Chapter 14

1.5K 125 13
                                    

^Happy Reading^

***

**

*


Kilasan kemilau cahaya mentari pagi menyinari mata mondy yang masih tertutup sempurna,hingga pria itu bergerak-gerak dalam tidurnya. Tangannya bergerak,mengucek mata,lalu terbangun

Mondy merasakan pusing dibagian kepalanya,ia memejamkan matanya sekali lagi,hingga rasa pusing itu sedikit menghilang. Hal pertama yang ia lihat ketika membuka mata adalah raya yang sedang berjalan menuju pintu,ia ingin berteriak memanggil nama gadis itu

Tunggu!
Ia melihat dirinya sendiri dibalik selimut. Tubuhnya hanya ditutupi underwear

Saat ia menoleh lagi,ternyata raya sudah berlalu meninggalkan kamar. Ia melihat ranjang yang berantakan,dan segera menyadari sesuatu. Disibaknya selimut tebal itu,dan segera memungut pakaiannya yang tercecer dimana-mana. Berlari ke kamar mandi secepat kilat

'Apa yang sudah aku lakukan?'

Mondy menatap bayangan dirinya dibalik kaca wastafel. Rahangnya tiba-tiba mengeras,membuat garis yang kentara terlihat. Rasa pusingnya kembali,pengaruh alkohol yang masih terasa. Entah berapa botol yang ia minum semalam

Awalnya ia ingin minum sekedar untuk menenangkan diri. Tapi mengapa malah jadi begini? Ia telah melakukan kesalahan besar. Bahkan lebih besar daripada ia yang tak mampu menyelamatkan intan

Lelaki itu melepaskan pukulannya pada wastafel. Membuang napas kasar berkali-kali. Mengusap wajahnya yang masih terlihat kacau

Ia harus segera mencari raya

Segera ia mandi,dan secepat kilat keluar dari kamar untuk mencari raya

Mondy yang telah selesai bersiap-siap segera ingin menyusul raya. Menunggu pintu lift terbuka,mungkin ia akan turun ke lantai bawah,mungkin saja raya sedang sarapan di restoran hotel

Ketika pintu lift terbuka,raya lah yang berdiri disana. Dan itu membuat mereka sama-sama mematung. Raya terlihat kacau pagi ini,wajahnya datar dan terkesan sangar. Serta mata dan ujung hidung nya yang mega,kentara sekali ia usai menangis

Raya melangkah keluar lift. Kemudian berjalan melewati mondy begitu saja. Mondy menyebut namanya,tapi gadis itu tak berbalik,tetap berjalan menuju kamar nya dalam diam

Mondy menegak salivanya,berbalik,raya sudah tak terlihat. Ia ikut mengayunkan langkahnya menuju kamar,untuk menyusul raya

Dari pintu kamar tempatnya berdiri,terlihat raya yang berada disamping ranjang. Sedang memasukan pakaian mereka ke dalam koper.
Bukankah ini baru hari kedua?

Ah,tidak! Gadis itu hanya mengemasi pakaiannya sendiri,tidak dengan pakaian mondy

"Raya!" mondy memanggilnya pelan seraya melangkah mendekat

Gadis itu tak merespon,tetap sibuk mengemasi barang-barang miliknya. Mondy berhenti dibelakangnya,memanggil Sekali lagi

"Raya!" mondy meraih tangan raya yang sibuk memasukan pakaian,berharap gadis itu menoleh

Married In LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang