B A B 7 || Penolakan ||

39 10 1
                                    

WARNING!!!
Bab ini mengandung unsur typo
Jadi, mohon dimaafkan🙇🙇🙇

×××

Qinara menompang dagunya sambil melihat keluar kelas. Tak lama kemudian, seseorang yang sejak tadi dia tunggu pun lewat.

Orang itu adalah Abraham Putra Pratama. Abraham melihat ke dalam kelas 11 IPS 3 dan melihat Qinara yang tersenyum kepadanya secara sekilas.

Abraham pun membalas senyuman Qinara.

"Ih, Nin. Lo liat gak barusan? Abraham balas senyuman gue." senang Qinara sambil memukul pelan lengan Nindya yang duduk di sampingnya.

"Suka banget lo sama Abraham. Apa sih yang lo suka dari dia?" tanya Nindya, penasaran.

Qinara berpikir cukup lama sampai akhirnya Jasmine yang mendengar pertanyaan Nindya menjawabnya. "Tinggi sama cogan." jawab Jasmine.

"Terus tuh, Abraham keliatannya ramah banget. Suka senyum. Gue suka." tambah Qinara.

Nindya ber-oh-ria. "Tapi, kalo dipikir-pikir. Gue sama Abraham gak cocok banget, yah. Levelnya beda gitu." ucap Qinara.

Kedua temannya hanya melihati Qinara. "Hanya karena Abraham salah satu cowok paling populer di sekolah. Bukan berarti lo bakalan nyerah gitu aja kan?" tanya Leonita.

"Leo." ucap Qinara lalu Leonita tersenyum. "Lagian, Qinara juga cantik kok. Baik pula. Walaupun kadang ngeselin sama gak mau diam." kekeh Leonita.

Jam istirahat.
Abraham berjalan masuk kelas 11 IPS 3 bersama dengan Arya. Saat Qinara melihat Abraham berjalan masuk kelas, Qinara hanya bisa diam melihati Abraham. Arya berjalan menghampiri Vanya sedangkan Abraham menghampiri Qinara.

Abraham duduk di bangku yang ada di hadapan Qinara yang masih tercengang melihat dirinya. "Lo bawa bekal lagi hari ini?" tanyanya.

"Iya." jawab Qinara.

Qinara setiap hari membawa bekal dari rumah dengan alasan untuk menghemat uang saku dan agar tidak antri panjang di kantin sekolah.

"Woi, Ab. Lo mau ikut ke kantin apa kaga? Apelin Qinara mulu lu." panggil Arya yang membuat Qinara sedikit menunduk malu.

"Qi, lo mau ikut ke kantin bareng gue gak?" tanya Abraham, mendengar ajakan itu Qinara melihat kearahnya. Bahkan, Altan yang mendengarnya pun melihat kearah Abraham.

"G-Gak usah. Gue makan di kelas aja." jawab Qinara. "Oke. Kalo gitu, gue pergi dulu." ucap Abraham lalu menepuk pelan puncak kepala Qinara dan pergi bersama Arya dan Vanya ke kantin sekolah.

"Kenapa ajakannya ditolak?" tanya Nindya yang duduk di sampingnya. Qinara melihat kearah Nindya.

"Nindya." ucap Qinara langsung memeluk badan Nindya yang sedang makan. "Qi, gue lagi makan nih. Ntar lo ketumpuhan." jawab Nindya.

Qinara melepas pelukannya dan melanjutkan makannya.

×××

Qinara tampak tidak semangat dan meletakkan kepalanya diatas meja. Lalu seseorang duduk di bangku kosong yang ada di hadapannya dan meletakkan susu strawberry tepat di depan wajahnya.

Dari Jingga, Untuk FaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang