Chapter 17

1.3K 118 11
                                    

^Happy Reading^

***

**

*

Raya menatap langit mendung lewat jendela kamarnya, Ah bukan! Itu adalah jendela kamar siska yang ditepati nya

Raya teringat perkataan malvin
'Apa dia benar-benar mencariku? Atau dia sedang mabuk lagi' batin raya

Ini sudah beberapa hari,tapi sakit hatinya masih belum hilang. Bahkan berkurang pun tidak. Sedikitpun tidak!

Raya bahkan sedang memikirkan cara agar ia bisa terbebas dari pria itu. Ah,mengingat pria itu sama saja membunuhnya perlahan. Semua yang dilakukan pria itu membekaskan luka baginya

Tiba-tiba raya teringat rifky. Apa kabar pria itu? Sudah hampir satu bulan sejak mereka berpisah,tapi raya masih belum bisa melupakan rifky sepenuhnya

Jelas saja selama dua tahun mereka bersama. Menciptakan kenangan bersama. Menorehkan cinta dengan tinta  yang tak berkeseduhan. Melukiskan kisah yang begitu indah,hingga tak sanggup ia lupakan

Lagi-lagi dada gadis itu terasa sesak. Entah kenapa takdir begitu jahat padanya?
Mengapa takdir harus memisahkannya dari pria sebaik rifky dan malah mempertemukan nya dengan mondy

Ini benar-benar tak adil bagi raya!

Selama dua tahun,tak pernah sekalipun rifky menyakitinya. Lalu bagaimana dengan mondy? Baru saja beberapa minggu tapi pria itu sudah menyakitinya

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Raya pun membalikan tubuhnya. Menghadap ke arah siska yang baru saja memasuki kamar dan duduk ditepi ranjang

"Ray,kamu terlihat begitu kacau! Kamu yakin tidak akan pulang?"

Raya menunduk kemudian kembali menatap siska

"Aku masih bingung tentang apa yang akan aku lakukan. Aku tak ingin menambah masalah jika pulang ke rumah orang tuaku! Aku juga  tak ingin kembali dengan pria brengsek itu!"

"Aku ngerti apa yang kamu rasain ray! Tapi sebaiknya kamu pikirkan lagi! Bagaimana jika orang tuamu mengira kalo kamu diculik atau hal semacamnya? Justru itu akan semakin rumit" siska pun memberi saran kepada raya

"Kamu benar" raya menghembuskan napas kasar,

" Sis,izinkan aku disini untuk beberapa hari lagi! Lalu aku akan berpikir apa yang harus aku lakukan"lanjutnya

"Kamu bisa berada disini sampai kapanpun ray,aku tak pernah mempermasalahkan itu,karena kamu sahabat aku! Tapi bagaimana dengan sekolah mu ray? Kamu sudah satu minggu tak masuk!"

"Yaampun aku hampir melupakannya,mungkin aku akan datang ke sekolah besok" ucap raya

"Tapi sis,tolong jangan beri tau siapa-siapa tentang masalah aku,sekalipun sama Ranty atau Rifky"lanjutnya

Siska pun tersenyum "Tenang aja aku bakal ngerahasiain ini,semuanya pasti aman.. Istirahatlah! Ingat besok sekolah"

Siska berdiri dan keluar dari kamar itu ,meninggalkan raya yang kembali menghabiskan waktunya untuk melamun lagi

********

Raya berjalan terhuyung melewati koridor menuju kelasnya, lorong itu agak sepi karna masih pagi. Disampingnya Ranty dan siska berjalan sambil menggandeng lengannya. Entah kenapa mereka sangat takut tubuh raya akan tiba-tiba roboh,karna gadis itu terlihat begitu rapuh semenjak ia pulang dari london. Jarang makan,kurang tidur,banyak menangis,dan akhir-akhir ini ia juga sering muntah-muntah.

"Raya"

Mereka berhenti ketika terdengar suara memanggil dari belakang. Mereka sama-sama berbalik. Malvin berdiri dengan wajah ceria tak jauh dari sana.

"Malvin"
Malvin melangkah mendekati raya senyuman itu membuat hati raya tenang dalam sekejap. Untunglah itu hanya malvin. Ia benar-benar tak ingin berurusan dengan siapapun,terutama rifky, terlebih mondy.

"Ranty,siska pergilah ke kelas nanti aku nyusul"

"Kau yakin? Tidak akan apa-apa?" tanya siska,jujur ia khawatir pada sahabatnya itu

"Aku tidak apa-apa"

"Baiklah"
Siska dan ranty pun akhirnya dengan berat hati berjalan ke kelas terlebih dahulu. Meninggalkan malvin dan raya yang akhirnya menuju taman belakang sekolah

"Kau sudah sarapan? Kau terlihat pucat sekali! Apakah kau sakit? Kau istirahat dengan cukup? Kau bahagia dengan liburanmu?" tanya malvin beruntun menatap wajah raya lamat-lamat

"Aku baik-baik saja!" jawab raya singkat,berusaha tersenyum namun gagal

Tatapan sayu nya membalas tatapan cemas dari mata malvin

"Aku merasa ada yang aneh" gumam malvin

"Apa yang aneh?"

"Kau terlihat berbeda! Bukan raya si periang yang biasa aku kenal! Kemana larinya senyum mu?"

"Aku tak apa!" lagi lagi,hanya itu yang bisa raya ucapkan

"Ini benar-benar aneh raya,kau sudah pulang dari liburan tapi tak masuk sekolah,kemarin mondy datang kemari,dan hari ini kau datang ke sekolah dengan murung! Ada apa sebenarnya" malvin coba meraih tangan raya. Jemari itu terasa dingin seperti telah berada lama di dalam air es

Raya menunduk,menatap tangannya yang di genggam oleh malvin. Hangat. Menenangkan

"Kau tak mempercayaiku? Jangan simpan masalah mu sendiri! Aku ada sebagai teman dan pelindungmu"

Raya menghembuskan napas panjang,kemudian menarik tangannya yang digenggam oleh malvin

"Aku baik-baik saja,percayalah!" raya meninggalkan seulas senyuman kemudian berlalu meninggalkan malvin yang duduk sendirian

"Kau benar-benar aneh raya" gumam malvin

**********

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT NYA YA SEMUA🤗🤗🤗

SEMOGA KALIAN SUKA💕💕


Married In LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang