RUNTUH l20l

11K 244 49
                                    

duniaku seakan runtuh saat kau menderita, tapi sebisa mungkin aku tak akan membuat mu kehilangan hidup saat aku masih diberi pilihan

***

Hari yang sangat Natasya tunggu tunggu jatuh pada hari ini, yaitu minggu. Dirinya bisa melepas penat dan lelah, bukan hanya penat pikiran tapi hatinya juga.

Gadis itu masih setia di balik selimut tebalnya, memeluk boneka beruang kesayangannya. Tapi tiba tiba dirinya tidak bisa tidur lagi, ia kepikiran dengan Kevin.

Sebenernya dia masih sayang, itu sudah pasti dan tak perlu diragukan lagi. Tapi pikirannya sudah cukup lelah dan hatinya sudah cukup sakit, saat mengingat jika Kevin lebih memilih Siska dari pada dirinya.

Arlojinya sudah menujukkan pukul 10, membuat Natasya beranjak dari kasur menuju kamar mandi, membersihkan badannya.

Sebuah panggilan membuat dirinya keluar dari kamar mandi, sambil memegang sikat gigi yang sudah dilapisi odol.

"Tumben lo nelpon gue pagi pagi, kenapa Tom?"

"Nanti sore jalan yuk, gue jemput jam 3" Natasya yang masih cengo langsung melihat panggilan telfonnya terputus begitu saja.

Pipinya memanas, senyum tipis terbit di kedua ujung bibirnya, dengan senandung kecil Natasya mulai membedah lemarinya untuk melihat baju apa yang cocok ia kenakan.

Tepat pukul 3 suara klakson motor membuat Natasya bergegas mengambil tasnya, ia berlari kecil untuk menemui Tomi.

"Cantik"

Natasya langsung menunduk "apasi malu tau"

"Udah yuk buruan naik, keburu malem" Natasya tersenyum tipis

***

Pikiran Kevin masih berantakan, dirinya masih mencintai Natasya, tapi dirinya tidak tega meninggalkan Siska. Dirinya bukan cinta, tapi dirinya diliputi rasa tak nyaman.

Sebuah dering membuat Kevin terbangun dari lamunannya. Dia Jerry, musuh bebuyutannya saat di sirkuit.

"Hm?"

"Ntar malem kita tanding, udah lama kan?"

Kevin sempat berfikir perkataan Natasya saat dulu, jika gadis itu tidak suka jika dirinya kebut kebutan di jalan, tapi suara Jery kembali terdengar.

"Kenapa? Takut?" Seperkian detik Kevin langsung menjawab iya dan memutus panggilan.

Kevin mengusap wajahnya gusar "maafin aku Sya, aku gabisa nepatin janji aku"

***

Natasya sudah selesai berkeliling taman kota, suasana hatinya sedikit membaik. Saat Tomi ijin ke toilet, suara dering membuat Natasya langsung mengambil ponsel di balik saku celananya.

"Lo kemana Sya?"

"Gue sama Tomi, kenapa?"

"Lo emang gak denger kalau Kevin bakal balapan, viral banget malah. Secara kan si Kevin dah lama gak nginjek dunia itu"

Mata Natasya memanas "balapan? Dimana?"

"Jalan kar***a. Gue harap lo bakal ngehadang dia"

Tanpa pikir panjang Natasya berdiri dari tempat duduknya, dan duduk di atas ojol. Di pikirannya sekarang hanya ada Kevin, dia sungguh kawatir.

Keadaan sirkuit sudah penuh dengan deru sepeda motor, Kevin sendiri tidak didampingi oleh kedua sahabatnya seperti biasa. Dengan sekali tarikan gas, kedua sepeda melaju dengan kecepatan di atas rata rata"

Natasya yang sudah sampai di area sirkuit langsung mencari keberadaan Kevin, tapi nihil pria itu sudah pergi. Natasya mendengar bisik bisik seorang pria di sampingnya jika mesin sepeda yang dikemudi Kevin sudah dirusak.

Jantung Natasya berpacu cepat, secepat Kevin mengemudi hingga pria itu baru tersadar ada yang salah dari sepedanya. Saat Kevin ingin berhenti, rem sepeda blong membuat sepeda yang ditumpangi Kevin hilang kendali.

Sedangkan Natasya, gadis itu sudah berlari mengikuti jalur sirkuit, mencari keberadaan Kevin. Lututnya serasa lemas saat iris matanya melihat Kevin berbaring tak sadarkan diri dengan darah mengucur sangat banyak.

Dada Kevin bolong, terhantam jeruji besi sepeda motornya.

"Vin.. tolong bangun, jangan bikin aku kawatir kaya gini"

Tak ada sahutan, hening. Natasya berteriak meminta tolong sambil memeluk tubuh Kevin dengan erat. Ia sungguh takut kali ini.

Seseorang datang dengan tergesa, membuat Natasya mendongak, ternyata itu Tomi.

"Lo gapapa?" tanya Tomi membuat Natasya mengangguk.

"To..tolongin Kevin tom, gue gapapa" dengan cepat Tomi menelpon ambulan untuk segera datang ke tempat.

Di sekitar Natasya yang awalnya sepi sudah sangat rame dengan orang orang yang hanya ingin tau, tapi tak ada niatan menolong.

Tak lama ambulance datang, Natasya dengan cepat juga masuk ke dalam. Menurut Natasya memegang tangan Kevin adalah salah satu cara untuk mengurangi rasa ketakutannya, ternyata itu tak mempan sama sekali.

Sesampainya di rumah sakit, Kevin sudah dilarikan ke UGD untuk segera ditangani. Ntah sudah berapa kali Natasya mondar mandir di depan pintu UGD, perasaannya kalut.

Tomi datang yang langsung mendapat pelukan dari Natasya "Tom gimana kalo Kevin di dalem kenapa napa"

"Gue yakin Kevin gabakal kenapa napa karna dia kuat"

"Dia ga sekuat yang Lo banyangin Tom, gue takut" hati Tomi serasa teriris mendengar Isak tangis gadis yang ia sayangi.

"Jangan nangis Sya. Inget alasan Kevin berjuang disana buat lo, jadi Lo harus yakin itu"

Pintu UGD terbuka, membuat Natasya langsung menghampiri dokter yang baru saja menangani Kevin.

"Gimana dok?"

"Maaf penderita di dalam sana sedang kritis, dan sesegera mungkin harus mendapat donor jantung"

Dunia Natasya seolah runtuh, beban dipundaknya serasa makin berat. "Mengapa Tuhan memberi cobaan sangat berat seperti ini"

"Inget Sya Tuhan gabakal ngasi cobaan pada umatnya melampaui batas yang mereka punya. Karna Tuhan yakin kalian dapat melewati ini semua"

Air mata masih setia membanjiri pipi Natasya, pandangan gadis itu kosong lurus ke depan "Gue mau ngedonorin jantung gue Tom"

***

Maaf banget yang udah nungguin ini crita lama banget, karna ada masalah sama akun author:' sekali lagi author minta maaf. Karena author juga tau kok kalo nunggu itu gaenak apalagi digantungin.

Trus gimana nih endingnya? Mau dibikin sad end atau hap end? 🖤

Bad Boy mesum VS Bad Girl lENDlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang