Dihantui rasa rindu

3K 271 45
                                    

"Li kenapa ragamu udah gak ada tapi jiwamu masih terus menghantui aku" Prilly bermonolog ditengah dinginnya malam dibalkon kamarnya. Tidak pernah sekalipun rasa takut jika ia dihantui oleh sosok suaminya yang telah tiada. Bukan sekali dua kali Ali datang kepada Prilly namun sering dan Prilly yakin itu bukan halusinasinya namun memang jiwa Ali yang datang namun keluargnya selalu menganggap Prilly berhalusinasi.

"benarkan li kamu sebenarnya gak benar-benar pergi bahkan sekarang aku bisa mencium aroma parfume yang sering kamu gunakan" Prilly memejamkan matanya mana kala ia mencium aroma parfume mint khas suaminya, wangi parfume yang selalu Prilly rindukan. Ditengah memejamkan matanya Prilly merasa pelukan dari belakang, Prilly tidak ingin membuka matanya takut jika sosok Ali akan hilang saat ia membuka mata.

"sayang buka mata kamu" Ali membisik dengan penuh kelembutan disamping telinga kanan Prilly masih dengan posisi memeluk Prilly.

"li kenapa kamu terus menghantui aku, apa kamu gak mau aku lupakan. Demi Allah li aku gak akan pernah bisa lupain kamu." bukannya membuka matanya Prilly malah mengeluarkan isi hatinya karena selama ini ia selalu dibayang-bayangi oleh Ali.

"sayang please buka mata kamu, apa kamu takut sama kehadiran aku." Ucapan Ali yang didengar oleh Prilly membuatnya membuka matanya.

"aku gak akan pernah takut sama adanya kamu li, malah aku senang kamu selalu hadir disetiap kali aku dihantui rasa rindu sama kamu." Prilly membuka mata lalu membalikkan badanya kearah Ali.

"kenapa kamu gak istirahat Prilly? Ini sudah larut malam." tanya Ali.

"aku sengaja li, karena aku merasa kamu akan hadir disetiap malam. Benarkan setiap malam kamu selalu datang disaat aku tertidur." tanya Prilly

"udah ya jangan nangis, aku selalu ada sama kamu kok." ucap Ali

"yang sama aku itu cuma jiwa kamu li, aku pengennya sama raga kamu. Aku pengen kita kayak keluarga lainnya li, bisa sama-sama besarkan anak kita."

"maaf ya sayang aku belum bisa wujudkan keinginan kamu. Lebih baik sekarang kamu istirahat. Nanti kamu kecapek'an kalau gak istirahat." Ali menatap sendu kearah Prilly.

"aku gak mau Ali, aku masih kangen sama kamu. Kalau nanti aku tidur besoknya pasti kamu sudah enggak ada lagi disisi aku." sahut Prilly sambil menatap Ali dengan penuh kerinduan.

"aku janji besok akan datang lagi, sekarang kamu tidur."

"janji besok akan datang lagi, aku selalu cinta sama kamu bagaimanapun sekarang wujud kamu." Prilly memeluk tubuh Ali.

"aku juga selalu mencintai istri dan juga anak aku." balas Ali sambil mencium pucuk kepala Prilly.

"sudah kamu masuk kedalam kamar, aku akan tunggui kamu sampai tertidur." ucap Ali yang dituruti Prilly.

Setelah memastikan Prilly tertidur Ali segera pergi dari balkon kamar tersebut.

ΔΔΔ

"Selamat pagi baby girl nya bunda, duh anak bunda pagi-pagi senyum-senyum. Kyra lagi senang yah nak?" Prilly mengajak anaknya bicara sambil melepas pakaian anaknya untuk dimandikan.

"uluh-uluh cantiknya anak bunda." Prilly menciumi pipi gembul milik anaknya.

"kamu makin hari ternyata mirip anak ayah kamu ya, cuma lahir aja mirip bunda eh ternyata makin besar malah mirip ayah." Ucap Prilly yang memperhatikan perubahan wajah anaknya yang ternyatanya makin hari makin mirip Ali. Hanya matanya saja yang mewarisi Prilly.

"Li meski kamu gak ada disini tapi aku tau kamu lagi ngejagain aku sama anak kita kan. Kamu liat anak kamu ini benar-benar mirip sama kamu sekarang." Ucap Prilly sambil tersenyum.

Playboy (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang