Cerita dewasa!! harap bijak dalam membaca!!!
____________
Nada terpaksa menerima perjodohan dengan anak dari teman ayahnya setelah tahu kekasihnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Nada sendiri tak berharap dirinya akan jatuh cinta dengan lela...
"Kapan kau datang? Bukannya kemarin kau ke Malang?" Rey bertanya kepada Fino dengan kening berkerut bingung sebelum menyeruput teh miliknya.
Saat ini keduanya tengah duduk di kursi santai di depan kolam renang yang ada di bagian belakang rumah Rey. Keduanya tengah menikmati udara pagi yang sejuk di hari minggu.
"Ya, tapi aku langsung pulang lagi begitu pekerjaan disana selesai," jawab Fino datar.
Rey mengangkat bahunya santai.
"Dan untuk apa kau kemari?" tanyanya sesaat kemudian.
Fino tertawa pelan. "Memangnya tidak boleh aku mengunjungi sahabat sendiri?"
Rey berdecih. "Entahlah, kau seperti tidak biasanya." Setahunya, Fino adalah seorang workaholic. Mereka jarang sekali bertemu jika tidak dalam urusan pekerjaan.
Tanpa mengindahkan sindiran Rey, Fino menyeruput kopi miliknya.
"Kemarin aku bertemu Tante, dia bilang katanya istrimu sedang hamil." Fino mendongak melirik Rey dengan santai. "Selamat ya, akhirnya sebentar lagi kau akan menjadi seorang ayah."
Rahang Rey berkerut tak suka. Dia terkejut mendapati bahwa Ami sudah mengetahui hal itu. Sepertinya Nada yang sudah memberitahu orang tuanya. Gadis itu, benar-benar tidak bisa di anggap remeh.
Rey berusaha bersikap santai untuk menutupi keterkejutannya. "Jadi kau kemari cuma untuk mengatakan itu?" Dia mendengus mencemooh.
Fino berdekham. "Aku hanya ingin mengatakan ... sepertinya tindakanmu sudah melewati batas, kau menghamili istrimu disaat kau sendiri bahkan sudah menentukan tanggal perceraian kalian. Tidakkah itu keterlaluan?"
Rey mulai kesal. "Itu bukan urusanmu!"
"Tapi Rey, itu tidak adil untuk Nada!"
Sejurus kemudian Rey merenggut kerah baju Fino, menatap sahabatnya dengan tajam.
"Siapa yang menyuruhmu untuk mengurusi hidupku, hmm? Kau tidak berhak untuk mengatur apapun yang aku lakukan." Dia melepaskan Fino sekali hentak.
Fino mengepalkan jemarinya. "Aku hanya merasa kasihan pada istrimu, tempo hari aku pernah melihatnya menangis di balkon kamarnya. Kau pasti telah memperlakukannya dengan buruk selama ini, bukan? Dia tidak salah apa-apa, Rey. Dia tidak pantas untuk kau jadikan objek kemarahanmu pada masa lalu."
Rey terpekur, sedikit banyak ucapan Fino berhasil mempengaruhi dirinya.
Tiba-tiba dari arah pintu belakang muncul wanita yang sedang menjadi topik pembicaraan mereka. Nada terlihat sedang meregangkan otot-otot tubuhnya sembari menghirup nafasnya dalam-dalam, seakan tak menyadari ada dua pria yang tengah mengawasinya berolahraga.
Saat sadar tengah diperhatikan, matanya bertumbukan dengan kedua pria itu. Dirinya terlonjak karena terkejut saat mengetahui jika aktivitasnya mengundang perhatian dua sahabat itu.
Sial!
Inikan hari Minggu pantas saja Rey ada dirumah dan dengan cerobohnya dia malah menampakkan diri di depan suaminya seperti ini. Terlebih, tatapan kedua pria itu yang sejak tadi terus mengawasi seketika membuatnya berharap bisa menghilang secepatnya dari tempat ini.
Di lain pihak, baik Rey atau pun Fino seakan hanyut dalam lamunannya masing-masing. Sejak awal mengenal Nada, Rey bukannya tidak menyadari kalau istrinya itu memiliki daya pikat yang luar biasa sebagai seorang wanita. Namun ia tidak suka mendapati kini disampingnya Fino sedang menatap istrinya dengan tidak berkedip.
"Hei Nyonya Rey. Ayo sini gabung." Fino memanggil Nada tepat ketika ia melihat wanita itu hendak mengambil langkah seribu untuk kabur.
Nada yang sudah hampir memutar tubuhnya, melebarkan matanya dengan terkejut ketika mendengar salah satu dari mereka memanggilnya. Dengan kikuk dia memutar tubuhnya untuk menghadap ke mereka, dalam sekejap dia langsung mengenali pria yang kini tengah bersama suaminya itu.
"Kau...." ucapnya.
"Hai kita bertemu lagi," kata Fino dengan tersenyum cerah.
Nada hanya menanggapinya dengan senyuman. Dia benar-benar tidak tahu harus melakukan apa di bawah tatapan tajam yang Rey layangkan untuknya. Oh, apakah sebaiknya dia segera pergi saja?
"Hmm ... Aku tinggal dulu ya, Mas," kata Nada.
"Lho kok buru-buru, Nad? Tenang saja, Rey sudah jinak. Ayo gabung, kita ngobrol-ngobrol santai saja disini."
Nada menatap Fino dan Rey bergantian, sebenarnya dia merasa tidak nyaman dan ingin segera pergi dari tempat itu namun sepertinya akan tidak sopan jika ia menolak ajakan Fino. Lagipula pria itu sudah bersikap ramah padanya.
Dengan ragu, Nada menuruti permintaan Fino untuk bergabung dengan mereka. Dia sengaja mengabaikan Rey yang sejak tadi tidak mengatakan sepatah katapun.
"Ini, pakai ini," ucap Fino seraya menyampirkan jaketnya kebadan Nada.
Nada tertegun sesaat lamanya menatap wajah Fino dengan penuh keterkejutan, yang kemudian dibalas oleh Fino dengan senyuman hangatnya.
"Terimakasih." Nada tidak mengerti kenapa pipinya terasa memanas saat mendapatkan perlakuan hangat dari sahabat suaminya itu.
Tanpa sadar Rey mengawasi sikap keduanya dengan rahang mengeras, dia meminum tehnya dalam sekali tegukan besar, yang berakhir dengan lidahnya terbakar.
Fino melirik Rey lalu tersenyum miring. "Ini buat ngelindungin badan kamu dari pandangan mesum suami kamu." Fino berkata kepada Nada.
Nada melebarkan matanya, pipinya kembali bersemu. Sedangkan Rey reflek menggenggam gelas dengan tenaga penuh, menatap keduanya dengan kesal.
Tbc
Maaf kalo part nya singkat..
Ada yang mau lanjut ga?? Jangan lupa vote nya gaes ...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.