Chapter 24

1.5K 136 9
                                    

^Happy Reading^

***

**

*

Mondy menghentikan mobil nya didepan gedung High School yang megah. Ia lalu menoleh ke arah raya yang sedang memperbaiki letak ranselnya dan bersiap-siap hendak turun

"Jaga diri kalian!"

Raya menoleh ke arah mondy,"kalian?"

"Kau dan malaikat kecil kita!" jawab mondy seraya meletakan tangannya pada perut raya yang masih datar

Gadis itu terkesiap,napasnya tertahan,darahnya berdesir hebat ketika mondy melakukan itu

"Ahh,iya! Kalo begitu aku pergi dulu!" ujar raya gugup

Mondy menarik tangannya dari perut raya dan mengagguk. Memperhatikan raya yang turun dari mobil. Kemudian ia pun melajukan mobilnya menuju kantor
.
.
.
Hari itu terasa membosankan bagi raya,ia tak semangat belajar dan dihinggapi kantuk. Perutnya juga beberapa kali mual ketika jam pelajaran tengah berlangsung. Tapi untunglah tak ada orang lain yang menyadari perubahan itu kecuali Siska

Saat istirahat ,raya tak menghabiskan jatahnya. Ia tak selera dengan makanan yang ada

"Ray,kenapa kau tak menghabiskan makananmu? Apa ada yang salah dengan makanannya?"

Raya mendongak menatap siska dengan tatapan memelasnya, "Aku ingin memakan rujak!"

"Tapi dimana kita mendapatkannya? Di sekolah kita tak menyediakan rujak ray! Lagipula dijakarta jarang yang menjual rujak!" tukas dini bingung dengan permintaan sahabatnya itu

"Tapi aku benar-benar menginginkannya!"
Ujarnya memelas kemudian menatap menu makanannya,makanan itu tak menarik sama sekali,padahal biasanya ia paling semangat jika disuruh makan

"Tapi kau tetap harus makan ray,jika tidak kau bisa sakit! Kita akan mencari makanan yang kau inginkan setelah jam pelajaran berakhir!" saran dini kemudian memberikan makanan milik raya

"Tidak! Aku akan meminta mondy membelikannya nanti!" pasrah raya akhirnya

Dini tersenyum, "kau sudah berani bicara padanya,huh? Sudah tidak marah lagi?"

"Dari dulu juga aku tidak pernah takut padanya! Aku hanya canggung saja!" raya mengedikan bahunya angkuh. Dini tak pernah memiliki sahabat yang penakut,bukan?

"Lalu bagaimana hubungan kalian sekarang? Apa semuanya sudah baik-baik saja?"

Raya berdehem panjang,menelan makanan dimulutnya baru kemudian menjawab

"Tidak sepenuhnya baik-baik saja! Sebenarnya aku masih kesel padanya!"

"Kau masih marah karna peristiwa di london itu?"

Raya menggeleng cepat,"bukan karna itu!"

"Lalu?" dini mengerutkan dahinya

"Dia lebih sering mengejek dan menggodaku sekarang!" cicit raya dengan nada mengadu. Dan tentu saja itu membuat dini tergelek

"Justru itu bagus,berarti kalian sudah semakin akrab sekarang!"

"Mungkin!"

"Lalu bagaimana dengan gadis itu?"

Raya memicingkan matanya

"gadis yang mana?"

"Intan!"

"Ah,itu!" raya membenarkan lagi ekspresinya "mondy sudah menceritakan semuanya! Gadis itu adalah masa lalunya! Dia sudah meninggal!"

Mata dini membulat tak percaya
"APA?"

Raya mengagguk,"aku bahkan sudah melihat foto gadis itu! Dikamar lama mondy,kemarin saat kami kesana!"

"Dia masih menyimpan foto mantan kekasihnya! Hey apa kau tidak marah? Dia kan sudah milikmu!"

"Tidak apa-apa! Dia sudah membakar foto itu sebelum kami pulang!"

"Apa? Uwwu... Itu artinya dia sudah melupakan gadis itu!"

"Entah lah! Maybe yes Mybe not!" raya menyedikan bahunya

"Tapi menurutku itu bagus! Dia akan lebih mudah menerima dirimu jika dia sudah melupakan mantan kekasihnya"

"Iya" balas raya singkat

*************

Melvin kembali menyesap latte miliknya,kemudian memejamkan mata membiarkan sensasi hangat menjalari tubuhnya. Ketika ia membuka mata ,yang ia lihat adalah foto raya yang terpajang di dinding kamarnya

Itu adalah figura lama,sudah satu tahun foto itu terpampang disana. Ia menghembuskan napasnya kasar. Masih saja ia mengharapkan hal itu jelas-jelas tak akan bisa ia gapai

Raya sudah menjadi keluarganya sekarang,istri sepupunya. Lalu apa lagi yang ia bisa lakukan? Kali ini mondy tak melakukan kesalahan yang sama seperti pada intan

Mereka sudah menikah,lalu pantas saja jika raya mengandung anak mereka.  Tak seperti intan yang menyerahkan dirinya begitu saja pada mondy

Melvin tak bisa menerima itu,ketika 'gadisnya' disentuh orang lain. Ia tak bisa menerima jika intan harus jadi milik mondy seutuhnya. Itulah mengapa tragedi tabrakan itu terjadi

Antara hidup dan mati,antara cinta dan benci. Melvin memberanikan dirinya,manginjak gas dalam-dalam dan menabrak tubuh ringkih gadis yang dicintainya. Walau sungguh ia tak akan melakukan itu jika ada opsi lain

Dan sayangnya tak ada opsi lain!

Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dari luar

"Masuklah!" teriaknya tanpa merubah posisi

Sahabat dekatnya yang datang yaitu Arya. Lelaki itu langsung saja mengambil posisi duduk dihadapan melvin. Tanpa dipersilahkan,langsung mengangkat cangkir latte milik melvin dan menyesapnya hingga tak tersisa.

"Kau terlihat murung vin?" tanya arya yang melihat ekspresi datar melvin. Namun yang ditanya malah tak menjawab

"Kau masih memikirkan gadis itu?" tanya arya lagi seraya mengikuti arah pandang melvin. Mengamati raya yang tersenyum pada mereka lewat sebuah figura

"Aku masih belum bisa melupakannya!" melvin mencicit ,"ketika aku mendengar dia putus dengan rifky,aku kira itu akan menjadi kabar baik. Aku akan memiliki kesempatan untuk menjadi kekasihnya!" melvin menghela napas panjang
"Tapi ternyata tidak! Ini jauh dari ekspetasiku,dia malah menjadi iparku. Lagi dan lagi takdir mondy satu langkah didepanku!" lelaki itu agak menggeram ketika menyelesaikan kalimatnya,membayangkan betapa tidak beruntungnya dirinya

"Ayolah,jangan rapuh hanya karna satu orang wanita! Masih banyak wanita diluar sana yang memujamu dalam diam. Percayalah!" jengah arya

"Tapi tetap saja,mondy telah menang. Dia menjadi cinta terakhir intan dan sekarang dia menjadi milik gadisku. Mondy terlalu beruntung hingga mendapatkan dua gadis itu!" melvin merotasikan matanya melas

"Baru dua gadis,hey melvin masih banyak milyaran gadis lain yang lebih baik dari mereka" ujar arya yang sepertinya sudah kesal

"Tapi yang ku mau adalah mereka!"

"Jangan serakah. Jika mereka tak menjadi milikmu,itu artinya mereka bukan jodohmu!"

"Aku muak dengan takdir!"

"Aku juga muak dengan sikapmu yang selalu rapuh! Kau lelaki,bukan?"

Melvin enggan menjawab,dan berlalu begitu saja dari hadapan arya,meninggalkan arya yang sepertinya sedang menahan kesal

************

Seperti biasa jangan lupa vote dan komentarnya,,vomen kalian slalu author tunggu😊

Married In LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang