part 17

3.4K 253 19
                                    

"kamu yakin nih gak mau pulang malam ini?" Ali bertanya dengan nada meyakinkan.

"enggak ali pokoknya malam ini tidur dirumah mamah" sahut Prilly tak terbantahkan.

"Iya sayang, santai aja dong aku juga gak ngajak kamu pulang cuma nanya, takut kamu nanti gajadi lagi" tutur Ali.

"maksud kamu aku labil gitu" pekik Prilly tidak terima.

"astaghfirullah, aku gak ada bilang gitu yang, cuma memastikan" pungkas Ali. Selama Prilly hamil Ali selalu harus bersabar menghadapi segala tingkah wanita hamil yang kadang emosinya dan mood nya turun naik.

"Duh kenapa ini anak mamah malam-malam gini ribut?" ucap Tante Marissa yang datang dari dapur membawa semangkuk salad buah atas permintaan Prilly. Kalau sudah Prilly mengidam tidak perduli orangnya siapa sekalipun mertuanya sendiri harus memenuhi kalau tidak pasti Prilly ngamuk, minimal mengurung diri dikamar.

"tuh mah Ali rese banget, masa aku dikatain labil" adu Prilly kepada Tante Marissa, sedangkan Ali hanya pasrah saja namanya disebut-sebut Prilly. Entah mengapa makin hari Prilly suka menguji kesabarannya.

"emang benar li?" tanya tante Marissa kepada menantu satu-satunya itu saat dia sudah duduk disamping Prilly.

"mamah bisa simpulkan sendiri mah" Ucap Ali kepada mertuanya itu, Tante Marissa paham pasti Prillynya aja yang sensitif.

"Mah kenapa salad buatan mamah enak banget sih, Prilly masih pengen mah" Ucap Prilly kepada Tante Marissa, yang begitu cepat menghabiskan semangkuk salad buah dan sekarang masih ingin lagi.

"duh sayang besok lagi aja, kasian Mamah capek masa kamu minta bikinkan lagi." Ucap Ali sebenarnya tidak enak kepada mertuanya.

"gapapa kok li, malah mamah seneng kalau Prilly suka buatan mamah. Ini pasti kemauan cucunya mamah, lagian bagus kok buat kandungan Prilly kalau banyak makan buah" Ucap Tante Marissa.

"tau tuh Ali mah, gak tau orang lagi ngidam malah dihalang-halangin" sindir Prilly.

"eh gak boleh gitu nak" tante Marissa mengingatkan Prilly agar tidak sembarangan berkata.

"yaudah mamah kedapur dulu ya kebetulan tadi masih ada buah-buahan yang sudah dipotong-potong kok jadi tinggal dikasih sausnya aja" Ucap Tante Marissa kemudian kembali membawa mangkuk yang sudah kosong tadi.

"kamu ini gak enak tau mamah butuh istirahat masa kamu suruh-suruh gitu" ucap Ali

"ih kenapa sih li, mamah aku juga kok" sahut Prilly.

"terserah bumil" gumam Ali.

ΔΔΔ

"Ali bangun, li bangun" Prilly mengguncang tubuh Ali yang saat ini sudah tertidur bagaimana tidak saat ini sudah jam dua malam pastilah orang-orang akan tertidur.

"kenapa sih sayang, Mau apa lagi kamu?" tanya dengan nada paraunya khas orang baru bangun tidur.

"temenin aku pipis, aku takut ada setannya Ali," pinta Prilly.

"gak ada setan sayang, kamu ini ada-ada aja." sahut Ali berusaha untuk melawan rasa kantuknya.

"ih ada Ali, tadi difilm yang aku tonton dikamar mandi gitu tiba-tiba ada setannya dicermin, aku takut kalau dicermin kamar mandi nanti beneran ada setannya makanya temanin." ungkap Prilly yang ingin membuat Ali tertawa, cuma karena nonton film hantu Prilly jadi takut kekamar kecil sendirian.

"ih Ali ayok buruan udah gak tahan" Ucap Prilly

"iya sayang" ucap Ali lebih dahulu berdiri kemudian disusul Prilly. Saat akan menuju kamar mandi tangan Prilly begitu erat memegang lengan Ali, sedangkan Ali sudah sesak nafas menahan tawanya karena tingkah Prilly. Kemana Prilly dulu yang gak pernah takut sama apapun eh sekarang malah jadi parnoan gini.

Playboy (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang