leonita.

Perkataan itu terus saja tergiang setiap kali Qinara melihat Altan. Qinara menghela nafas.

Qinara sedang berbincang-bincang dengan beberapa temannya di luar kelas. Dan, Abraham lewat.

Dari Jingga, Untuk FaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang