WARNING!!!
Bab ini mengandung unsur typo
Jadi, mohon dimaafkan🙏🙇🙏🙇×××
Mulut Qinara tampak komat-kamit membaca buku sebelum ujian hari pertama dimulai dan kebetulan ruang ujian Qinara tepat bersebelahan dengan ruang ujian Abraham.
"Qi, lo lagi baca matra apaan? Mulut lo daritadi komat-kamit." tegur Jihan yang baru saja datang.
"Gue bingung mau belajar apaan. Jadi, gue hapalin semua materi dari Bu Nisa." jawab Qinara.
Jihan pun ber-oh-ria. "Tapi, orang pinter mah beda. Santai aja kali, Qi."
Jihan berjalan menuju bangkunya lalu Qinara meletakkan kepalanya diatas meja dan menghela nafas.
Sebenarnya, Qinara bukanlah murid yang super pintar atau genius. Tapi, Qinara dicap sebagai anak yang rajin dan aktif di kelas saat kelas 10.
Ujian hari pertama selesai dan Qinara menghela nafas panjang.
"Lo baik-baik aja?" tanya seorang lelaki tinggi yang kebetulan memarkirkan motor sport hijau di samping motor Qinara.
"Noah." ucap Qinara saat melihat lelaki tinggi tersebut.
"Dimana penjagamu?" tanya Noah, memasang helm full-facenya.
"Penjaga? Maksud lo?" bingung Qinara "Altan. Sapa lagi yang bakalan ikutin lo kesana kemari kecuali tuh orang?" jawab Noah, terkekeh.
Qinara langsung memukul lengan kanan Noah. "Altan tuh temen gue kali. Bukan penjaga gue."
"Iya, iya. Gue cabuy duluan, yah." ucap Noah "Iya." jawab Qinara dan Noah menyalakan mesin motor sportnya lalu pergi meninggalkan Qinara di area parkir.
Qinara melihat ke sekeliling. "Iya, yah. Si Altan kemana?"
Cewek berkacamata tersebut memutuskan untuk pulang duluan dan sebelum dia pulang, ia mengirim pesan kepada Altan.
Qinara
Gue pulang duluan.Altan hanya membaca pesan masuk dari Qinara dan ternyata dia berdiri di dekat pintu keluar menuju area parkiran sekolah.
×××
Altan baru saja datang dan sedikit terkejut saat melihat Qinara belajar bersama dengan Abraham. Matanya tidak bisa lepas dari dua orang tersebut.
"Matanya biasa aja kali liatnya." tegur Leonita dan Altan melihat kearah Leonita.
"Gue nggak liatin mereka kok." jawabnya langsung duduk di bangkunya tapi tetap saja tatapan matanya tidak. lepas dari Qinara dan Abraham.
Jam istirahat, Qinara keluar dari ruangannya dan pergi ke ruangan Abraham. Namun, dia terdiam saat melihat Abraham sedang berbincang dengan Dina. Ada sebuah senyuman tipis di wajah Abraham dan saat Qinara membalikkan badannya hendak kembali ke kelas, Qinara tidak sengaja menabrak seorang lelaki yang tidak lain, Noah.
"Lo nggak papa, Qi?" tanya Noah, Qinara menganggukkan kepalanya tanpa sedikit pun melihat kearah Noah dan lari masuk ke dalam ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Jingga, Untuk Fase
Novela JuvenilSebuah kisah cinta remaja yang cukup mainstream di masa putih abu-abu. Jingga yang tidak mengerti apapun tentang cinta ataupun perasaannya. Jingga yang terbilang baru dalam hal yang dinamakan "cinta". Dan, tentang Jingga yang harus memilih antara "b...