Sambutan hangat Jiyeon terima kala sampai di rumah orang tua Taehyung di Daegu. Memakan waktu berjam-jam dengan Taehyung yang mengendarai mobil pribadi sembari bercengkrama dan menganggu Jiyeon yang tertidur selama perjalanan perjalanan. Jiyeon baru tahu Taehyung lebih usil dari kelihatannya.
Dan gadis itu tidak menyangka jika ibu Taehyung terlihat antusias menyambutnya begitu mobil Taehyung memasuki halaman rumah. Memeluk Jiyeon dan memasang wajah tidak peduli dengan sindiran Taehyung mengenai ibunya yang sudah tidak menginginkan seorang putra lagi.
"Hampir saja aku menyusul Taehyung ke Seoul untuk menemuimu," ucap Taehee yang seketika membuat Jiyeon tersedak.
"Aku tidak bisa membawa Jiyeon begitu saja, Ibu," sela Taehyung yang mengikuti mereka berjalan dari belakang.
"Pasti melelahkan sekali, ya? perjalanan dari Seoul ke sini?" tanya Taehee pada Jiyeon yang tersenyum sembari menggeleng dua kali.
"Perjalanannya menyenangkan, Bibi."
"Panggil aku ibu. Sama seperti Taehyung," pungkas Taehee cepat. Sementara Taehyung hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Seperti yang telah ia duga, ibunya akan berlaku seperti ini ketika Taehyung berhasil membawa Jiyeon kehadapan wanita itu.
"Sini! Aku sudah memasak banyak makanan untuk kalian berdua. Pasti laparkan?" Tidak henti-hentinya Taehee memberikan service terbaik menyambut gadis yang sudah ia klaim sebagai menantunya. Setelah sekian lama ia berharap Taehyung akan mempunyai seorang kekasih, akhirnya baru kali ini harapan itu terkabul dan bonusnya gadis cantik yang tidak asing lagi bagi netra Taehee karena sering kali melihat presensi Jiyeon di layar televisi.
Tuan Kim yang sedari tadi diam, membiarkan istrinya histeris sendiri, kini mulai mengeluarkan suara setelah mereka berempat duduk di meja makan yang dipenuhi berbagai macam hidangan.
"Pasti sangat sulit, ya? menghadapi fans Taehyung?" tanya ayah Taehyung menatap Jiyeon ramah.
Jiyeon membalas dengan senyum memaklumi. "Itu karena Taehyung terlalu dicintai penggemarnya."
"Fans dengan rasa memiliki yang begitu tinggi," sela Taehee menyiapkan segelas air untuk Jiyeon dan Taehyung.
Beruntung, Jiyeon tidak terlalu memperdulikan berbagai ujaran kebencian melalui kolom komentar di sosial medianya, atau kiriman barang-barang aneh di pintu apartemennya. Ia hanya membuang tanpa membukanya terlebih dahulu. Pengalaman mengajarkannya banyak hal.
"Makanlah, masakan ibuku yang paling lezat sedunia." Taehyung meletakan satu potong daging di atas nasi yang sudah disendok Jiyeon.
Gadis itu tersenyum menatap Taehyung yang memperlihatkan deretan giginya yang rapi. Sementara Taehee yang menyaksikan interaksi kedua pasangan kekasih itu hanya senyum-senyum sendiri.
Mereka makan dengan suasana yang hangat. Terbangun begitu saja meski eksistensi lain baru saja bergabung. Tidak ada rasa canggung, semua mengalir begitu saja, hingga tidak terasa satu jam penuh mereka habiskan di meja makan.
Perdebatan kecil terjadi kala Jiyeon yang bersikeras untuk membantu Taehee mencuci piring, dan Taehee yang lebih keras kepala menyuruh Jiyeon duduk menemani Taehyung sembari menonton televisi.
Ayah Taehyung sudah pergi sedari tadi, menyisakan Taehyung yang duduk berdampingan dengan Jiyeon dengan atensi penuh pada televisi.
