BAGIAN 1

7.9K 251 1
                                    

Suara gedoran pintu kamar kos yang begitu kencang itu membuat Divia tidak bisa bertahan lama dari posisi tidurnya. Awalnya cewek cantik berambut panjang itu ingin mengabaikannya saja, toh jika sang penganggu itu bosan dia akan pergi sendiri, namun semakin lama suara gedoran pintu itu terdengar melebihi suara genderang perang dan bisa membangunkan seluruh warga kos. Alhasil, dengan sedikit kesal Divia berjalan gontai menuju pintu kamarnya untuk menemui seseorang yang sudah membuat kebisingan luar biasa pagi ini.

"Apa sih Tiwi.....!" Serunya geram setelah pintu kamar kosnya terbuka. Dan wajah Tiwi yang bundar dengan rambut panjang dikepang serta berkacamata itu sudah tersenyum padanya. Tiwi adalah sahabat Divia sejak SMU dan kuliah di kampus yang sama dengan Divia meskipun berbeda jurusan. Divia di jurusan Management dan Tiwi di jurusan pendidikan, sesuai keinginannya sejak kecil.

"Loe lupa ya!" Celetuknya kemudian memperlihatkan arloji yang dipakainya di depan wajah Divia.

Divia mengeryitkan kening.

"Apa?!"

"Semalem loe ngomong apa sama gue?!" Tiwi masih berusaha mengingatkan.

Divia tampak berfikir. Jemari tangannya tampak sibuk menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.

"Astaga!" Serunya sejurus kemudian.

"Jam berapa Wi?!"

"Jam setengah delapan kurang tiga menit!" Jawab Tiwi sambil melirik kembali jam tangan berwarna putih yang dipakainya.

Divia tidak menyahut, disambarnya sebuah handuk berwarna maroon yang berada di belakang pintu.

"Untung loe ingetin gue! Kalau nggak gue bisa nggak lulus mata kuliah profesor Diana karena tugas dari beliau harus ditumpuk pukul delapan tepat!" Serunya gradak-gruduk mempersiapkan segala jenis barang yang harus dibawanya ke kampus.

Tiwi menyeringai. Dalam hati dia merasa prihatin dengan sahabatnya satu itu. Sudah salah, waktu diingatkan malah memasang muka mengajak perang.

"Dan loe masih nyalahin gue karena bangunin loe pagi-pagi!" Gumamnya sambil berjalan gontai menuju sofa dan mulai menghidupkan remote tivi. Sejurus kemudian cewek itu sudah asyik menikmati satu toples keripik yang berada dimeja depannya.

"Loe nggak ada kuliah ya?!" Tiba-tiba Divia sudah keluar dari kamar mandi dengan bau wangi sabun yang menyengat.

"Loe mandi apa cuci muka doang?" Tiwi mengangkat alis, mulutnya sudah penuh dengan keripik singkong yang toplesnya kini sudah berada di dalam genggaman tangannya.

"Cepet banget!"

Divia meringis. Diambilnya sebuah sisir yang tergeletak tidak jauh dari tempatnya berdiri kemudian mulai menyisir rambut panjangnya.

"Mandi bebek!" Jawabnya sekenanya.

Tiwi terkekah. Kemudian dia mulai tak acuh lagi dengan apa yang Divia lakukan. Kelihatannya acara infotainment lebih menarik perhatiannya daripada apa yang dilakukan Divia.

"Eh, loe nggak kuliah?!" Divia mengulangi pertanyaan yang tadi belum sempat Tiwi jawab. Ia sudah selesai melakukan rutinitas paginya. Mandi, sisiran, pakai bedak dan lipmate tipis-tipis.

"Nanti masih jam satu." Jawab Tiwi dengan mulut masih terus mengunyah.

"Eh, keripiknya enak tau!" Lanjut Tiwi kemudian.

"Tuh, di atas lemari masih banyak!" Jawab Divia lalu menyambar sebuah sepatu pantovel hitam yang berada di rak sebelah pintu kamar mandi dan tas selempang yang tergantung di sana juga.

Reuni Sang Mantan (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang