Danger

3K 276 15
                                    

Taehyung duduk dengan muka yang kusut. Dia masih mengingat kejadian di mana Jungkook sang kekasih tengah bercengkramah dengan Jimin dan sesekali Jungkook terlihat tengah merangkulnya. Hati Taehyung sakit tiap mengingatnya.

"Menyebalkan! Bahkan meski dia sudah mengetahui kalau aku ada di sana, dia tetap merangkul Jimin tanpa memikirkan perasaanku. Sebenarnya siapa aku ini di matanya?" Monolog Taehyung dalam hati.

"Selamat pagi Taeby!" Jungkook datang dengan cengiran khas dan wajah tanpa dosanya.

"Pagi juga" Jawab Taehyung cuek. Jungkook yang melihat respon itu seketika memperhatikan wajah kekasihnya itu.

"Kamu kenapa Taeby? Apakah aku melakukan kesalahan?" Ucap Jungkook seraya menangkup kedua pipi Taehyung.

"Heol! Bahkan dia tak menyadari kesalahannya? Waah..." Batin Taehyung. Dia langsung melepaskan tangan Jungkook yang menangkup pipinya dan beranjak dari tempat duduknya. Namun, sebelum Taehyung dapat melangkah jauh, Jungkook dengan sigap menahan lengannya dan menariknya hingga Taehyung kini tepat berada di hadapannya.

"Sayang jangan diam begitu! Katakan ada apa?" Tanya Jungkook lembut seraya menggenggam kedua tangan Taehyung.

"Apa kamu tidak mengerti juga? Kamu merasa tidak melakukan kesalahan?" Tanya Taehyung jengah. Jungkook diam, berusaha mengingat apa kesalahan yang ia buat. Tapi ia hanya dapat menggeleng setelahnya. Taehyung hanya menghembuskan napas kasar.

"Oke, kalau kamu merasa tidak melakukan kesalahan. Teruslah menempel pada Jimin dan tak usah hiraukan keberadaanku. Aku tak punya hak kok untuk melarangmu!" Ucap Taehyung seraya mengalihkan tatapannya dari Jungkook. Dia sungguh kesal dan ingin menangis rasanya. Tapi ia berusaha menahannya.

"Kamu cemburu? Aku tidak ada perasaan apapun padanya. Lagian ia kan temanku. Merangkul teman itu suatu hal yang wajar kan? Sudah, jangan ngambek lagi. Kamu terlihat imut jika ngambek seperti itu. Kamu tak ingin kan aku menciumu di kelas seperti ini?" Ucap Jungkook merayu. Dia menciumi punggung tangan kekasihnya agar dapat meluluhkan amarahnya.

"Biasa katamu? Baiklah, sepertinya kamu tak akan mengerti kalau tidak mengalami sendiri" Gerutu Taehyung dalam hati. Dia masih diam tak memberikan respon pada kekasihnya.

"Hei! Taeby? Jangan marah lagi eoh? Aku minta maaf jika aku salah" Jungkook kembali mengecup tangan Taehyung.

"Baiklah, aku maafkan" Ucap Taehyung. Jungkook langsung tersenyum cerah mendengarnya.

"Kalau begitu tersenyumlah, kamu terlihat begitu cantik jika sedang tersenyum" Ucap Jungkook dan kemudian menoel dagu Taehyung. Taehyung pun tersenyum.
.
.
.

Keesokan harinya, Jungkook berangkat sekolah lebih awal. Semalam Jimin memintanya berangkat lebih awal karena ada hal yang ingin dibahas berkaitan dengan acara pensi yang sebentar lagi akan diadakan. Kebetulan Jungkook, Jimin, dan Yoongi adalah panitia acara tersebut.

"Woi Bantet! Maaf terlambat. Apakah kamu menunggu lama? Oh iya bagaimana proposalnya? Apakah sudah diacc oleh pak kepsek?" Tanya Jungkook seraya merangkul pundak sahabatnya itu.

"Aissshh... Kamu ini! Datang-datang langsung nyerocos terus! Sudah diacc, tapi kita harus segera membuat rundown acaranya" Ucap Jimin. Jungkook hanya mengangguk mengerti dan kemudian mengambil proposal yang sudah diacc itu dan mengeceknya.

"Baiklah, rundown acaranya gak berbeda dengan tahun lalu kan?" Tanya Jungkook dan kemudian mendapat anggukan dari Jimin.

"Tapi jika menurutmu ada hal yang ingin diubah, ya gak apa-apa" Ucap Jimin.

"Oh iya, kamu sudah memberi tahu Yoongi?" Tanya Jungkook saat menyadari Yoongi tidak turut hadir dalam pertemuan ini.

"Aku sudah memberitahunya semalam. Panitia inti juga sudah tahu semua. Tinggal kamu saja" Ucap Jimin dengan cengiran khasnya.

HOME (Short Story KookV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang