Chapter 18

1.4K 114 11
                                    

^Happy Reading^

***

**

*

Saat istirahat,raya lebih memilih pergi ke perpustakaan. Katanya,tak selera makan. Padahal siska sudah berusaha keras untuk membujuknya. Tapi tetap saja gadis itu menolak. Alasannya,ada tugas yang harus ia selesaikan

Dan akhirnya,raya pun sendirian menuju perpustakaan. Tak begitu ramai. Tak begitu sepi juga. Beberapa sisa-siswi lain juga berada disana. Sebagian menggunakan komputer,ada yang membawa laptot sendiri,ada yang duduk tenang membaca buku pilihannya,beberapa terlihat santai membaca seraya tetap berdiri disamping rak buku,juga tak sedikit yang datang sekedar untuk memasang earphone lalu tidur


Raya adalah salah satunya. Setelah earphone itu sempurna menyumpal telinganya dan terdengar suara merdu yang mengalun lewat benda kecil itu,ia pun merebahkan kepalanya ke atas meja dan mencoba untuk tidur

Seiring jarum jam yang berputar,lagi diearphone itu pun telah berganti beberapa kali

Raya mulai menikmati tidurnya yang tenang,hingga suara seseorang mengusiknya. Gadis itu sebenarnya ingin acuh,ia terlalu lelah sekedar untuk mendongak. Tapi ketika orang itu mengeluarkan suara,raya tak tahan untuk tidak mengangkat kepalanya

"Kau terlihat kacau" gumam orang tersebut menatap wajah raya yang agak berkeringat dan beberapa helaian rambut menghalangi wajahnya

Raya membalas tatapan orang tersebut,kemudian entah apa yang terjadi pada dirinya,sebulir air mata jatuh melintasi pipi nya

"Aku tidak apa-apa" jawab raya pelan

Kemudian entah kenapa gadis itu mulai terisak. Lelaki dihadapannya pun kaget melihat tingkah raya. Ia berdiri berjalan mengitari meja,hendak menenangkan raya. Tapi gadis itu sudah terlebih dahulu menabrak dada bidangnya. Memeluknya begitu erat dan terisak dalam diam

Lelaki itu hanya terdiam

"Aku merindukan mu" raya bergumam disela isakannya. Masih tetep memeluk lelaki itu

"Hey kau kenapa?" tanya lelaki itu bingung namun membalas pelukan raya

Raya melonggarkan pelukannya,mendongak dan menatap pria itu dengan mata yang masih berair

"Katakan bahwa kau juga merindukanku! Aku mohon!" desisnya pelan

Tak mampu lagi menahan segala yang telah membuncah pada dirinya

"Aku juga merin"

Belum selesai ucapan lelaki itu,raya telah berlalu dari hadapannya,berlari entah kemana.

********

"Raya?" lelaki itu segera mengejar langkah raya yang menuju toilet

Terdengar suara raya yang muntah-muntah didalam sana. Lelaki itu pun panik dan langsung membuka pintu lalu masuk,tak peduli bahwa itu adalah toilet wanita. Lelaki itu menunduk didepan wastafel dan membantu mengelus tengkuk raya

"Kau kenapa?" tanya lelaki itu panik setelah raya membasuh wajahnya

Raya tak menjawab,ia terus memegangi perutnya yang terasa mual

"Pergilah!" usir raya pada lelaki itu

"Hahh?"

"Pergilah,aku pernah bilang jangan pernah muncul dan mengganggu ku lagi!" raya setengah berteriak

"Tapi ray,kau kenapa aneh sekali? Tadi kau memeluk ku dan mengatakan bahwa kau merindukanku tapi kenapa malah kau usir aku" lelaki itu terlihat bingung dengan perubahan sikap raya yang berubah seketika

Raya tak menjawab,langsung saja berjalan meninggalkan lelaki itu. Ketika tangannya menarik gagang pintu,tiba-tiba semua yang berada di hadapannya terasa berputar. Semuanya terlihat ganda dan berkunang-kunang

"Rayaaaaaa" teriak lelaki itu

************

Siska berlari menuju ruang kesehatan. Baru saja ia mendapat telfon bahwa raya pingsan. Langkahnya melambat ketika melihat rifky yang berdiri didepan pintu

"Apa yang terjadi pada raya? Kenapa dia bisa pingsan? Dan bagaimana kau bisa bersamanya? Sudah ku katakan jangan berani mengganggu raya lagi!" siska berteriak pada rifky yang juga terlihat panik

"Aku tak tau apa yang terjadi padanya,dia tiba-tiba jatuh pingsan setelah muntah-muntah! Aku bersamanya karna aku masih mencintainya!" ucap rifky

Siska ingin membalas perkataan rifky namun tak jadi karna perawat sekolah tiba-tiba keluar dari ruangannya

"Bagaimana keadaan raya?" tanya siska langsung

"Dia masih pingsan. Kondisinya buruk sekali. Apa kau temannya?" perawat itu bertanya kepada siska

"Iya"

"Kalo begitu saya sarankan agar kau mengantarkannya pulang. Dia tak bisa melanjutkan pelajaran dengan kondisi yang sekarang ini!"

"Ya,aku akan mengantarkannya!" sela rifky

"Tidak! Aku bisa mengantarkannya" sanggah siska tegas. Ia tak akan membiarkan rifky yang mengantarkan raya pulang,atau itu akan membuat segalanya semakin rumit ketika ia mengantarkan raya pulang dengan kondisi seperti ini

Rifky yang sebenarnya tak ikhlas akhirnya mengalah,membiarkan siska yang mengantarkan raya pulang

***********
Dengan kecepatan sedang siska mengendarai mobilnya membelah jalanan kota. Setelah tiba dirumahnya,siska langsung meminta bantuan maid untuk membopong raya ke kamar nya dan mengganti pakaiannya

Teringat perkataan perawat sekolah tadi sebelum ia pergi " kalo bisa bawalah ia ke rumah sakit untuk memeriksa keadaannya. Aku menduga sesuatu. Tapi aku takut itu salah!" begitulah perkataan perawat sekolah tadi

Siska pun meraup ponselnya dan segera menelpon dokter keluarganya. Seorang wanita paruh baya yang slalu andil dalam kesehatan keluarganya

Tak butuh waktu lama bagi dokter itu untuk tiba dirumah siska. Siska menemani selama raya diperiksa. Wanita itu masih belum siuman

Setelah selesai memeriksa,dengan wajah agak tegang dokter itu mengajak siska berbicara didepan pintu

"Bagaimana keadaannya?"

"Apa dia teman mu?"

"Iya,sudah beberapa haru ini dia disini,karna sedang ada masalah dengan keluarganya"

"Apa ia sering mual dan muntah-muntah?"

"Iya,tadi saja pas disekolah ia sempat mual dan dimuntah-muntah"

Wanita paruh baya itu menghembuskan napas panjang "jadi begini teman mu sekarang sedang hamil muda"

Sontak membuat siska terkejut

"Ha.Ha..Hamil ??"

Dokter itu pun hanya mengagguk

********

Nah loh raya hamil😨😨😨

Kira bagaimana reaksi mondy kalo tau raya hamil??? Menurut kalian bagaimana reaksinya???

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT SEBANYAK-BANYAK NYA😘😘😘

Married In LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang