Konferensi pers yang digelar oleh pihak Taehyung tengah berlangsung dan hanya dalam bentuk konfirmasi, jadi tidak akan dapat sesi tanya-jawab dalam perscon kali ini. Hanya direktur dan juru bicara yang bersuara sedari tadi, dan Taehyung yang duduk di sebelah manajer-nya hanya diam dengan pemikiran kacaunya. Berbanding terbalik dengan penampilan tenang yang diperlihatkannya.
"Jadi ... kami meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kekacauan yang terjadi. Tidak ada maksud untuk—"
"Aku akan menjelaskan yang sebenarnya." Suara berat Taehyung mampu menelan kalimat sang direktur yang belum rampung. Pria itu berdiri dan raut wajah terlihat yakin dengan apa yang akan diutarakan oleh mulutnya. "Awalnya ini hanya sebuah kontrak yang terpaksa aku dan Jiyeon tanda tangani karena kesepakatan dua agency dalam menyelesaikan masalah. Situasi sangat rumit saat itu dan kalimat sanggahan tidak akan menghentikan skandal yang melebar. Maka, kami sepakat berada dalam kontrak agar skandal yang terlanjur naik dapat mereda. Tidak ada paksaan keras dan kami menandatangi kerja sama dalam keadaan sadar."
Frasa yang dikeluarkan Taehyung membuat semua orang bertanya-tanya, juga sang direktur dan manajer yang mencoba meminta pria muda itu kembali duduk dan menutup mulut agar tidak memancing kekacauan. Namun Taehyung enggan menuruti. Tidak mengindahkan direktur dan manajer-nya tersebut.
"Namun ... seiringnya waktu yang kami habiskan bersama, perasaan murni itu muncul. Tidak lagi bertemu dengan keharusan atas nama kerja sama, perasaan ingin sering bertemu dan memiliki dalam artian sebenarnya. Aku benar-benar minta maaf telah membuat kekacauan seperti ini. Tapi apa yang aku sampaikan ... itu murni dari hatiku sendiri. Dan aku ingin Jiyeon kembali."
Di tempat lain, Jiyeon menutup mulut dengan telapak tangannya. Ia menyaksikan siaran langsung konferensi pers Taehyung dari MacBook dipangkuannya. Apa yang Taehyung utarakan jelas akan memancing kekacauan yang lebih gila lagi. Dan tentu saja mereka semua hanya menanti konfirmasi dari Jiyeon; pihak yang menjadi kunci untuk scandal gila ini. Baik Sehun dan Taehyung ternyata tidak ingin mundur, juga agency mereka yang tidak bisa menyanggah kalimat yang keluar dari anak asuh mereka.
Jiyeon menutup MacBook-nya dan mengurut pelipisnya. Pening seringkali menghantamnya akhir-akhir ini. Ia tidak ingin ada yang tersakiti, jika pun harus ada, itu harus dirinya sendiri. Jiyeon tidak bisa bernafas lega jika ada yang terluka karenanya.
Ketukan pada pintu kamarnya membuat gadis itu membuka mata setelah terpejam demi melerai pening yang menyiksa.
"Ji? Kau tidur?"
"Tidak, Oppa. Tunggu sebentar," sahutnya beranjak dari ranjang membuka pintu kamar.
"Kupikir, biar aku saja yang menghadiri perscon bersama Jihyun. Kau lebih baik istirahat saja di sini."
"Mereka tidak akan puas kalau belum mendengarnya langsung dariku," lirih Jiyeon menekuk wajahnya.
"Kau pasti sangat lelah akhir-akhir ini, kurasa kesehatanmu lebih penting untuk saat ini, Ji." Tentu saja Minho khawatir dengan kesehatan mental calon adik ipar-nya. Dilihat dari sudut manapun, yang paling terkena dampak negatifnya adalah Jiyeon. Akan ada pihak-pihak tertentu yang dengan senang hati membuat mental Jiyeon terusik.
"Tidak apa, Oppa. Aku akan melakukannya."
"Kau yakin?"
Dan anggukan Jiyeon menyelesaikan konversasi mereka. Berharap skandal ini akan selesai agar tidak semakin membuat cabang dan melahirkan masalah yang lebih rumit lagi.
••
Jiyeon memejam setelah gendang telinganya disuguhi umpatan secara terang-terangan dari beberapa wartawan yang menghadiri konferensi pers. Minho pun sama, tidak membuka sesi tanya-jawab dan hanya melakukan konfirmasi langsung. Menjelaskan yang sebenarnya, Karena mereka tidak bisa membantah klarifikasi dari Taehyung dua jam yang lalu. Dan seperti yang Jiyeon duga, raut wajah jijik dan tidak suka akan dihadapinya sekarang. Puluhan wartawan yang berada di hadapannya sekarang terlihat bernafsu ingin menjatuhkan Jiyeon sampai ke dasar agar gadis itu tidak bisa bangkit lagi.