RS l9l

20.5K 380 3
                                    

Malam harinya Kevin mengunjungi Natasya lagi. Tapi tak ada satupun orang disana, kosong. Lalu Kevin bertanya kepada salah satu suster yang melewati kamar Natasya.

"Sus pasien di kamar ini mana?"

"Mungkin sedang di taman mas" jawab suster itu lalu melenggang pergi.

Kevin berjalan menuju taman, dan benar Natasya sedang berada di sana, duduk di kursi putih dekat tiang lampu. Kevin berjalan ke belakang Natasya dengan mengendap endap, untuk mengangeti Natasya. Tapi hasilnya nihil.

"Gausa kaya maling lo" kata Natasya ketus.

"Baru aja mau ngangetin lo" Kevin loncat dari belakang kursi dan duduk di samping Natasya.

"Gimana tangan lo? Masih sakit?"

"Gue gaselemah yang lo pikir. Cuma goresan doang mah kecil buat gue" Kevin menyentil pelan tangan Natasya yang dibenat.

Shh

"Nah kan masih sakit, gausa sok kuat deh lo" Natasya diam. Ia melirik kearah Kevin yang meliriknya juga. Langsung saja Natasya mengalihkan pandangannya.

"Inget ya Sya lo itu pacar gue, jadi kalo lo kenapa napa bilang aja ke gue" Natasya hanya mengangguk.

"Lo istirahat sana udah malem"

"Lo mau pulang?" Ntah kenapa Natasya malah bertanya seperti itu "eh enggak, maksud gue--"

"Lo mau gue disini?" tanya Kevin sambil memperhatikan gerak gerik Natasya.

"Sapa bilang. Buruan sana pulang" Natasya mengibas ngibaskan tangannya seperti mengusir.

"Gue pulang dulu ya" tak lupa Kevin mengacak acak rambut Natasya pelan. Itu seperti kebiasaan baru untuk Kevin.

Sepeninggal Kevin, Natasya langsung memasuki kamar inap nya. Ya sangat sepi, tidak ada yang menemaninya. Natasya langsung merebahkan tubuhnya, dan tidur. Karna besok ia akan pulang.

Keesokan harinya saat jam istirahat Kevin mentraktir kedua sahabatnya makan di kantin.

"Lo beneran mau nraktir kita ni?" tanya Aril heran.

"Tumben banget lo punya pacar nraktir kita" celetuk Rasta.

"Sebelum gue berubah pikiran" kata Kevin. Keduanya langsung segera memesan beberapa makanan dan minuman.

"Eh iya gimana keadaan pacar lo Vin?" tanya Rasta sambil melahap kebab dan kentang koreng.

"Ya begitulah"

"Begitulah gimana? Gasampe serius kan tapi?" tanya Aril yang juga kepo.

"Nggak. Kalian tenang aja" Kevin juga memakan pesanannya.

Hingga bel pulang sekolah berbunyi kedua sahabat Natasya menghampiri Kevin di parkiran. "Vin!" Kevin menoleh.

"Lo mau ke rumah sakit kan?" tanya Rani yang diangguki Kevin.

"Bareng ya gue ga bawa mobil soalnya"

"Buruan" saat Rani dan Angel membuka pintu mobil Kevin ternyata disana juga ada Rasta.

Angel melirik Rasta tidak enak. Begitupula dengan Rasta. "Apa lo liat liat, pengen gue culek tu mata?"
"Geer banget lo, gue ga ngeliatin lo juga. Gue ngeliatin Rani" Rani yang disebut namanya langsung menoleh ke Rasta.

"Apa lo manggil nama gue?" tanya Rani "nggak gapapa" Rasta akhirnya menyenderkan punggungnya di kursi belakang. Disampingnya ada Angel dan Rani.

Mobil itu membelah jalanan kota dengan kecepatan rata rata untuk menuju rumah sakit. Setelah berhenti di pelataran RS. Mereka semua turun sambil membawa beberapa buah dan roti.

"Syasya" teriak Angel sambil memeluk tubuh Natasya.

Rasta mencibir "dibalik sifat judesnya ternyata alay juga" Angel langsung melirik Rasta "apa lo bilang?" tapi Rasta hanya mngedikkan bahunya.

Sedangkan Aril baru memasuki kamar Natasya, memang ia membawa mobil sendiri. "Sori ya gue telat" kata Aril sambil melihat Angel dan Rasta yang memasang muka sangat.

"Lha pada kenapa si ni anak"

"Biasa kaya kucing mau nikah" jawab Kevin yang sudah duduk disebelah Natasya.

Rasta dan Angel akhirnya duduk berjauhan, yang dipisah oleh Rani dan Aril. Hingga dua jam lebih berlalu mereka habiskan untuk berdebat dan bercanda. Hingga dokter membuyarkan semuanya.

"Maaf mengganggu, pasien bernama Natasya sudah bisa dibawa pulang" lalu dokter itu pergi.

Rani dan Angel sibuk mengemasi barang barang Natasya. Lalu dibawa oleh Aril dan Rasta. "Kalian semua bareng sama Aril aja ya"

"Gabis---" ucapan Angel terpotong saat Rasta menginjak kakinya.

"Iya Vin, kita bareng Aril aja"

"Lo apaan si" Angel sebal, pertama ucapannya dipotong kedua kakinya diinjek.

"Yaudah gue duluan ya" kata Kevin sambil membukakan pintu untuk Natasya.

Mobil Kevin meninggalkan kawasan rumah sakit. Di lampu merah dengan seenaknya Kevin melumat bibir mungil Natasya. Natasya yang tidak siap langsung membulatkan matanya.

Tangan Kevin juga tidak tinggal diam. Ia meremas payudara Natasya dari luar baju "shh Vin" Kevin masih sibuk meremas payudara Natasya. Saat tangan kiri Natasya yang tidak dibebat memukul punggung Kevin.

Ternyata mulai tadi suara klakson berbunyi. Telinga Kevin seperti tersumpal tidak mendegar suara apa apa selain desahan Natasya. Kevin melihat ke traffic light, ternyata lampu telah berubah menjadi hijau.

Natasya bisa bernafas lega, karena lampu hijau menyala. Saat mobil Kevin telah berhenti di depan rumah Natasya, Natasya keluar dari mobil. Sebelum itu Kevin mencium bibir Natasya sekilas dan mengacak acak rambut Natasya pelan.

Sebelum Natasya benar benar keluar dari mobil ia sempat melontarkan kalimat yang sangat jelas ditelinga Kevin "gue pacar lo, bukan tempat pelampiasan nafsu lo" Kevin mencerna kalimat Natasya.

Dan ia langsung menepuk kepalanya "bodoh bodoh" sambil memukul mukul setir mobilnya. Dan tadi apa? Pacar lo? Berarti Natasya sudah menganggap Kevin sebagai pacarnya.

🐻🐻🐻

Keesokannya Natasya sudah siap dengan seragam pramukanya.Tangannya juga sudah tidak dibebat lagi. Natasya menjalankan mobil putihnya menuju sekolah. Tapi sayang di tengah perjalanan mobil kesayangan Natasya mogok.

"Lha ni mobil kenapa?" gumam Natasya sambil melepas sealt beltnya dan turun.

"Sialan mogok. Baru kali ini ni mobil mogok" Natasya mendendang ban depan mobilnya.

"Lo tendang pun gabakal bisa jalan tu mobil" Natasya menoleh ke sumber suara. Dan menemukan pria yang familiar di benaknya.

"Masi inget gue nggak?" tanyanya. Natasya mencoba mengingat ingat, dan benar ini pria yang pernah ia tabrak dulu.

"Tomi kan?" tanya Natasya memastikan.

"Great, kenapa emang mobil lo?"

"Gatau ni tiba tiba mogok. Padahal dulu gaperna kaya begini"

"Yaudah lo nebeng gue aja daripada telat. Ntar gue suruh bengkel langganan gue buat kesini"

"Sekali lagi thanks ya" kata Natasya sambil menaiki motor ninja merah milik Tomi.

Tomi langsung menjalankan motornya menuju SMA Santauri. Saat sepeda itu telah sampai di depan gerbang. Natasya turun sambil mengucap terimakasih lagi. Setelah itu Tomi meninggalkan Natasya.

"Siapa dia?" Natasya berbalik



Bad Boy mesum VS Bad Girl lENDlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang