WARNING!!!
BAB INI MENGANDUNG UNSUR HALU DAN SALAH KETIK
JADI, MOHON DIMAKLUMI***
Sudah menjadi sebuah kewajiban bagi para murid sekolah untuk mengikuti upacara hari Senin. Begitu pula dengan para murid SMA Nusa Bangsa yang akan melaksanakan upacara bendera setiap minggu pertama dan ketiga.
Para anggota Paskibra terlihat sedang bersiap-siap di loby sekolah saat Qinara baru datang pagi itu dan baginya akhir-akhir ini cukup tenang karena dia tidak bertemu dengan Mahardika sejak Jum'at lalu. Dia berjalan menuju kelasnya dan mengucapkan salam sebelum masuk ke dalam kelas.
Leonita tersenyum melihatnya dan Qinara mengerutkan dahinya lalu duduk di bangkunya. Rutinitas seorang Qinara setelah sampai di dalam kelas adalah mengeluarkan buku-bukunya untuk di simpan dalam laci dan saat dia hendak memasukkan buku-bukunya dalam laci ada sesuatu dalam lacinya. Dia pun melihat ke dalam lacinya dan langsung beranjak dari bangkunya.
Gedung kelas IPA yang terpisah dari bagunan inti sekolah adalah tempat yang jarang di kunjungi Qinara tapi tidak untuk kali ini. Dia berjalan sambil membawa kantong plastik bening menuju kelas 12 IPA 2, yaitu kelas Mahardika.
Qinara mengintip ke dalam kelas tersebut namun tidak melihat Mahardika sama sekali.
"Cari sapa lo?" tanya seseorang dari belakangnya "Ma-" Qinara langsung menengok ke belakang saat mengenali suara orang tersebut dan benar saja, orang itu adalah Mahardika yang ia cari.
"Lo yang bawa?" tanya Qinara mengangkat kantong plastik berisi martabak telur dan Mahardika tersenyum saat melihat kantong plastik tersebut.
"Malah senyam-senyum," kesal Qinara "Galak amat, Qi" ucap Mahardika "Iye, gue yang bawa. Habisnya lahap banget lo makannya," lanjutnya.
"Lain kali jangan bawa lagi," ujar Qinara "Kenapa?" tanya Mahardika "Karena gue ga minta, udah gue balik kelas," jawab Qinara "Eh, bentar, bentar. Gitu doang?" tanya Mahardika yang menghentikan Qinara sambil memegang lengan kanan Qinara.
Qinara melihati Mahardika lalu kearah tangan Mahardika yang memegang lengannya. Cowok jangkung itu langsung tahu apa maksud Qinara dan melepaskan pegangannya.
"Dasi lo mana?" tanya Qinara "Tas," jawab Mahardika "Topi?" tanya Qinara "Ta-Qinara, gemes deh kalo lo perhatian gini sama gue," canda Mahardika dan Qinara langsung menyikut perut Mahardika
"Jijik lo," Qinara pun pergi dan Mahardika melihatinya. Harry dan Wiranto yang memperhatikan mereka berdua sejak tadi pun menghampiri Mahardika.
"Jadian lo sama Qinara?" tanya Harry lalu Mahardika menggelengkan kepalanya. "Terus?"
"Terus tuh belok kanan, ketemu tempat sampah belok kiri," jawab Mahardika bercanda. Kedua temannya itu melihati Mahardika yang tertawa sendiri dan Mahardika diam.
"Kalian pikir gue bakalan jadian sama Qinara? Nggaklah, nggak segampang itu sobat-sobatku," ucap Mahardika lalu merangkul bahu kedua temannya dan berjalan masuk ke dalam sekolah.
Mahardika menunggu kedua temannya yang sedang sibuk membantu anggota Paskibra yang merupakan junior mereka. Lalu dia melihat Waka Kesiswaan sekolah mengambil mikrofon dan menyuruh semua murid agar segera berbaris di lapangan terutama murid kelas 12 IPS.
Mahardika pun pergi ke lapangan dan dia bisa melihat murid-murid kelas 12 IPS yang berjalan keluar dari kelas mereka. Kemudian, matanya tertuju pada Abraham dan juga Altan lalu kemudian dia melihat Qinara bersama dengan temannya. Qinara pun menyadari tatapan dari Mahardika dan dia melihat ke sekeliling lalu melihat kembali ke arah Mahardika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Jingga, Untuk Fase
Ficção AdolescenteSebuah kisah cinta remaja yang cukup mainstream di masa putih abu-abu. Jingga yang tidak mengerti apapun tentang cinta ataupun perasaannya. Jingga yang terbilang baru dalam hal yang dinamakan "cinta". Dan, tentang Jingga yang harus memilih antara "b...