Chapter 10

1.6K 126 11
                                    

"Bagaimana ini..?" tanya raya sambil menyodorkan tiket pada mondy

"Bagaimana apanya"ucap mondy sembari tetap fokus pada laptotnya tanpa menoleh ke arah raya

"Tiket nya"

"Kenapa dengan tiket nya?"tanya mondy

"Kita menerimanya atau tidak?"

"Memangnya kita akan pergi Kemana?"

"Jangan pura-pura bodoh"
Raya mendengus kesal karna mondy tidak serius berbicara dengannya

"Hh!! Aku akan mengembalikan tiket ini ke mamah"

"Kenapa?"

"Karna pasti kau tidak mau pergi"

"Siapa bilang aku tidak mau"
Mondy pun berdiri,karna tinggi raya hanya sebahu ia pun menurunkan sedikit badannya agar bisa berhadapan dengan raya


Deg....

Tiba tiba jantung raya bedetak sangat cepat karna posisi ini,wajah raya dan mondy sangat dekat,sehingga raya bisa merasakan deru napas mondy

"Bilang ke mamah kita akan pergi" setelah mengucapkan itu mondy pun berlalu pergi ke kamar mandi

"Dia pandai sekali membuat jantung orang copot,,,Astaga ada apa denganku" raya pun turun menuju ruang tamu dimana disana adalah tempat ibu mertuanya tadi

******

"Bagaimana?? Apakah mondy menerima tiket itu???"tanya sang mertua

"Iya mah,kita akan pergi"

"Baiklah,kalo begitu ,cepat gih sana tidur,sudah malam,besok kan kamu sekolah"

Raya pun hanya mengagguk dan pergi menuju kamarnya,ia membuka pintu kamarnya,lalu ia melihat suaminya yang sudah terlelap. Raya pun merangkak menuju ranjang,lalu tertidur membelakangi mondy




********

Skip Sekolah



Sekarang adalah waktunya pelajaran Pak Yogi,seorang guru matematika yang berkepala botak dan pendek,tetapi sangat kasar membuat semua orang lebih jengkel padanya.
Kelas pak yogi mengibaratkan sebagai kelas neraka

Tring...Tring...

Bel istirahat berbunyi....
Semua orang bernapas lega,karna mendengar suara yang mereka tunggu,karna suara itu bagai menyelamatkan mereka dari siksa pelajaran pak yogi

"Huh akhirnya pelajaran si botak itu sudah selesai"ucap Ranty memaki guru matematika itu

"Hey kau tidak boleh berbicara seperti itu"ucap raya

"Memangnya kenapa?" tanya siska

"Bagaimanapun juga,dia adalah guru kita,kita harus menghormati dan menyayangi nya seperti orang tua kita sendiri bukannya memaki"

"Cikh!! Menyayangi? Aku lebih berharap dia cepat pensiun dan meninggalkan sekolah ini"

"Kau ini! Sudah-sudah kita pergi ke kantin saja" ajak raya

Skip kantin

"Boleh kah aku duduk disini?"tanya laki-laki yang bernama rifky kepada ketiga perempuan dimeja kantin itu
Ranty dan siska hanya tersenyum jahil sambil melirik ke arah raya

"Boleh dong,baiklah kita akan pergi,agar tidak mengaggu obrolan kalian"ucap ranty

Raya melirik kesal kepada dua sahabatnya itu,bisa-bisanya mereka meninggalkan raya dengan mantan ya itu,bisa-bisa gagal sudah perjuangan raya untuk muve on dari rifky

Married In LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang