NO MORE DREAM

1.9K 212 47
                                    

Derap sepatu terdengar, semua orang tersenyum seraya membungkuk hormat kala namja berparas tampan itu menapakkan kakinya di perusahaan besar miliknya. Dia adalah CEO muda dan tampan yang tengah bersinar di dunia bisnis saat ini. Semua orang kagum dan memimpikan untuk dapat menarik perhatiannya.

"Selamat datang Pak. Nona Iren, perwakilan dari dari BI Corp sudah menunggu Anda." Ucap Sekretaris pengusaha muda bernama Jeon Jungkook itu.

"Baiklah, terima kasih." Ucap Jungkook dengan senyum manisnya.

Jungkook memasuki ruangan setelah sang sekretaris membukakan pintu untuknya. Di dalam ruangannya sudah ada yeoja cantik yang tersenyum menyambutnya.

"Selamat siang. Maaf membuatmu menunggu lama." Ucap Jungkook seraya menjabat tangan yeoja itu.

"Tidak kok. Saya baru saja datang beberapa menit yang lalu. Tidak masalah." Ucapnya dengan senyum yang dibuat semanis mungkin.

"Baiklah, ada keperluan apa sehingga Anda datang kemari?" Tanya Jungkook setelah mempersilakan yeoja itu duduk.

"Ah begini, BI Corp ingin mengajukan kerja sama dengan Jeon Company. Kami merintis sebuah perusahaan ekspor dan impor di Busan. Kami rasa jika perusahaan kami dan perusahaan Anda dapat bekerja sama, maka hasilnya akan jauh lebih memuaskan. Bagaimana menurut Anda?" Ucap Iren. Jungkook terlihat menimbang keputusan yang akan diambilnya.

"Apakah Anda membawa proposalnya? Kami harus merapatkan dulu untuk dapat mengambil keputusan. Apakah Anda keberatan?" Jawab Jungkook dengan senyum yang selalu menghiasi wajah tampannya.

"Ini proposalnya Pak. Baiklah, kami akan sabar menunggu kepastian dari perusahaan Anda. Semoga kita dapat bekerja sama dengan baik." Ucap Iren seraya menyerahkan proposalnya pada Jungkook.

"Kami akan segera memberi kabar." Jungkook kembali berjabatan tangan dan kemudian menggiring Iren keluar ruangan. Sang sekretaris sudah berdiri, bersiap memberikan hormat sebelum Iren keluar.

"Ah!" Iren terpeleset dan dengan sigap Jungkook menolongnya.

"Maafkan saya Pak. Saya tidak sengaja." Ucap Iren yang pipinya mulai memerah. Dia segera membenarkan posisi berdirinya dan merapikan pakaiannya.

"Berhati-hatilah." Jungkook tersenyum.

"Oh iya, bisakah saya meminta nomor Anda, Pak?" Tanya Iren dan seketika mendapat lirikan tajam dari sekretaris Jungkook.

"Maaf, Anda bisa memintanya ke sekretaris saya." Ucap Jungkook hati-hati dan hanya mendapat anggukan dari Iren.

"Baiklah jika begitu, saya permisi." Iren berlalu dan kemudian menemui sekretaris Jungkook untuk meminta contact personnya.

Jungkook kembali ke meja kerja dan tersenyum kala menatap sebuah foto yang terpampang indah di atas mejanya.

"Kamu selalu cantik di setiap kesempatan. Aku jadi ingin cepat pulang." Monolog Jungkook dengan senyum bahagianya.

Brak!!

Jungkook menatap bingung pintu ruangannya yang terbuka dengan tidak elitnya.

"Jungkook! Bagaimana kamu dengan mudah mengiyakan yeoja yang meminta nomormu? Terus tadi? Kenapa pegang-pegang begitu? Dia itu modus, kamu tahu? Aissh.. Taehyung pasti marah jika melihatnya tadi!" Sungut Seokjin, sekretaris Jungkook.

Seokjin adalah sahabat yang sudah dianggap seperti saudara sendiri. Seokjin sangat kenal dengan baik Jungkook dan Taehyung, istri Jungkook. Mereka dulu berkuliah satu universitas dan setelah lulus, Jungkook mengajak Seokjin dan keempat temannya yang lain untuk bekerja bersama di perusahaannya. Dulu Taehyung juga bekerja bersama dengan mereka, namun setelah menikah, Jungkook melarang Taehyung untuk bekerja.

HOME (Short Story KookV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang