Fake Love

13.2K 575 75
                                    

"Tae, berapa kali aku harus bilang padamu? Ubah kebiasaan burukmu itu! Jangan jadi orang yang kuper dan pendiam seperti ini. Kamu sudah dewasa, kamu harus bisa bersosialisasi dengan orang lain. Jangan hanya asik dengan duniamu sendiri. Berhenti mengarang fiksi. Itu hanya akan membuatmu semakin terlena hingga lupa akan dunia nyatamu. Ingat! Sebentar lagi kita akan menikah, kamu harus bisa menyesuaikan hidupmu dengan hidupku!"

Taehyung menghela napas panjang saat mengingat ucapan dari Jimin, kekasih yang sebentar lagi menjadi pasangan hidupnya. Sakit, itulah yang ia rasakan sekarang. Kekasihnya sungguh berbeda. Ia telah berubah, tak semanis dulu lagi.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Kenapa dia berbeda? Kenapa aku selalu salah di matanya? Hiks... Apakah aku pantas mendampinginya?" Taehyung menunduk, air matanya sudah jatuh membasahi pipi indahnya.

"Tae?"
Suara itu mengalihkan atensinya. Matanya langsung berbinar kala melihat senyum indah yang selalu mampu membuatnya merasa nyaman, membuatnya merasa tenang dan bahagia kala melihatnya.

"Kookie? Sejak kapan kamu di sini?" Taehyung tersenyum dan kemudian mengusap air matanya. Dia tak ingin membuat sahabatnya ini khawatir karena melihatnya bersedih. Tapi sepertinya terlambat, sahabatnya ini sudah terlanjur melihat tetesan air mata yang sedari tadi mengalir membasahi pipinya.

Jungkook duduk di sebelah Taehyung. Tersenyum sendu dan mulai membingkai wajah sahabatnya hingga kini ia dapat melihat wajah sedih sahabatnya itu dengan jelas.

"Kamu tadi tidak masuk kuliah, aku sangat khawatir. Kenapa? Apakah terjadi sesuatu? Kamu bisa cerita padaku"

Ucapan Jungkook itu membuat air mata yang tadi susah payah ditahannya kini lolos begitu saja. Taehyung memeluk tubuh sahabatnya itu. Dia meluapkan segala kesedihan yang ia rasakan dalam pelukan hangat yang ia percaya mampu menjadi obat baginya.

"Kookie, apakah aku kekanakan? Apakah aku memalukan?" Tanya Taehyung di tengah isakannya. Jungkook mengelus surai coklat sahabatnya itu dengan lembut.

"Tidak Tae, kamu tidak seperti itu. Kamu tidak kekanakan dan sama sekali tidak memalukan" Ucap Jungkook jujur. Taehyung mengeratkan pelukannya.

"Jimin bilang, katanya aku masih seperti anak-anak. Aku terlalu asik dengan duniaku sendiri dan itu membuatku kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Hiks... Aku hanya melakukan apapun yang aku suka Kookie, aku hanya melakukan apapun yang mampu membuatku nyaman. Apakah aku salah? Haruskah aku meninggalkan semuanya? Hiks..."

Hati Jungkook terasa sakit mendengar segala aduan dari sahabatnya ini. Dia pikir dengan menyerah, ia akan melihat sahabatnya ini bahagia. Tapi jika seperti ini jadinya, dia sungguh tak rela. Jungkook sangat menyayanginya, lebih tepatnya mencintainya.

"Tidak Tae, kamu tidak salah. Kamu bebas melakukan apapun yang kamu mau, kamu bebas melakukan apapun yang mampu membuatmu merasa nyaman. Dia tidak bisa terus-terusan memaksamu untuk menjadi seperti yang dia mau. Dia harus bisa menerimamu, bagaimanapun kepribadianmu"

Taehyung melepas pelukannya dan menatap sahabatnya ini lamat-lamat. Hatinya terasa menghangat dan jauh lebih tenang sekarang.

"Andai Jimin memiliki sifat sepertimu. Andai Jimin mau menerimaku seperti kamu yang menerimaku apa adanya tanpa banyak mengeluh. Aku bahagia berada di dekatmu Kookie, aku nyaman bersamamu"

Sejenak Taehyung larut dalam pemikirannya. Jungkook yang melihat sahabatnya hanya terdiam dengan tatapan kosong seperti itu menjadi bingung. Apakah kata-katanya salah? Apa yang Taehyung pikirkan?

Tangan Jungkook melambai-lambai. Mencoba menarik kesadaran sahabatnya yang pikirannya sedari tadi melalang buana entah kemana.

"Tae, hai!"
Taehyung tergagap saat ucapan serta lambaian tangan dari Jungkook mengembalikan kesadarannya.

HOME (Short Story KookV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang