Bagian 2

3.3K 139 1
                                    

"Gue kira loe nggak jadi datang!" Glen tampak nyengir ketika membuka pintu kamar kosnya. Benar saja, cowok itu baru saja bangun. Kelihatan dari tubuhnya yang setengah telanjang, rambut awut-awutan dan wajahnya yang masih sembab.

Arion tidak segera menjawab. Diikutinya Glen yang sudah berjalan mendahuluinya menuju sebuah dapur mungil di sudut kamar. Kamar kos Glen cukup luas. Di dalamnya sudah tersedia springbed beserta perangkat lainnya, kamar mandi mini dan juga sebuah dapur mini.

Arion mengitari setiap sudut ruangan kamar kos Glen yang tidak benar-bena rapi tersebut. Beberapa baju tergeletak di sembarang tempat, majalah- majalah tidak tertata rapi dan bahkan lemari pakaian yang tertutup tidak rapat. Ssetelah puas menilai kamar sahabatnya tersebut, Arion menghempaskan tubuhnya diatas sebuah sofa berwarna cream di tengah ruangan.

"Loe nggak pulang ya kemarin?" Tanya Glen kemudian, mengulurkan sebuah botol berisi teh kemasan yang beberapa saat lalu diambilnya dari kulkas.

"Kok loe tau?" Tanya Arion sambil membuka tutup teh botol tersebut kemudian meminumnya pelan. Meskipun belum sarapan sebotol teh dingin membuat perutnya lebih rileks.

Glen mendengus.

"Nyokap loe nelpon gue lebih dari sepuluh kali." Dengusnya.

"Dia pikir gue ngumpetin anaknya."

Arion tergelak.

"Ya kali aja."

Glen mengambil sebuah bantal sofa kemudian melemparkannya tepat di muka Arion.

"Nggak ada baik-baiknya ngumpetin loe."

Arion kembali tertawa. Namun tidak sekeras tadi. Ia bisa memaklumi kenapa mamanya begitu protektif padanya. Mungkin karena mereka memang tidak pernah bertemu, dan dia juga anak satu-satunya.

"Loe pulang sana gih! Gue nggak mau masuk penjara!"

"Why?"

"Dituduh nyulik loe!" Glen bergidik.

"Iya, ntar sore gue pulang." Jawab Arion. " Sebenarnya mudah sih, biar loe terbebas dari mak gue!"

"Gimana?"

"Ya loe tinggal nge-riject aja panggilannya!"

Glen membuang nafas jengah.

"Gue angkat aja suara mak loe kayak begitu, apalagi nggak gue angkat. Bisa-bisa datang kesini bawa polisi sama pengacara."

Arion terbahak. Dia bisa membayangkan bagaimana mamanya bertanya pada Glen, dan bagaimana cowok itu menjawab semua pertanyaan yang mama berikan padanya. Sungguh konyol!

"Loe udah mutusin mau pindah kuliah di mana?" Tanya Glen mengalihkan pembicaraan, kemudian menenguk minumannya.

Arion mengangguk mantap.

"Dimana?"

"Sama kaya loe!"

"Ha...?" Glen melongo.

"Loe mau kuliah di kampus gue?!"

Arion mengangguk. Tangannya sibuk memainkan ponsel yang sejak tadi di pegangnya.

"Enggak....enggak.....nggak boleh!" Glen menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Suaranya berubah meninggi.

Arion mengangkat muka.

Reuni Sang Mantan (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang