"Ini!"
Nada yang saat itu sedang memilih minuman terkejut saat melihat seorang pria menyodorkan minuman kearahnya.
"Minuman enak, kamu pasti suka." Pria itu melanjutkan.
Nada terperangah, ia tak mengenal pria itu. Tapi kelihatannya pria itu orang baik dan tulus. Jadi untuk menghormatinya, Nada menerima minuman yang di sodorkan oleh pria itu.
"Terimakasih." Nada tersenyum tipis.
Pria itu membalas senyuman Nada, nampak puas karena minuman pemberiannya tidak Nada tolak.
"Uhm ... namaku Fino," ucapnya sambil mengulurkan tangan kearah Nada.
Nada tertegun, dia menatap tangan pria itu yang terulur sesaat lamanya. "Nada." Ia lalu menyambut tangan Fino, sedangkan matanya mencari-cari sosok Rey ditengah ramainya pesta, tak menunggu lama ia menemukan sang suami sedang mengobrol dengan orang-orang yang ia yakini rekan bisnis suaminya.
"Rey masih belum berubah ya? Tetap dingin dan cuek bahkan dengan istrinya sekalipun." Ucapan Fino seakan mengagetkan Nada dari lamunannya.
Nada terperanjat. "Kamu ... uhm, maksud saya ... anda kenal Mas Rey?"
Fino tertawa terbahak, membuat Nada langsung menyesali pertanyaannya.
Bodoh! Tentu saja mereka saling kenal. Memangnya kau tak lihat kalau mereka satu tipe?? Kaya, muda dan tampan.
Nada meringis, merutuki kebodohannya sendiri.
"Sorry!" Fino akhirnya tersadar tawanya telah membuat wanita dihadapannya itu sedikit tersinggung.
"Maksudku, siapa yang tak kenal dengan Rey Anggara, seorang pengusaha sukses, muda dan juga tampan," tuturnya. "Benarkan?"
"Eh? Ap-apa?"
Fino kembali terkekeh saat melihat wajah Nada yang merona.
"Lupakan! Jika kau belum tahu, aku adalah sepupu sekaligus sahabat Rey. Jadi kamu cukup memanggilku dengan Fino, tak perlu Anda ataupun yang lainnya."
Mendengar itu, Nada seketika tercengang. Bagaimana bisa ia tidak mengenal pria itu, padahal pria itu adalah kerabat dekat suaminya.
"Waktu itu aku juga datang ke pernikahan kalian, tapi mungkin kamu tidak mengingatnya." Fino menambahkan.
"Benarkah? Maaf aku tidak tahu," sahut Nada dengan perasaan bersalah.
"Tidak apa-apa, aku mengerti. Kau pasti saat itu sangat sibuk hingga tidak bisa mengingat wajahku."
Ucapan Fino membuat Nada semakin tidak enak hati. Saat itu tamu yang datang begitu banyak, Nada sampai tidak bisa mengingatnya satu persatu. Tapi rasanya sangat keterlaluan jika ia tidak bisa mengingat sedikitpun pria itu.
"Tidak perlu merasa tak enak hati, yang penting kan sekarang kita sudah berkenalan. Semoga setelah ini kamu tidak lagi melupakan wajahku." Fino tersenyum seraya menyodorkan gelas minumannya kepada Nada.
Seolah mengerti maksud pria itu, Nada melakukan cheers pada gelas pria itu.
"Seminggu yang lalu aku datang berkunjung ke rumah kalian tapi maaf karena tidak sempat untuk menyapamu," kata Fino sesaat kemudian.
Nada yang tengah menyeruput minumannya nyaris tersedak saat mendengar penuturan itu. Untuk sesaat lamanya keduanya sama-sama terdiam, Fino mengikuti arah pandangan Nada, dimana mata wanita itu lagi-lagi selalu terlempar ke sosok Rey di depan sana.
"Kamu tidak menemaninya?" Fino bertanya sembari menatap lembut wajah cantik di depannya.
"Eh? Tidak. Aku tidak terlalu mengerti obrolan mereka," jawab Nada dengan jujur, dia tersenyum sebelum menundukkan wajahnya dengan lemah.
Fino menatapnya dengan tatapan yang sama. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya dia melihat Nada, sebelumnya ia pernah melihat gadis itu menangis di balkon kamarnya dimalam ketika dirinya datang kerumah Rey minggu lalu.
***
Nada masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini, tangannya masih menggenggam hasil testpack yang kemaren baru dibelinya di apotek dekat rumah. Ada dua garis yang tercetak jelas disana. Ini sudah dua bulan sejak kejadian itu, selama itu pula ia tak kunjung kedatangan tamu bulanannya.
Nada beringsut terduduk di lantai kamarnya, dia tak menginginkan anak ini. Tapi ia tidak mungkin menggugurkannya. Bagaimana pun anak didalam kandungannya tak salah apa-apa. Anak ini bukanlah anak haram, karena dia dan Rey adalah pasangan suami istri yang sah.
Hanya saja mereka tidak pernah saling mencintai, Rey bahkan tak pernah bersikap baik kepadanya. Rey juga pernah mengatakan jika malam itu adalah kesalahan. Lalu apakah itu artinya anak ini juga sebuah kesalahan?
Tanpa sadar testpack dalam genggamannya terjatuh, Nada mencengkram dadanya yang dari tadi terasa sesak. Dia tidak tahu harus melakukan apa sekarang?
Maaf agak singkat untuk part ini
Ada yang baca???
Minta vote nya donk

KAMU SEDANG MEMBACA
Fated To Marry You(Tamat)
RomanceCerita dewasa!! harap bijak dalam membaca!!! ____________ Nada terpaksa menerima perjodohan dengan anak dari teman ayahnya setelah tahu kekasihnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Nada sendiri tak berharap dirinya akan jatuh cinta dengan lela...