17 - Bagaikan langit dan bumi

150 26 14
                                    

Mengalah bukan berarti kalah , tapi mengalah untuk tidak memperpanjang masalah
* Rain Clarissa Giovani *

Brug ......

Wanita itu berjatuh ke lantai , makanan dan minuman yang dibawanya berserakan dan mengotori sebagian baju dan wajahnya sendiri .

Berpasang pasang mata kini terpacu padanya . Banyak dari mereka yang menahan tawa melihat rain terjatuh .

Bug.......

Sean memukul meja makan dihadapannya , hingga membuat semua tawa itu terhenti dan berubah menjadi rasa takut .

Dengan cepat Sean menghampiri Rain dan menolongnya untuk berdiri  .

" Lo gapapa ? ." Tanya Sean lembut .

Rain hanya menggelengkan kepalanya dan memberi senyuman pertanda ia tak apa apa .

Kini sorot mata lembutnya berubah menjadi tajam yang tertuju pada Cassandra . Cara dia menatapnya seolah menyimpan banyak rasa sakit .

" Apa maksud lo ? ." Tanya Sean tegas .

" Apa apa nya ? , Dianya aja yang ga hati hati ." Jawabnya acuh seolah ia tak bersalah .

Tiara yang sedari tadi menahan emosinya kini menyerah . Emosinya tak tertahankan lagi .

" Lo tuh ya ." Bentak Tiara pada Cassandra .

" Udah udah , gua yang salah ko ." Ucap Rain sembari tersenyum .

Itulah slogan hidupnya " mengalah bukan berarti kalah , tapi mengalah untuk tidak memperpanjang masalah  " .
Menurutnya , tak akan ada masalah yang selesai bila keduanya saling bersikeras mengokohkan anggapannya sendiri .

" Tapi Rai ." Bantah Tiara .

" Udah gapapa ko Ra ." Jawabnya sembari tersenyum . Sean hanya terdiam dan tersenyum pada Rain .

" Maaf ya kak , saya yang salah ." Ucap Rain pada Cassandra .

Tanpa menjawab , Cassandra pergi begitu saja mengabaikan mereka . Wajahnya terlihat kesal dan memerah .

" Awas aja Lo ."

Batinnya .

**

Jam menunjukkan pukul empat sore .
Langit sore kini mulai memamerkan keindahan jingganya . Hembusan angin yang berhembus kencang membuat daun daun berterbangan di jalan . Rain dan teman temannya sudah berada halte bus untuk pulang .

Tak lama kemudian datang seorang pria yang mengendarai motor ninja merah menghampiri mereka . Dia Masih memakai baju seragam yang tertutup oleh bomber favoritnya dan tas yang di menempel di punggungnya . Tak lain adalah Sean .

" Ciee di jemput pangeran ." Ejek Mita .

" Apa sii ." Ucap Rain sembari tersenyum malu .

Perlahan Sean membuka helmnya hingga wajah tampannya terlihat . Ia tersenyum dan menunjuk lesung di kedua pipinya lalu menghampiri Rain dan teman temannya ..

Rain [OnGoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang