Bagian 4

1.8K 101 0
                                    

"Hari pertama jadi mahasiswa di Indonesia!" Seru Glen merapikan rambutnya ketika keluar dari dalam mobil hitam Arion.

Setelah ia pikir-pikir tidak ada salahnya juga jika Arion pindah ke kampusnya, karena ia bisa nebeng mobil cowok itu setiap hari sehingga ia tidak perlu rempong berlarian dari kos ke kampus dan panas-panasan jika jam mepet. Dan untuk urusan hati Arion tentang Divia, biarlah cowok itu yang menyelesaikannya sendiri. Arion sudah dewasa, dia tahu mana yang baik dan yang buruk bagi dirinya sendiri.

"Kenapa sih nggak dari dulu-dulu aja loe kuliah bareng gue?"

Arion menutup pintu mobilnya kemudian berjalan mendekati Glen.

"Memangnya kenapa?" Tanyanya kemudian setelah sampai di depan Glen.

Glen menatap jam tangannya.

"Biasanya sih jam segini gue belum bangun. Dan biasanya juga gue bakal lari dari kos ke kampus kayak dikejar setan. Tapi sekarang gue santai, wajah gue ganteng karena nggak panas-panasan, pokonya......"

Arion menghentikan kalimat Glen dengan menoyor kepalanya.

"Kayaknya baru dua hari yang lalu deh loe memohon-mohon gue biar nggak kuliah satu kampus sama loe." Arion mendahului langkah Glen.

Glen mencebik. Rupanya cowok itu masih ingat dengan kata-kata diplomatis yang diucapkannya dua hari yang lalu.

"Loe harus mempersiapkan diri kalau ketemu Divia!" Glen mengalihkan pembicaraan sambil menyusul langkah Arion yang panjang-panjang.

Arion menoleh.

"Cerewet loe."

Glen berdecak.

"Kalau loe sih gue pikir oke-oke aja ketemu sama dia. Tapi kalau Divia.....gue takut dia kena serangan jantung karena loe tiba-tiba muncul di kampus ini!" Komentar Glen sekali lagi.

"Glen......Ar....Ar....Arion!" Sebuah suara membuat kedua cowok itu menghentikan langkahnya dan menoleh.

Di samping kiri mereka tampak Tiwi berdiri mematung dengan mata yang tidak berkedip. Jari telunjuinya membeku kearah Arion.

"Hai Tiwi!" Seru Glen ceria seolah tidak terjadi apa-apa.

Tiwi menelan saliva. Dia benar-bena tidak percaya bahwa kini Arion, mantan cowok sahabatnya berada di kampus mereka.

"Loe beneran Arion kan?" Tiwi berjalan mendekati kedua cowok itu setelah kesadarannya pulih. Bagaimanapun juga dia harus menemui Arion dan bertanya kenapa cowok itu ada di sini sekarang. Bukankah selama ini kabarnya cowok itu kuliah di Tokyo?

Arion mengangguk.

"Gue Arion." Jawabnya mantap. "Loe Tiwi 'kan?"

Tiwi mengangguk.

"Loe masih inget sama gue?"

Arion tersenyum pada gadis berkacamata tersebut.

"Loe ngapaian disini Ar? Bukannya loe kuliah di Tokyo?"

"Dia kuliah di sini." Jawab Glen enteng. Seolah tidak ada sesuatu yang serius dengan kepindahan Arion ke Jakarta.

"Hah?"

"Kenapa wajah loe?"

"Loe kuliah disini Ar?" Tiwi masih tidak percaya.

Reuni Sang Mantan (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang