Drrrrttttt drrrrttttt.
Tiba-tiba gawai Rey berdering. Rey mengangkat telepon itu. Dan mengakhiri niatnya untuk mengerjai istrinya. Seketika Nada langsung bernafas lega. Siapapun si penelepon itu, Nada akan berterima kasih karena secara tidak langsung telah menyelamatkannya dari kemarahan Rey..
"Aku kesana sekarang," ucap Rey kepada si penelepon.
Lalu Rey kembali menjalankan mobilnya tanpa mengatakan apapun. Pria itu bersikap seolah tidak ada yang terjadi sebelumnya. Meski Nada sudah pulih dari rasa syoknya namun ia tak berani untuk bertanya kepada Rey. Khawatir kalau-kalau dirinya akan kembali membangunkan monster dalam diri pria itu.
Tak lama mobil yang mereka naiki berhenti di pinggir jalan, Nada melihat ada sebuah taxi yang parkir lebih dulu didepan mobil mereka. Lalu turun seorang wanita cantik dengan dress warna merah yang menonjolkan belahan dadanya. Wanita itu menghampiri mobil mereka.
"Hai Sayang aku kangen sama kamu," ucap si wanita kepada Rey tepat saat Rey menurunkan kaca mobilnya dan tanpa ba-bi-bu dia langsung nyosor mencium pipi Rey.
Nada terperangah tak percaya, seakan malam ini Rey memberinya banyak sekali kejutan. Tadi lelaki itu hampir saja memperlakukan hal yang tak senonoh kepadanya dan sekarang Rey malah pamer kemesraan dengan wanita asing yang tidak dikenalnya.
"Jadi apa kita akan pergi bertiga, Rey?" tanya si wanita, matanya melihat Nada dengan pandangan risih tak suka.
Nada kembali menatap wanita itu, dilihatnya si wanita yang mulai berani melingkarkan lengannya dileher Rey lewat jendela yang terbuka.
Murahan sekali wanita itu, pikirnya.
Tanpa memperdulikan Nada, Rey menyambar tengkuk wanita itu lalu melumat bibirnya dengan penuh nafsu. Mereka berciuman lama dengan si wanita masih berada di luar mobil dan Rey di bangku kemudi. Nada terperangah tak percaya melihat Rey yang berani berselingkuh terang-terangan di hadapannya. Seketika Nada merasa harga dirinya sebagai seorang istri dilukai oleh pria itu.
Nggak! Aku nggak boleh cemburu. Lagipula aku tidak mencintainya, Nada bergumam dihatinya.
Matanya menatap nanar dua orang yang masih asik berciuman, hatinya seketika menjadi tak karuan. Air mata tiba-tiba menyeruak keluar dari ujung matanya, takut dipergoki tengah menangis, cepat-cepat ia memalingkan wajahnya tepat saat air mata jatuh di pipinya yang mulus.
"Kamu bisa pulang sendiri kan?" Rey bertanya menyentak kesadarannya, sesaat setelah ia melepaskan ciumannya dari si wanita murahan itu.
"Ap-apa?"
Nada mengelap air matanya dengan kasar. Rasa kaget dan takut bercampur di pikirannya, lagipula ini sudah malam dan dia juga tak hafal kota ini. Apa Rey akan setega itu menyuruhnya pulang sendiri? Bagaimana bisa pria itu meminta istrinya yang tengah mengandung untuk pulang sendiri hanya karena ingin berduaan dengan wanita lain?
Tapi akhirnya Nada tersadar, dia bukanlah wanita yang dicintai oleh suaminya. Dia bukan siapa-siapa bagi Rey. Bagaimana mungkin dia mengharapkan suaminya akan lebih memilihnya dibanding wanita itu. Lagi pula Nada juga tak tahan berada didekat mereka. Entah kenapa hatinya tiba-tiba terasa pengap dan sesak berada di antara Rey dan wanita itu. Sungguh bukan perasaan ini yang ia harapkan pada suaminya itu.
Untung saja taksi yang sebelumnya dinaiki wanita itu belum pergi, jadi tanpa pikir panjang lagi Nada langsung keluar dari mobil Rey dan segera menaiki taxi itu untuk pulang kerumah. Lagi pula dia tak ingin lama-lama melihat Rey dan wanita itu bermesraan, seperti ada rasa panas dihatinya yang tidak ia mengerti.
Rey mengawasi Nada yang menaiki taksi dengan hati mencelos, sebenarnya dia ingin menyakiti wanita itu entah dengan sikap ataupun perlakuannya yang kasar, tapi kenapa akhir-akhir ini hatinya tak bisa diajak kompromi? Melihat wanita itu kesal kenapa justru merasa bersalah?
Wanita bergaun merah itu adalah Ferina. Ia nampak begitu puas melihat kepergian Nada, tak menunggu lama dia langsung duduk disamping kemudi tempat yang sebelumnya Nada duduki. Kepalanya sengaja ia sandarkan dibahu Rey, tapi pria itu bergeming dan hanya menatap kepergian istrinya dengan hati tak karuan.
Ferrina tak tinggal diam, dia mengecup-ngecup leher Rey dengan penuh semangat. Hingga Sampai desahan kecil keluar dari mulut pria itu, dia tahu betul setiap lekuk sensitif tubuh pria idamannya itu. Kondisi jalanan yang sepi membuatnya mudah untuk menjahili Rey di dalam mobil.
"Apa kita akan ke hotel, Sayang?" tanya Ferrina dengan nafas memburu tepat di telinga lelaki itu.
Rey menikmati setiap belaian yang wanita itu lakukan dileher dan dadanya. Kemeja yang dipakainya bahkan tanpa sadar sudah terbuka beberapa kancing hingga menampakkan dadanya yang liat.
"Aku merindukanmu Rey, sudah lama kita tidak bercinta," ucap Ferrina dengan suara yang begitu menggoda.
Tangannya bergerilya dibagian tengah selangkangan Rey yang sudah mulai mengeras. Tangan lentiknya masih mengelus-ngelus titik vital lelaki itu dari luar celana yang di pakai. Rey adalah pria normal, diperlakukan seperti itu tentu dapat membangkitkan gairahnya. Apalagi sudah lama ia tidak berhubungan badan dengan seorang wanita, terakhir kali ia melakukannya dengan Nada-dua bulan yang lalu. Sejak malam itu, ia tak pernah lagi berhubungan dengan wanita-wanita lain. Entah sudah berapa kali ajakan dari Ferina selalu ditolak olehnya.
Tapi pagi ini ketika melihat istrinya yang cantik dan seksi tengah dipandangi dengan begitu takjub oleh sahabatnya membuatnya kesal-membuatnya kepikiran sepanjang hari hingga tiba-tiba saja pikiran gila melintas dibenaknya, dia ingin menyentuh istrinya itu. Dan malam ini ia tidak dapat menahan keinginannya itu.
Tapi melihat ekspresi ketakutan dari sang istri justru malah melukai hatinya. Hingga berakhirlah dia disini, melampiaskan hasrat yang sebelumnya untuk istrinya kepada Ferina.
Tbc
Semoga suka
Jangan lupa vote dan komen
Thx

KAMU SEDANG MEMBACA
Fated To Marry You(Tamat)
RomanceCerita dewasa!! harap bijak dalam membaca!!! ____________ Nada terpaksa menerima perjodohan dengan anak dari teman ayahnya setelah tahu kekasihnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Nada sendiri tak berharap dirinya akan jatuh cinta dengan lela...