Setelah melakukan sesi curhat panjang kali lebar sama Mbak Seulgi-kakak gue-gue akhirnya menarik kesimpulan bahwa mungkin, gue emang take it too far. Bisa aja saat itu, Mark sebenarnya lagi kerja kelompok, atau mau beli barang yang perlu point of view cewek girly kayak Kesha. Intinya, menurut Mbak Seulgi, seharusnya gue gak gampang tersulut dan mencoba untuk tetap stay positive saat itu. Yah, Mark sendiri kan punya banyak kegiatan, his world doesn't revolve around me.
Dan setelah berpikir semalaman, gue meyakinkan diri untuk minta maaf hari ini juge ke cowok Lee itu. Gue gak mau ribut lama-lama sama dia.
Karena itu, dari tadi gue gak bisa berhenti melirik jam di dinding kelas. Gue pengen cepat-cepat bel pulang. Tapi, kalau gue ingat-ingat lagi, dari tadi gue sama sekali gak ngeliat Mark. Baik di kantin, atau di koridor. Padahal kelas gue dan dia gak jauh-jauh amat.
Apa dia bolos? Ke UKS gitu?
Ah, yaudahlah! Yang terpenting masalah gue selesai dulu! Gue kangen pulang sekolah terus mampir ke gramedia cuma buat baca buku yang udah kebuka bareng dia.
"Kenapa sih lo, geblek. Dari tadi kayak orang kebelet pipis," runtuk Shuhua. "Pengen cepet pulang, njir. Huhuhu," gue ngerengek. Shuhua langsung decak. "Kenapa ribet banget, sih, nunggu pulsek? Kenapa lo gak minta maaf lewat chat aja?" tanyanya. Gue menggeleng. "Dia minta pas pulang, lebih baik gue nurut aja daripada nanti ribut lagi. Gue gak mau salah ngomong, Sha," terang gue.
Dia cuma dengus. "Terserah lo beserta otak bucin lo, deh,".
((🍀))
Gue udah di ruang basket. Sepi, gak ada siapa-siapa. Gue datang sendirian. Tadinya Shuhua niat nemenin, dia bilang dia ngerasa firasatnya gak enak. Tapi tentu gue tolak. Ini masalah gue dan Mark, gak ada hubungannya sama dia. Lagian, Mark juga gak akan ngapa-ngapain gue. Jadi gue suruh Shuhua untuk nunggu gue aja di parkiran barengan sama Renjun-cowok yang udah menjabat jadi pacarnya selama empat bulan kebelakang.
Lamunan gue pecah sewaktu dengar suara langkah kaki yang makin mendekat. Dan gak berapa lama, tubuh Mark kelihatan di muka pintu. Dia masuk, gue senyum. Tapi seolah gak peduli, Mark berlalu dan langsung duduk di sebelah gue. Gak membalas senyum gue, atau mengusak rambut gue kayak biasanya.
"Sori, lama,".
Gue menelan ludah susah payah, terus ngangguk pelan. Ada yang gak beres. Gue yakin, ada sesuatu.
I do hope, this isn't something bad.
"Jadi apa yang mau kamu omongin? Kalau kamu gak mau duluan aku-".
"Putus, yuk?".
Gue berhenti bicara. Mendadak tubuh gue kaku, seakan ditarik paksa bumi. Gue seolah gak paham akan apa yang Mark tanyakan, rasanya kayak dia gak berbicara pake bahasa yang gue mengerti.
"Apa?" tanya gue, minta dia untuk mengulang. "Ayo kita putus," ulang dia, tegas dan gak berbasa-basi.
Gue membisu, Mark menatap gue di mata. Padangannya gak hangat seperti biasanya. Tatapannya... gak bisa gue mengerti. Yang gue tahu, semuanya usai.
Gue menarik napas panjang, mempersiapkan diri untuk mengatakan kalimat selanjutnya.
"Oke, ayo,".
Iya. Gue setuju.
Gue setuju disaat gue sebenarnya pengen bertanya:
Kenapa? Gue salah apa? Apa lo semarah itu karena kesalahpahaman gue kemarin?
Apa Kesha seberarti itu sampai lo mengakhiri semuanya disini, saat ini?
Mark ngehela napas. "Gue minta maaf kalau ini tiba-tiba, maaf juga kalo gue sering nyakitin lo sebelumnya," katanya. Gue menggigit bibir, sebelum menarik senyum masam di wajah. "That's... okay. You've been good to me, gak usah khawatir. Yaudah, pulang gih sana! Nanti ditanyain ibu kam-lo. Hati-hati," gue berkata, mendorong bahu dia pelan.
Mark menatap manik gue sekali lagi, tapi bahkan gue gak punya cukup keberanian buat ngangkat kepala gue dan natap dia balik. Gak lama, dia berdiri. Terus mengusak rambut gue.
Hal yang biasa gue dapetin dari dia di setiap harinya, tapi tentu aja yang kali ini, meninggalkan sensasi yang berbeda. Seenggaknya, buat gue.
Mark beranjak pergi. Dan gue tau, saat dia melangkah keluar tadi, there's no way he would turn around. Dia gak mungkin lagi kembali.
Mark pergi. Meninggalkan gue di kubangan luka, dan luruh seketika.
-
A/N (2019):
Bikin sendiri sakit sendiri.
Aqu quad.A/N (2021):
DEMI APA GUE ALAY BANGET DULU BYE.
KAMU SEDANG MEMBACA
BREAK UP - mark lee :: ( ✓ )
Fanfiction[ O N · R E V I S I O N ] Keputusan berat yang harus gue terima: putus dari seorang Mark Lee. ---- ✧start: May, 05 2019 ✧end: July, 09 2019 [revised on 2021] cover by: @rushvcnillamkl Highest rank so far: #1 in breakup #1 in leeminhyung #1 in brea...