🎨09

3.1K 398 226
                                    

"aku tidak mau tau, kau kan juga sudah menandatangani kontrak nya." Ucap Jieun tidak mau di ganggu gugat.

Bibir Jiyeon sedikit terbuka dengan alis menukik tajam, "kapan aku menandatanganinya?!"

"Kemarin."

Jiyeon merogoh ponsel di kantong celana miliknya dan menekan angka 2 di sana. Panggilan cepat untuk Seojoon.

"Ah! kenapa kau mengangkatnya." Desahan wanita langsung menyambangi rungu Jiyeon ketika panggilannya terhubung pada manajernya.

Jiyeon menjepit pelan pangkal hidungnya dengan ibu jari dan telunjuknya. Gadis itu bukanlah seorang anak kecil yang tidak mengerti apa yang tengah di kerjakan oleh sepupu biadab nya ini.

"Ada masalah apa?!" Ketus Seojoon di seberang sana.

"Kenapa kau tidak bertanya dulu pada ku mengenai kontrak dengan Jieun?!" Balas Jiyeon tak kalah kesal.

Terdengar lagi, suara desahan tertahan dan ribut-ribut kecil menandakan mereka tidak akan menghentikan kegiatan mereka untuk sementara waktu.

"Tanyakan sendiri pada direktur Lee. Dia yang mengatur dan menandatangani schedule mu sekarang! Dan satu lagi, jangan ganggu aku! Pergi main yang jauh sana!"

Panggilan itu di matikan sepihak oleh Seojoon yang tidak bisa menunggu sedetik lebih lama lagi.

Mengabaikan Jiyeon yang tengah meradang lantaran kontrak kerja kini sepenuhnya di atur langsung oleh direktur yang tidak lain adalah calon kakak iparnya sendiri.

Tunangan kakak nya itu benar-benar masuk dan menyusun ulang kembali schedule Jiyeon. Gadis itu tidak habis pikir dirinya di kelilingi oleh pria menyebalkan dengan otoritas tak terbatas. Meski Sehun sebuah pengecualian.

"Taehyung juga sudah menandatanganinya." Cetus Jieun menambah kekesalan Jiyeon.

"Itu karena kau yang membujuknya langsung." Jawab Jiyeon sinis. "Semua pria sama saja."

"Ah, pokoknya kau harus datang ke alamat yang ku kirim nanti jam 9 pagi oke." Wanita mungil itu berdiri dan dengan sigap mengecup singkat pipi Jiyeon tanpa peduli Jiyeon berusaha menghindari nya. "Menggemaskan sekali melihat mu seperti ini." Kekehnya beranjak pergi setelah pamit ingin kembali ke studio musik.

Jiyeon menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya kasar. Hari ini cukup membuatnya stres dan kilasan ciuman gila yang di lakukan nya dengan Taehyung tadi tanpa permisi terus menghantui benaknya.

***

Mau tidak mau pun Jiyeon terpaksa menyanggupi untuk mendatangi tempat pembuatan MV yang alamatnya semalam di kirim oleh Jieun.

Rasa kesalnya semakin memuncak kala presensi Hwayoung dan Donggun menyambangi Indra penglihatan ketika ia baru saja memasuki ruangan.

"Jalan terus Ji, jangan biarkan mereka mempengaruhi suasana hatimu sekarang." Tutur Seojoon yang menggiring Jiyeon terus berjalan tanpa niat menyapa Hwayoung dan mantan kekasihnya yang tidak pernah di akui fans dan teman-teman dekat Jiyeon sebagai kekasih Jiyeon dulunya.

Jiyeon pun menuruti, berjalan santai melewati dua manusia yang menempel begitu mesra itu. Menghampiri sutradara yang tengah berbicara dengan Taehyung.

Jieun tentu saja tidak hadir di sini, wanita itu syuting di tempat yang berbeda. Dan menyerahkan sepenuhnya pada sutradara dan staf yang turut serta dalam pembuatan MV nya.

"Sekarang ganti baju kalian dulu, setelah itu kembali kesini." Titah sutradara yang terkenal dengan ketegasan dan tempramen nya yang buruk. Tetapi tidak bisa di tampik jika pria paruh baya yang masih terlihat muda itu masuk ke dalam salah satu sutradara terbaik yang di miliki Korea Selatan saat ini.

scandal ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang