Ali juga punya pilihan

4K 239 8
                                    

Hari senin memang adalah hari yang dianggap sangat membosankan bagi sebagian orang dan mungkin saja juga  bagi Ali. Lihatlah setelah upacara selesai Ali langsung kembali kedalam kelas tanpa mampir kekantin terlebih dahulu seperti kebanyakan anak-anak disekolah. Ali duduk di bangkunya dengan wajah yang terlihat sangat suntuk.

Prilly yang baru selesai membeli air mineral dari kantin kembali kekelas pun merasa heran dengan sikap Ali hari ini. Sepertinya sedang badmood total.

"Ali kenapa ya? Kok mukanya bete banget keliatannya. Apa ada masalah, hmmm bisa jadi si. Lagian biasanya dia gangguin gua tapi ini kok tumben enggak. Tapi baguslah setidaknya gua tenang hari ini" Prilly membatin didepan pintu kelas sambil memperhatikan Ali.

"Woy Pril liatin apaan sih daritadi diem aja" tanya Shinta, dan Prillypun menunjuk dengan dagunya kearah Ali.

"tuh anak kenapa ya kok kek banyak pikiran" Shinta berkomentar tentang opini saat melihat Ali.

"nah makanya gua bingung" sahut Prilly pelan, takutnya orang yang mereka bicarakan mendengar.

"mending lu tanya deh Prill, kan cuma lu yang bisa buat dia luluh. Gua mau duduk" ucap Shinta berjalan lebih dahulu daripada Prilly lalu menghampiri Yolla yang sudah duduk dibangku sebelahnya.

Prillypun juga memutuskan untuk duduk ditempatnya atau disebelah Ali. Sudah setengah jam Ali dan Prilly tidak ada pembicaraan padahal saat ini kelas sedang jamkos karena guru-guru sebagian ada yang ditugaskan keluar kota untuk study banding.

"hmm li?" Prilly berdehem sebelum memanggil Ali, memutus keheningan yang ada.

"apa?" sahut Ali datar, dari cara membalas ucapan saja Ali seperti orang yang tidak ada semangat hidup.

"lo kenapa dah?" tanya Prilly kepada Ali.

"apanya yang kenapa?" balas Ali

"itu lu kok kek suram banget sih mukanya, kek gak ada gairah hidup banget. Lu badmood ya?" tanya Prilly

"hmm bukan urusan lo" sahut Ali cepat, Prilly hanya mengangguk tanda mengerti. Ia paham Ali hanya belum siap cerita jadi tak ingin memaksa.

ΔΔΔ

"guys gua punya bedak baru loh tadi malam beli sama nyokap" Yolla memamerkan bedak baru miliknya dihadapan Prilly dan Shinta.

"berapa tuh harganya? Tumben beli yang merk lain" Sahut Prilly

"bagus gak tuh bedak, gua jadi pengen beli juga kek lu. Kebetulan bedak gua juga mau habis" Shinta juga ikut menimpali.

"murah kok gak sampe lima ratus ribu" Balas Yolla

"nih gua juga punya lipstick baru bagus kan" Prilly juga memamerkan lipsticknya yang botol berbentuk boneka mini.

"ih lucunya beli dimana? Pasti ini dari luar negri kan, di Indonesia kan ini ada yang Kw nya doang. Mana mungkin gitukan seorang Prilly pake barang abal-abal" Ucap Shinta

"ini gua nitip sama tante Eriska waktu mau pergi keluar negri" sahut Prilly.

"lu nitip aja Pril? Terus lu ganti kagak" tanya Yolla

"rencana gitu tapi apalah daya tante Eriskanya nolak" sahut Prilly

"enak dong lu jadi gratis kan duitnya lumayan buat simpenan" balas Yolla lagi.

"perhitungan lu" Cibir Shinta

"aduh Shinta gua itu bukan perhitungan tapi kita hidup itu juga perlu berhitung agar gak foya-foya" sahut Yolla.

"eleh sok bijak, lu aja masih suka shooping" balas Shinta

"kan itu uang nyokap bokap gua ya jadi gapapalah manfaatkan selagi ada" balas Yolla kemudian terkekeh.

Playboy (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang