perjalan cinta

3.2K 290 22
                                    

Cinta itu bukan hanya sekedar rasa ingin terus bersama, cemburu, marah lalu kecewa jika pasangan berkhianat. Cinta itu juga tentang perasaan rela, ikhlas jika pasangan kita bersama yang lain. Dan selalu memaafkan walau sebesar apapun kesalahan sang pasangan. Terdengar bodoh memang tapi itulah cinta tidak bisa sama, lain pasangan lain cerita. Karena cinta punya porsi masing-masing disetiap dua insan.

-Prilly-
ΔΔΔ

Author pov

Setelah tadi Ali membaca semua keluh kesah istrinya dicatatan milik Prilly, Ali kembali menaruh buku note itu kedalam laci. Tujuannya sekarang adalah mendatangi Prilly dan meminta maaf sebesar-besarnya.

Ali melangkah keluar kamar, menuju ruang tengah dimana istrinya yang tadi tertidur sudah bangun. Ali memperhatikan istrinya dari belakang. Prilly sedang asyik berbicara dengan anak yanh ada dikandungannya.

"dek kita hari ini kerumah oma Marissa mau enggak? Bunda lagi kangen nih sama oma kamu."

"tapi gimana ya, bunda belum izin sama ayah. Pasti ayah lagi sibuk kerja, apa kita pergi diam-diam aja ya dek. Sekali-kali lah gak izin sama ayah ya enggak dek. " rupanya Prilly tidak sadar jika Ali sudah balik ke apartemen daritadi. Sedangkan Ali dibelakang Prilly memperhatikan Prilly dengan perasaan bersalah sedalam-dalamnya rasa bersalah. Ingin menghampiri pun rasanya kakinya terlalu sulit melangkah. Namun ia harus membuktikan jika dia laki-lagi gantle tidak pengecut, harus meminta maaf jika memang bersalah dan mengakuinya. Pelan tapi pasti Ali menghampiri Prilly dan duduk disamping Prilly.

"sayang,," Panggil Ali dengan suara lembutnya, membuat Prilly yang asyik bergurau sendiri dengan anak yang ada didalam perutnya tersentak kaget, dan langsung menoleh kesamping.

"iya kenapa ya?" tanya Prilly, bahkan dari nadanya tidak ada nada emosi sedikitpun, terlihat sangat santai dan tenang menghadapi kondisi ini. Padahal Prilly sengaja menciptakan suasana agar tetap hangat dan tidak canggung diantara mereka.

"maaf," kata-kata penyesalan yang seharusnya Ali ungkapkan malah tidak bisa Ali utarakan, hingga akhirnya hanya bisa satu kata yang Ali keluarkan yaitu kata maaf.

"maaf karena apa ya?" tanya Prilly seolah-olah tidak tahu Ali meminta maaf untuk apa.

"apa kesalahan aku sama kamu sangat banyak Pril? Sampai-sampai kamu bingung aku minta maaf untuk kesalahan yang mana." tutur Ali dengan rasa bersalah yang terus menghantui pikiran dan hatinya.

"ya tapi aku benar-benar bingung kamu minta maaf untuk yang mana," Ucap Prilly

"minta maaf untuk kesalahan fatal aku, minta maaf karena sudah mengkhianati kamu, minta maaf karena sudah keterlaluan. Bahkan sampai hati tangan aku sudah berani melukai fisik kamu." Lirih Ali sangat sedih mengetahui dirinya benar-benar brengsek. Ali yang semua duduk disofa samping Prilly merubah posisinya menjadi berjongkok dihadapan Prilly.

"maafkan aku pril, walau aku tahu beribu kata maaf pun gak akan bisa menebus semua kesalahan aku." lagi-lagi Ali terus memohon agar Prilly ingin memaafkan. Sedangkan Prilly menatap nanar kearah Ali, namun rasanya ia belum bisa memaafkan Ali begitu saja. Wajar luka yang Ali torehkan begitu dalam, bahkan tamparan Ali saat dikantor tadi siang sampai sekarang begitu terasa. Prilly yang tidak sanggup melihat Ali menangis sambil berjongkok dihadapannya pun langsung berdiri meninggalkan Ali disitu dan Prilly memilih memasuki kamar, tanpa mengucapkan sepatah katapun. Sedangkan Ali terduduk merasa menjadi Suami dan calon ayah yang gagal karena sudah benar-benar melukai hati istrinya, dan lihatlah Prilly saja enggan memaafkan.

Playboy (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang