PIL 28

6.7K 844 85
                                    

Author POV

"DORRR!!!"

Bahu Prilly berjengkit kaget saat seseorang berteriak di telinganya tiba-tiba. Ia melotot kesal begitu melihat kedatangan Ali yang kini tengah cengengesan tidak jelas. Dengan santainya cowok itu duduk di sebelahnya.

"Ih, ngagetin aja sih!" Prilly memukuli lengan Ali kesal. Alih-alih kesakitan, cowok itu malah tertawa geli.

"Ya maaf," ujar Ali. "Nih, siomay with ekstra bumbu kacang pedas asam manis, semanis kenangan kita berdua, spesial buat lo." Ali menyodorkan mangkuk sterofoam putih berisi siomay. Sedangkan dengan wajah eneknya Prilly menerima mangkuk itu.

"Enak gak?" Tanya Ali meminta komentar Prilly. "Enak, kan si mamangnya yang buat," kata Prilly sambil menikmati siomaynya.

"Enak aja, itu gue yang layanin sendiri," ujar Ali sok iya.

"Masa?"

"Iya."

"Serius?"

"Iya!"

"Demi apa?" Tanya Prilly dengan senyum menggoda.

"Demi cinta kita berdua."

Prilly mengernyit lucu. "Kita? Lo aja kali." Setelahnya ia tertawa geli.

"Yee, serius juga," kesal Ali.

"Jangan aneh-aneh deh, gue gak mau Bima nganggep serius candaan lo itu. Mau babak belur lagi emang?"

Ali terperangah. "Candaan?"

"Harus berapa kali gue bilang kalo gue gak bercanda?!" Tanya Ali tegas.

"Tapi, Li,--"

"Gue bosen!" Ali memalingkan wajahnya ke depan enggan menatap Prilly.

"Gue bosen denger kata 'tapi' dari mulut lo," kata Ali tanpa menatap Prilly.

"Selama ini sia-sia aja gue ngomong tapi ujung-ujungnya 'tapi-tapi' terus," lanjut Ali lagi.

Prilly menatap Ali yang masih memalingkan wajahnya. "Jadi bener?" Prilly berucap pelan, terkesan menggantung di pendengaran Ali. Hingga kemudian Prilly melanjutkan, "Jadi bener yang dibilang temen-temen kalo lo suka sama gue?"

"Kalo iya, emang salah?"

"Li," panggil Prilly lagi. Ia menarik dagu Ali agar mau menatapnya.

"Kalo iya, gue egois? Kalo iya gue cinta sama lo, gue salah besar? Kalo bener gue suka sama lo, gue cinta sama lo, perbuatan gue ini gak bisa di maafkan? Kalo bener gue cinta sama lo gue harus mundur, gitu? Iya?" Tanya Ali bertubi-tubi. Prilly mematung seketika.

Sepersekian detik Ali diam, Prilly juga diam. Saling pandang. Sampai kemudian Ali membawa telapak tangan Prilly untuk di tempelkan di dadanya, tepat di jantungnya. Masih dengan saling menatap.

"Detak ini milik kamu, entah bagaimana pula denganmu. Iramanya tak beraturan hanya saat bersamamu." Ali berkata lembut, dalam, masih dengan tangan Prilly yang di tempelkan di dadanya. Prilly menelan ludahnya susah payah.

"K- kenapa?" Tanyanya dengan lidah kelu. "Kenapa lo cinta sama gue?" Lanjutnya lagi, kali ini terdengar lirih.

Detik berikutnya, denting piano mengalun. Ali menarik kedua tangan Prilly lembut untuk berdiri lebih ke tengah. Suara merdu Ali segera menyahut melodi yang di ciptakan dari setiap tekanan tuts.

"Aku hanyalah manusia biasa
Bisa merasakan sakit dan bahagia
Izinkan 'ku bicara
Agar kau juga dapat mengerti,

Powerpoint in Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang