Author POV
Malam ini Ali terserang sebuah penyakit yang selalu menjadi trending di kalangan anak muda bahkan orang tua. Bengong dan tidak tahu ingin melakukan apa -alias gabut. Bahkan layar 42 inchi play station dikamarnya sama sekali tak menarik baginya.
Cowok itu terduduk di sofa yang berada di depan tempat tidur, kemudian ia merampas ponselnya dari belakang ranjang king size nya lantas mulai berselancar di akun media sosialnya. Ia membuka aplikasi instagram. Melihat eksplorer dan notifikasi yang setiap harinya selalu jebol. Oleh karena itu Ali tak terlalu suka menge-check ponselnya apalagi untuk memposting foto, membuat instastory atau live instagram.. dan yaa apapun itu lah. Ia lebih suka berkabar lewat whatsapp atau pesan.
disatyaadipura_ ⚫ikuti
♡ 💬 ↗
Liked by aprillyakhnzara and 950 others
disatyaadipura_ Masih gue liatin_- @aprillyakhnzaraView all 60 comments
aprillyakhnzara IHHHHH SATYAAAA KURANG ASEEEEEMMM!
disatyaadipura_ Eluu eluu yang kurang asem, ngacangin gue lagi!Hingga satu postingan dari akun instagram milik Satya membuat gerakan jarinya terhenti. Foto yang memuat potret Prilly yang sedang serius membaca novel dengan berurair air mata itu mampu menyita perhatiannya. Sedekat itukah Prilly dengan Satya? Tentu Ali tahu jika Prilly dan Satya adalah sahabat dari kecil. Satya tahu Prilly jauh sebelum dirinya dan pasti dari nol. Dan... ia juga pernah mendengar, istilah -jika dua orang berlawan jenis bersahabat, salah satunya pasti ada yang menyimpan rasa. Dan Ali juga tahu kalau rasa itu di miliki Satya. Tapi entah dengan Prilly. Gadis itu terlalu sulit untuk ditebak. Bahkan, untuk menebak apa gadis itu memiliki rasa untuknya atau tidak saja ia tak bisa. Ah, dasar Mamang Warnet.
"Mereka deket banget," gumam Ali pelan, pandangannya beralih pada gorden putih transparan jendela besar kamarnya.
"Masa perjuangan gue gini doang?" Gumamnya lagi. Ia bangkit berdiri, menghampiri laci dan membukanya. Kembali diambilnya benda kecil dengan kapasitas empat GB itu. Dibukanya tutup flashdisk, hingga menampilkan pucuk besi anti karat yang dapat menyalurkan isi yang ada di dalamnya. Prilly masih bungkam bila diajak membahas hal ini, kadang ia hanya diam atau menghindar bila Ali meminta pertegasan cintanya. Ia sadar, caranya menyampaikan isi hati memang terbilang aneh seperti dirinya. Sangat sangat anti-mainstream. Namun, beginilah adanya. Ia benar-benar mencintai Prilly.
"Gue bakal bikin sejarah, kalo cinta itu bisa berawal dari manapun. Termasuk dari powerpoint." Tekadanya bulat. Ia menggengam flashdisk itu kuat-kuat. Besok, ya, besok ia harus mempertegas semuanya. Semuanya! Hingga tak ada lagi asumsi Prilly yang menganggapnya sebagai cowok payah yang lemah dalam hal mengungkapkan perasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Powerpoint in Love (END)
Fanfiction"WOY MINGGIR DONG! Wahhh songong ni orang! Mana lagi nih tombol klakson,---" "Itu yang ditengah-tengah stir apaan?!" Amazing cover by. @EkaGustiawati❤