DIA TIDAK MEMILIH KU l16l

12K 247 8
                                    

Apa gue harus jadi orang ketiga di dalem hubungan lo, biar lo bisa bahagia?

~Tomi

***

Hari hari telah berlalu, sampai saat ini Kevin masih belum mengabari Natasya. Natasya juga sudah berkali kali bertanya kepada Rasta dan Aril, tapi mereka juga tidak tau dimana keberadaan Kevin.

Tapi Natasya mencium gelagat aneh dari kedua sahabat Kevin itu. Seperti ada yang mereka tutup tutupi darinya.

Flashback on

Ini hari keempat saat Kevin sudah menghilang. Natasya kawatir, lalu ia sengaja mencari Rasta untuk bertanya dimana keberadaan Kevin saat ini.

"Rasta!" teriak Natasya di koridor yang sudah sepi, karna semua siswa sudah pulang.

Rasta dan Aril berbalik "kenapa Sya?"

"Lo beneran gatau dimana Kevin?" Rasta tidak ingin menatap mata Natasya, karna ia takut gadis di depannya ini tau jika dirinya berbohong.

"Kevin kan lagi--" ucapan Aril langsung terhenti saat punggungnya dicubit Rasta.

"Apasi Ras" kata Aril jengkel, lalu ia langsung tersadar jika mulutnya hampir saja keceplosan.

"Lagi apa Ril?" tanya Natasya penasaran.

Aril mencoba berfikir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali "ya lagi ngilang la Sya. Makanya kita gatau"

Natasya memincingkan matanya curiga "lo beneran gatau dimana Kevin kan Ras, Ril?" Keduanya menggeleng bersamaan.

"Buat apa juga kita bohong Sya, gue aja kawatir sama tu anak"

"Oh yauda" setelah itu Natasya pergi meninggalkan keduanya.

Flashback off

Ini sudah satu minggu Kevin hilang tanpa kabar. Sebenernya mau Kevin itu apa? Natasya tidak tau lagi bagaimana jalan pikiran Kevin.

Dirinya keluar dari rumah, berjalan kaki untuk mengelilingi kompleks. Siapa tau fikirannya dapat sedikit tenang. Mata Natasya membulat saat melihat Kevin di depan sana dengan seorang wanita, baru turun dari sepeda motor.

Natasya mengira jika ini halusinasi saja, lantas ia mengucek kedua matanya dan menajamkan penglihatannya. Ternyata bener itu kekasihnya. Langsung saja Natasya berlari dan memegang pundak pria di depannya.

Pria itu berbalik, dan benar dia adalah Kevin. Dan perempuan disamping Kevin terkejut saat Kevin memberhentikan langkahnya.

"Kenapa Vin?" Siska berbalik dan mendapati tatapan tajam dari Natasya.

Plak.. Natasya menampar pipi Siska lumayan keras.

"Dasar cewek gatau diri lo" teriak Natasya emosi. Kevin dengan sigap langsung menarik tangan Natasya.

"Kamu itu maunya apa si Sya. Dateng dateng langsung nampar" teriak Kevin di depan Natasya.

Natasya yang dibentak seperti itu langsung memandang Kevin dengan kilatan amarah "Seharusnya aku yang tanya sama kamu. Kemana aja kamu selama ini?"

"Aku.." jawab Kevin ragu.

"Gabisa jawab kan kamu. Karna kamu selama ini selalu jalan kan sama dia" tunjuk Natasya kepada Siska yang tak jauh berdiri dengannya.

"Aku cuma sekali jalan sama Siska. Jadi mending kamu diem kalo gatau. Aku sibuk waktu itu"

"Alesan kamu gak masuk akal, dengan  cara gak ngabarin aku? Apa kamu sesibuk itu sampai gabisa luangin semenit aja sms ke aku. Apa itu susah Vin buat kamu?" Kevin diam, menatap mata Natasya yang tersirat kekecewaan.

"Bukan gitu Sya.. Tapi"

"Sudala aku gamau debat sama kamu. Aku capek" Natasya menekan kata capek dan berlari meninggalkan Kevin yang masih mematung. Kevin bimbang, antara mengejar Natasya atau menghampiri Siska.

Hatinya ingin dirinya mengejar Natasya, tapi pikirannya justru kepada Siska. Jadi dirinya tanpa pikir panjang pergi menghampiri Siska yang masih memegangi pipinya.

"Lo gapapa?" tanya Kevin lembut. Siska hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Gue anter lo pulang dulu ya"

"Kita gajadi jalan?" kata Siska kecewa.

"Sorry Sis, lain kali" mereka berdua menaiki motor dan pergi menuju rumah Siska.

Sedangkan Natasya ia berlari sekuat tenaga yang ia punya. Hingga dirinya langsung terduduk di atas rumput. "Kamu jahat Vin" teriak Natasya.

Natasya memukul mukul pohon yang berada di depannya, sampai tangan nya serasa mati rasa. Tapi Natasya hiraukan saja. Rasa ditangannya tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya.

Sampai ntah pukulan keberapa, seseorang menahan tangannya. "Jangan sakiti diri lo lebih dalem lagi" suara itu, ya Natasya sangat kenal sekali.

"Lepaskan jika menyakitkan" Natasya mendongak dengan mata yang memerah.

Benar, dia Tomi. Orang yang selalu ada disaat Natasya sedang rapuh, orang yang selalu datang tanpa disuruh untuk menolongnya. Dia pahlawan bagi Natasya.

Tanpa banyak omong lagi Tomi langsung memeluk Natasya. Merengkuhnya ke dalam dekapannya. Mungkin yang bisa ia lakukan hanya dengan cara ini.

Natasya yang dipeluk oleh Tomi langsung menumpahkan tangisannya disana. Tapi dirinya tidak membalas pelukan Tomi. Dan Tomi menyadari itu.

"Keluarkan semuanya" kata Tomi sambil mengelus punggung Natasya lembut.

Setelah Natasya cukup tenang, Tomi langsung membawa Natasya ke kursi yang sudah tersedia disana.

"Gu...gue gakuat Tom" kata Natasya dengan pandangan kosong kedepan.

"Gue sudah bilang kan sama lo. Lepaskan jika menyakitkan, pertahankan jika membahagiakan. Cinta itu simple Sya. Kita aja yang buat ribet."

"Tapi gue gabisa ngelepas Kevin gitu aja Tom. Gue sudah kadung cinta sama dia" Natasya tidak sadar jika dirinya barusan mengucapkan kata cinta.

"Apa gue harus jadi orang ketiga di dalem hubungan lo, biar lo bisa bahagia?" kata Tomi menatap manik mata Natasya.

***

Bad Boy mesum VS Bad Girl lENDlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang