Jealous

6.8K 348 7
                                    

Baru suapan pertama, mereka langsung kaget! Ya! Makanan Lisa sangat enak.
Rasanya sangat otentik sekali. Mereka sendiri tidak menyangka bahwa maknae mereka bisa memasak sehebat ini.

"Wah! Daebak! Lisayaaa... Masakanmu sangat lezat! Mengapa kamu nggak pernah masak buat kita hah?" *ucap Rose dengan wajah kagumnya kepada Lisa

"Bagaimana aku dapat memasak, jika kedua eonnie ini nggak pernah biarin aku nginjek dapur buat masak?" *ucap Lisa dengan sedikit tertunduk

"Ah... Mianhe Lisayaaaa.... Baiklah! Mulai saat ini telah resmi, bahwa Lisa sudah boleh menginjak dapur buat masak!" *ucap Jisoo dengan wajah seriusnya

"Aishhh eonnie.... Kau tak perlu seperti itu... Masakanku ini belum seberapa sama masakan Jisoo eonnie sama Nini" *ucap Lisa merendah

"Nini? Siapa itu?" *tanya Jennie dengan wajah penasaran

"Itu kau Jennie eonnie. Aku rasa, aku harus ngasi nama panggilan ke eonnie. Kan gak enak kalo eonnie doang yang ngasi nama panggilan buat aku doang. Boleh kan? Hehe 😅" *ucap Lisa dengan cengengesan

"Wah! Nama yang keren! I like it!" *ucap Jennie dengan gummy smilenya

"Lisayaaa kau jahat!" *ucap Jisoo dan Rose bersamaan

"Eoh? Aku ada salah ya? Maafin aku eonnie..." *ucap Lisa dengan nada sedih kemudian menunduk

"Lisayaaa mengapa kau tidak memberikan kami nama panggilan?" *ucap Rose

"Nama panggilan buat kamu kan mawar. Trus buat Jisoo unnie... Apa ya? Hmmm gimana kalo Jichu aja?" *sebenarnya Lisa hanya bercanda kepada Rose

"Mantul! Kalo gitu nama Lisa Lalice aja ok?" *ucap Jisoo dengan semangat

"Ok Jichu"
Semuanya senang kecuali Rose.
Dia hanya tertunduk dengan wajah murung. Kemudian beranjak pergi dari meja makan.
"Aku udah selesai"
Dia lalu mencuci piring kotornya dan pergi ke balkon.

Jisoo, Jennie dan Lisa merasa bingung.
Ada apa dengan Rose sampai ia begitu?

Lisa POV
Ada apa dengan Chaeng?
Itu yang muncul pertama dipikiranku.
Apa dia tidak menyukai nama panggilannya? Atau yang lain.
Tapi sepertinya ini memang salahku. Jika benar begitu aku akan menghampirinya dan meminta maaf.

"Jichu, nini aku nyamperin Chaeng dulu ya..." *ucapku lalu beralih dari meja makan untuk mencari Chaeng.
Kulihat di kamar tidak ada, lalu aku pergi ke ruang musik. Mungkin saja dia ada disana, karna itu ruang favoritnya dari seluruh tempat di apartemen
Dan ternyata dugaanku benar. Dia sedang duduk termenung di sana sambil memainkan piano dengan lagu Kiss The Rain. Ia memainkannya sambil menangis.
Ada apa dengannya? Aku semakin khawatir dengan sahabatku itu.

Aku lalu berjalan pelan menghampiri Chaeng. Lalu memeluknya dari belakang. Chaeng lalu tersadar dan berhenti memainkan pianonya dan mengusap air matanya. Kemudian menepis tanganku lalu hendak beranjak keluar.
Aku dengan cepat memeluknya erat agar ia tak pergi.

"Lepasin gue Lisa" *ucap Chaeng dengan nada dingin
Ini pertama kali dalam hidupku, aku mendengar Chaeng berbicara denganku sedingin itu. Aku lalu mulai mengeluarkan air mata.
"Chaeng... Apa aku melakukan kesalahan? Maafkan aku hiks" *ucapku sambil menangis kemudian bersujud dihadapnnya.
Chaeng memang orang yang tidak sanggup untuk menyakiti seseorang. Makanya itu, aku sengaja bersujud dihadapnnya.
Dan benar saja! Ia langsung duduk bersamaku, mengangkat wajahku dan menatapku dalam.

"Lo gak salah Lis... Gue aja yang gak spesial di hati lo" *ucapnya datar kemudian menghapus air mataku

"Maafin gue ya.... Gue kegeeran buat jadi sahabat lo."
Jujur saja, aku tak kuat ketika sahabatku ini menggunakan lo gue daripada aku kamu. Rasanya sakit...
Dan sepetinya aku benar...
Chaeng marah kepadaku soal nama panggilan. Hmm dan sepertinya ada satu hal yang kulupakan.
Oh ya! Aku lupa! Nama panggilanku kepadanya dulu adalah Rosie!
Bodoh! Aku bodoh!
Aku bahkan melupakan nama itu. Bodoh! Aku sangat bodoh!

Me And Our Special Maknae Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang