Pagi ini, tepat saat Mbak Seulgi lagi menuhin bathtub dengan air panas buat berendam-karena kebetulan dia cuma punya kelas sore-gue akhirnya bilang soal gue dan Mark.
Mbak Seulgi marah, jelas. Dia mempertanyakan salah gue sebesar apa di matanya sampe kita putus, apa gue sama dia udah benar-benar mendiskusikan semuanya, dan diakhir dia bilang kalo keputusan Mark-juga gue-itu kekanakan.
Gue gak bisa bilang apa-apa selain senyum aja. Karena, jawaban dari pertanyaan Mbak Seulgi juga gue gak tau apa. Semuanya rancu.
"Mau gimana lagi, Mbak? Udah keburu kejadian," gue menghela napas. Mbak Seulgi natap gue intens, sebelum dia berdecak. "Yaudahlah, hubungan juga hubungan kamu. Udah gede, tho?" terus kakak gue yang satu itu langsung ngacir ke kamar mandi.
TMI, hari ini gue juga gak ngantin. Bukan kok, bukan karena gue galau. Meskipun itu jadi salah satu penyebab gue malas ngantin, tapi bukan itu yang meyakinkan gue untuk tetap dikelas.
Melainkan tugas biologi yang belum selesai gue kerjakan.
Gila aja, saking galaunya, gue sampe lupa ada tugas.
Shuhua tetap ke kantin, dia bilang bakal bawain gue cilok sama teh sisri. Dia juga janji gak bakal makan lama-lama. Padahal gue udah bilang, dibiarin sendiri juga gue gak akan kenapa-napa.
Selesai nugas, gue ngecek whatsapp yang banyak notif. Gue percaya itu dari grup basket, karena gak pernah seharipun grup itu sepi.
Gue membabat habis notifikasi, membuka semua roomchat satu persatu. Sampai mata gue terpaku pada satu ruang obrolan.
Ya lo bisa tebaklah ya itu ruang obrolan siapa. Dan iya lagi, chat gue cuma di-read.
Bahkan setelahnya, dia gak aktif lagi. Bete kali sama gue.
CK AH LAGIAN BODOH BANGET LO RANA NGAPAIN SEGALA NGOMONG SIH, BEGO.
Gue gigit tas kain gue, terus ngehembusin napas pelan. Tapi, kalo dipikir-pikir lagi, gue gak semenyesal itu juga. Enak aja, masa cuma Mark yang bisa ngutarain perasaannya sementara gue gak bisa?
Gue berdecak pelan. Masalah percintaan emang selalu bikin pening. Gue mutusin bangkit dari bangku, niatnya mau ke toilet untuk nyegerin muka sekalian cari udara segar dan nyusulin Shuhua ke kantin.
Yah, itu rencana gue. Yang selamanya bakal berakhir rencana, karena di tengah perjalanan gue malah melihat sosok yang gak pengen gue lihat.
Mark Lee.
Dan Kesha.
Mark berdiri di depan toilet cewek dan gak lama Kesha keluar dari sana. Bukannya langsung pergi, mereka malah ngobrol dulu, dan setelahnya Kesha mengamit tangan kanan Mark.
Ha.
Salah gak sih kalau gue rasanya mau nangis aja?
((🍀))
"Lo balik sama siapa?" tanya Shuhua. Gue meringis. Biasanya, gue bakal balik sama Mark. Bahkan waktu berantem aja, dia masih anter gue pulang. Meski kita diem-dieman doang kayak arca batu.
Dan kayak yang gue bilang, hari ini Mbak Seulgi ada kelas sore, dia gak mungkin jemput gue pulang.
Ya gue gak punya pilihan lain selain naik angkot, mengingat bus gak ada yang lewat ke arah rumah gue.
"Angkot kayaknya. Beneran gak apa-apa kok, sumpah," gue nyengir, sebelum Shuhua nyerobot dan maksa gue dianter Renjun.
Itu cewek bahkan lebih protektif daripada emak gue sendiri.
"Bener lo?" tanya dia memastikan. Gue ngangguk. "Iya, bener dah suer!" kata gue, mengangkat dua jari. Dia ngedengus.
"Jangan sampe dihipnotis. Lo habis patah hati, jiwanya lemah,".
"Si anjir. Gak sebucin itu gue,".
"Ngomong sama sendal gue lo, itu status instagram lo apaan anjrit,".
"Hehe," cengir gue. Gue dan dia jalan bareng menuju ke tempat parkir, gue cuma mau nganterin dia ke 'pangeran berkuda'-nya sebelum langsung ke halte buat nunggu angkot lewat.
Tapi sekali lagi, Mark seolah gak membiarkan segala kehendak gue berjalan mulus seperti pantat bayi.
Motor yang begitu familiar buat gue, yang bahkan dari gerungannya aja gue tahu itu motor siapa, baru aja lewat di hadapan gue.
Helm bogo warna putih dengan stiker Snoopy, jok belakang yang biasanya kalau udah sore begini bakal sepanas kompor-
-udah bukan lagi diisi sama gue. Udah bukan lagi daerah teritorial gue.
Kenyataan yang paling sakit dan paling menikam gue, bukan karena mereka selalu berdua. Tapi karena gue sadar,
Saat ini, gue gak lebih daripada debu memori milik Mark Lee yang mungkin udah dia tiup jauh-jauh dari ruang hatinya.
—————
A/N (2019):
lama kali aku gak apdet.
KAMU SEDANG MEMBACA
BREAK UP - mark lee :: ( ✓ )
Fanfic[ O N · R E V I S I O N ] Keputusan berat yang harus gue terima: putus dari seorang Mark Lee. ---- ✧start: May, 05 2019 ✧end: July, 09 2019 [revised on 2021] cover by: @rushvcnillamkl Highest rank so far: #1 in breakup #1 in leeminhyung #1 in brea...