Magic Shop

1.8K 165 63
                                    

"PERGI!" Seorang pria mendorong tubuh Taehyung keluar rumah. Melemparkan tas yang berisi baju tepat di sebelahnya.

"Tolong jangan usir Tae, Om. Taetae mau tinggal di mana? Tae sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Hiks.." Mohon Taehyung dengan air mata yang membasahi pipinya.

"Aku tak peduli. Kamu bukan keponakanku lagi. Ayah dan bundamu sudah mati dan rumah serta perusahaan ayahmu sudah jatuh ke tanganku. Jadi, jangan datang di kehidupanku lagi. Pergi!" Usir pria tersebut. Taehyung berdiri dengan perlahan, mengambil tas yang ada di sampingnya.

"Tae salah apa Om? Tolong jangan usir Tae." Taehyung memohon. Tapi pria yang dipanggil om olehnya ini tak menghiraukan dan malah memanggil satpam untuk menyeret tubuh Taehyung keluar pagar.

"Lepas!" Taehyung meronta seraya sesekali menatap omnya yang sudah menghilang di balik pintu.

"Pergi dan jangan kembali lagi!" Ucap satpam itu seraya melepas genggaman pada lengan Taehyung. Taehyung berjalan gontai meninggalkan rumah yang penuh kenangan bersama keluarganya.

"Tae harus kemana? Bagaimana hidup Tae selanjutnya? Bunda? Ayah? Kenapa kalian meninggalkan Tae? Hiks..." Air mata Taehyung turun begitu saja membasahi wajah cantiknya. Taehyung tak memiliki tujuan, bahkan uang sepeser saja tidak dimilikinya. Taehyung tak tau akan seperti apa kehidupannya nanti? Taehyung tetap berjalan mengikuti kemana kakinya melangkah.
.
.
.

Jeon Jungkook berjalan keluar perusahaan diikuti kedua pengawalnya.

"Namjoon Hyung, tolong bilangkan Presdir Min bahwa aku menyetujui kerja sama perusahaan kami. Aku harus pulang lebih awal hari ini. Aku mohon bantuannya." Ucap Jungkook pada sekretaris pribadinya sebelum memasuki mobilnya.

"Baik Pak. Saya akan segera menghubungi beliau." Jawab Namjoon. Jungkook mengangguk dan kemudian berlalu.
.
.
.

Taehyung sudah berjalan cukup jauh dari kediamannya. Dia memegang perutnya yang mulai perih karena lapar. Sejak semalam dia belum makan apapun.

"Ah, lapar sekali. Kepalaku pusing." Keluh Taehyung seraya memegang kepalanya yang mulai pusing.

"Ah, di sana ada bangku. Aku akan istirahat sebentar." Taehyung berjalan menuju bangku yang ada di seberang jalan.

Tiiinn! Tiinnn!

"Ah!" Suara klakson dan teriakan terkejut Taehyung beradu menjadi satu kala tiba-tiba sebuah mobil melaju hingga hampir menabrak dirinya. Untung saja sang sopir dengan sigap menginjak rem sebelum mobil itu menabrak tubuh Taehyung.

Taehyung yang terkejut dalam keadaan lemahpun akhirnya pingsan. Sang pemilik mobil keluar dan mendekatinya.

"Seharusnya kamu lebih berhati-hati!" Ucap orang tersebut yang samar di dengar Taehyung. Orang tersebut kemudian mengangkat tubuh Taehyung dan Taehyung total tak sadarkan diri.
.
.
.

"Ah.." Lenguhan lemah terdengar dari mulut Taehyung. Perlahan ia membuka matanya dan mendapati seorang pemuda memakai hem putih dengan lengan yang disingkap menatapnya dalam. Taehyung mengerjapkan matanya kala merasa tak mengenal pemuda itu.

"Kamu sudah sadar?" Tanya pemuda itu dan diangguki oleh Taehyung.

Pemuda itu mengulurkan tangannya untuk mengecek suhu badan Taehyung melalui dahinya.

"Badanmu cukup panas. Apa yang kamu rasakan?" Tanyanya lembut.

"Pu..pusing. Emm..." Taehyung menyentuh perutnya. Pemuda yang menyadari hal itu langsung berdiri dan berjalan menuju dapur untuk mengambil makanan. Taehyung yang melihat hal itu hanya diam menunduk.

HOME (Short Story KookV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang