Author POV
Ali berjalan memasuki kelas. Setelah mengobati lecet di lututnya dan mengganti pakaian basketnya dengan seragam putih abu-abu sekolah, ia berniat kembali ke kelas untuk mengambil tas nya. Ia mengganti blazer sekolahnya dengan sweater hoodie yang hoddie-nya menutup sempurna kepalanya.
Ali mendapati Prilly yang nampak tenang membaca bukunya. Ia sama sekali tak menggubrisi kehadiran Ali saat memasuki kelas.
"Ngapain lo liat-liat gue?"
Ali mendelik aneh. "Idih! Gak ada yang liatin lo," seru Ali.
Prilly mendengus, kembali fokus pada bukunya. Sementara Ali mengernyit saat melihat botol air mineral dari berbagai merk dagang memenuhi mejanya. Di kolongnya pun sudah penuh pula dengan botol air mineral dengan note singkat yang sengaja di tempel disana.
Gana, congratsss! Aku bangga sama kamu, babe❤Jangan lupa di minum yaaa :*
-Bila Syifanni, XI Mipa 1
Ali bergidik ngeri usai membaca salah satu note secara random. Babe katanya.
"Ini gimana minumnya kalo sepabrik gini?" Gumam Ali terperangah.
"My baby Gana. Aaaa bangga nya sama kamu. Jadi makin sayang deh :* sengaja aku kasih kamu Lee mineral. Kamu tau gak, persamaan kamu sama lee mineral? Soalnya kamu sama lee mineral, sama-sama ada manis-manisnyaaa❤😙 with love, Cia Danira sebelas sosial 5," gumam Ali membaca salah satu note lagi.
"Resiko orang ganteng gini amat ya?" Lirih Ali.
"Ini gimana bawanya woy!"
Ali merogoh saku hoddienya. Ponselnya bergetar pertanda ada panggilan masuk.
"Halo, iyaa bawel lu bentar lagi gue kesana!" Omel Ali tanpa melihat caller id terlebih dahulu.
"WHAT YOU SAID?! Mami tabok mulut kamu, mau?!"
Ali meringis ngilu sambil menjauhkan ponselnya. Ia kira ketiga sahabatnya yang menelfon untuk cepat-cepat ke basement, tapi ternyata Maminya.
"Lho? Mami? Ini Mami yaaa?"
"Bukan!"
Ali menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Kenapa, Mam?" Tanya Ali kemudian.
"Can you go home, now?!"
"Hah? Pulang gimana sih, Mi. Mami lupa deh, aku kan sekolah," kata Ali heran. Untuk apa Maminya menyuruhnya pulang sekarang? Tau aja deh kalo sekolah lagi free karena habis turnamen. Tapi kan Ali mau kumpul dulu buat rayain kemanangan bersama timnya, masa pulang sih? Gak elit banget ye kan?
"Zia ada disini."
Ali bergeming mendengar ucapan Maminya barusan. Berusaha mencerna. Sedetik kemudian Ali terkekeh geli tak percaya sedikitpun.
"Mami apaan sih, gak lucu ah," kata Ali, seraya menggelengkan kepalanya tak habis fikir. Bisa-bisanya Mamimya mengatakan hal itu. Hal yang tidak mungkin.
"Ali"
Hingga suara Maminya berganti menjadi suara lembut yang terdengar amat familiar ditelinganya. Suara yang beberapa tahun ini absen ia dengar. Ini bukan mimpi kan? Nafas Ali naik turun menahan sesak kerinduan dihatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Powerpoint in Love (END)
Fanfiction"WOY MINGGIR DONG! Wahhh songong ni orang! Mana lagi nih tombol klakson,---" "Itu yang ditengah-tengah stir apaan?!" Amazing cover by. @EkaGustiawati❤