POROS lENDl

16K 332 70
                                    

Kamu adalah poros, walau aku pergi ke ujung dunia sekalipun, aku akan tetap bersamamu. Tetap menjadi porosmu

***

Tomi membulatkan matanya. "Nggak Sya, Lo gaboleh ngedonorin jantung Lo"

"Gue berani bertaruh nyawa demi Kevin. Biar dia bisa hidup lebih lama" Tomi mengguncang bahu Natasya berkali kali.

"Sya Lo harus sadar, hidup Lo masih panjang"

"Tapi gue mau ngeliat Kevin masih hidup, walau gue udah ga ada disini" Natasya menghapus air matanya.

"Gue masuk dulu ya Tom" Natasya dengan langkah gontainya memasuki kamar inap Kevin, yang barusan memang sudah dipindah.

"Gue gamau kehilangan lo Sya" gumam Tomi sebelum pintu di hadapannya tertutup rapat.

Seharian ini Natasya habiskan hanya untuk mengamati wajah Kevin dalam diam. Tidak Natasya tidak diam, dia menceritakan semuanya kepada Kevin, walau ia tau pria yang tengah berbaring ini tidak akan mendengarnya.

"Vin buka mata lo, gue masih sayang" sedetik kemudian air mata menetes dari kelopak mata Kevin. Natasya mematung, ternyata Kevin masih bisa mendengar suaranya.

"Vin bangun gue disini" nihil, tak ada respon sama sekali.

Dari balik kaca pintu, Tomi melihat Natasya, mengawasi jika wanita itu kenapa napa. Dirinya tak tahan melihat Natasya seperti ini. Hatinya teremas kuat.

***

Hal yang paling mengejutkan bagi Natasya adalah pemberitahuan dokter karena ada yang bersedia untuk mendonorkan jantungnya untuk Kevin.

Tanpa pikir panjang Natasya langsung menandatangani surat persetujuan untuk menjalankan oprasi.

Dengan hati yang tak karuan, antara senang, haru, takut menjadi satu membuat gadis itu harap harap cemas menunggu hasil operasi. Sudah beribu ribu doa ia panjatkan. Dan ia berharap semuanya berjalan lancar.

Tepat 3 jam berlalu pintu ruang operasi terbuka, menampilkan sosok dokter dengan senyuman lebar di bibirnya.

"Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, hanya saja pasien masih butuh istirahat"

Tubuh Natasya merosot, tangis haru mengisi suasana lorong rumah sakit. Natasya mengucap syukur atas keselematan Kevin.

Tapi pikiran Natasya tiba tiba kalut. Siapa pendonor yang rela mendonorkan jantungnya dalam waktu secepat ini?

Natasya melihat ruang operasi yang baru saja dibuka, menampakkan sosok Kevin yang masih terbaring dengan wajah pucat pasi.

Tapi bukan itu yang membuat hati Natasya runtuh. Tapi seseorang yang sedang berbaring di ruang operasi dengan kain putih yang menyelimuti sebagian tubuhnya.

Natasya berlari, mencoba memastikan apakah penglihatannya benar atau tidak. Tapi seolah dunia runtuh seketika, seseorang itu adalah Tomi, pria yang sudah Natasya anggap sebagai sahabatnya.

Tanpa pikir panjang Natasya memeluk tubuh Tomi erat, menumpahkan seluruh tangisnya. Tubuhnya kali ini lebih rapuh dari sebelumnya.

Natasya melepaskan pelukan saat sesuatu jatuh dari tempat tidur Tomi. Dengan cepat Natasya membukanya dan membaca isi surat.

Dear Natasya
Lo gabakal ngira kan kalau gue yang bakal ngedonorin jantung buat musuh gue sendiri? Gue awalnya juga ga nyangka waktu hati gue milih buat ngedonorin. Lo tau apa alasan gue ngelakuin itu? Gue pengen lo terus senyum, karna gue gabakal sanggup kalo lo bakal nangis tiap hari sampe air mata tu kering cuma karna kehilangan tu orang. Karna gue tau pasti Sya, kalo gue gabakal bisa gantiin dia buat lo. Dan gue cuma mau bilang, gue masih selalu di samping lo, dengan perantara Kevin.

Lo poros gue Sya, yang gabakal berubah sampai kapanpun.

"Gue kira gue bakal selalu bisa ngeliat Lo Tom, ternyata hari kemarin, adalah hari terakhir gue ngeliat Lo, maafin gue Tom yang ga pernah bisa ngertiin Lo"

Natasya menyesal. Jika hari itu dirinya bisa datang lebih awal di area sirkuit, dirinya tidak akan kehilangan seseorang yang sudah sangat berharga di kehidupannya.

"Di nafas terakhir lo aja, lo masih sempet mikirin gue Tom, gue emang temen yang ga berguna"

***

2 bulan kemudia....

Semuanya telah selesai, Kevin yang sudah sembuh total, mengingatkan Natasya kepada sosok Tomi.

"Sya buruan sini"

Sifat sifat jail yang Kevin lakukan kepada Natasya, sangat persis dengan apa yang Tomi lakukan pada Natasya dulu. Dan Kevin sekarang lebih ceria dari yang dulu.

Tapi Natasya tau, dirinya tidak boleh terpuruk lama seperti ini, ia yakin jika Tomi tidak suka jika dirinya seperti ini. Karna yang pria itu inginkan agar dirinya tersenyum bukan?

Dengan tarikan nafas Natasya berlari menghampiri Kevin, memeluk tubuh lelaki itu erat, seolah dirinya tidak ingin kehilangan lagi untuk kedua kalinya.

"Jangan pernah ninggalin aku ya, karna aku gatau gimana hidupku tanpa kamu" bisik Natasya tepat di telinga Kevin.

Kevin berbalik, menghadap Natasya dan menangkup kedua pipi kekasihnya itu. "Aku gabakal ninggalin kamu, karna kamu adalah porosku"

Kata poros yang selalu Natasya ingat sampai kapanpun, karna poros ia akan terus berputar di satu titik untuk mencintai satu seorang pria saja, sampai kapanpun.

***

Akhirnya end juga:) thanks buat semua readers yang masih setia sama ni cerita dari awal sampe akhir walau ceritanya absurd banget. Terimakasih juga buat semangat semangat yang kalian ucapin buat author biar ni cerita ga Hiatus.

Dan siapa nih disini yang nyangka kalo ternyata pendonornya si Tomi? Tapi maap kalo endingnya ga sesuai kaya apa yang kalian harapkan, sekali lagi terimakasih buat semua dukungannya.

See you ^^




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Boy mesum VS Bad Girl lENDlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang