Blood, Sweat, and Tears

2K 183 15
                                    

Tutup mataku dan bunuhlah aku secara perlahan
Lagi pula aku tak bisa melarikan diri darimu
Karena racunmu terlalu manis untukku
.
.
.

"Selamat pagi Jungkook." Sapa Taehyung dengan senyum polosnya. Dia sudah berada di meja makan menunggu kedatangan Jungkook dari kamarnya.

"Selamat pagi juga, Baby." Jungkook mendekat dan mengecup kening Taehyung.

"Apakah tidurmu nyenyak semalam?" Tanya Jungkook seraya menarik kursi yang berada di dekat Taehyung dan mendudukinya.

"Tentu saja tidurku nyenyak. Kau memelukku semalaman dan membuatku merasa nyaman." Jawab Taehyung seraya menata menu makan di piring Jungkook.

"Syukurlah jika begitu. Ayo kita makan!" Jungkook tersenyum dan kemudian mulai memakan makanan yang ada di piringnya.

Jungkook dan Taehyung adalah sepasang kekasih. Hubungan mereka sudah berjalan selama satu tahun. Tak ada yang menyangka jika mereka akan bertemu dan menjalin hubungan seperti saat ini. Mereka hanya dipertemukan oleh takdir pada suatu malam. Kala itu Jungkook yang sedang berjalan-jalan tak sengaja menemukan Taehyung dengan tubuh yang penuh luka. Taehyung terlihat sangat lemah saat itu. Jungkook yang tak tega, segera membantunya dan mengajak Taehyung pulang ke rumahnya.

Butuh beberapa hari hingga kondisi Taehyung mulai membaik. Jungkook dengan telaten selalu menjaga serta merawat Taehyung seolah mereka sudah mengenal lama. Sikap polos serta wajah cantik seorang Kim Taehyung menjadi candu bagi Jungkook. Dia begitu terpana dan terjerat oleh pesona Taehyung.

"Tae, kita memang tidak begitu lama bertemu dan mengenal. Tapi, aku merasa nyaman saat bersamamu dan kurasa aku mulai mencintaimu. Maukah kamu menjadi milikku?"

Jungkook mengatakannya tepat tiga minggu setelah mereka berjumpa. Taehyung tak memungkiri bahwa dia juga memiliki perasaan yang sama dengan Jungkook. Oleh karena itu, tak ada satu alasanpun untuknya menolak.
.
.
.

"Nanti adalah bulan purnama." Ucap Jungkook seraya mengusap surai blonde Taehyung. Taehyung sedikit menegakkan badannya dan menatap Jungkook dalam.

"Kalau begitu, aku akan pergi. Aku tak ingin menyakitimu lagi." Ucap Taehyung dengan sorot mata penuh kecemasan.

"Jangan pergi Baby, aku sama sekali tak keberatan jika harus menyerahkan darahku padamu. Aku juga tak keberatan jika harus menahan sakit untukmu. Aku rela melakukan semua itu untukmu, karena aku mencintaimu." Bisik Jungkook seraya menangkup kedua pipi gembil Taehyung. Mata Taehyung mulai berkaca-kaca, air matanya sudah siap meluncur membasahi pipinya.

"Kalau begitu, lakukan itu padaku. Aku mohon~" Rengek Taehyung. Air matanya sudah lolos begitu saja.

"Maafkan aku Baby, aku tidak bisa melakukan itu padamu. Aku tak akan sanggup melihatmu terluka dan kesakitan. Apalagi jika aku yang menjadi penyebabnya. Aku akan lebih memilih diriku yang menderita, asal jangan kamu." Jungkook menarik tubuh Taehyung ke dalam pelukannya.

"Hiks... Aku mencintaimu Kookie~" Ucap Taehyung di tengah isakannya. Jungkook masih mengelus surai Taehyung dan sesekali mengecupi pucuk kepalanya agar Taehyung merasa lebih tenang.
.
.
.

Sebelum matahari terbenam, Taehyung berusaha menjauh dari Jungkook. Berada di sisi Jungkook di saat seperti ini hanya akan menyakitinya.

HOME (Short Story KookV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang