D u a

47 16 0
                                    

Candaan bisa berujung pada sebuah fase nyaman.

---

Givon turun dari motornya ,Clara mengerutkan dahinya bingung. Dirinya pun ikut turun dari motor Givon ,kebingungannya semakin bertambah ketika Givon mengulurkan tangannya.

"Givon." ujarnya.

"Panggil aja Givon ,satu lagi ya nama gue bukan bambang." sontak Clara lemas dan terduduk di trotoar. Dirinya tertawa hingga tidak mengeluarkan suara. Receh sekali bukan?

"Ada yang lucu?" tanya Givon bingung.

"Bambang itu perumpamaan. Aduhh nggak kuat ,perut gue sakit banget." Clara memegangi perutnya sambil terus tertawa. Sedangkan Givon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kirain belum kenal gue ,Maemunah!" Givon pun ikut mengerutuki kebodohannya dan menertawai kekonyolannya sendiri. Clara berdiri lalu mengulurkan tangannya ,Givon yang bingung hanya membalas uluran tersebut.

"Clara Stevannia ,bukan Maemunah." Sedetik kemudian mereka tertawa bersama. Hingga tidak mengeluarkan suara dan memejamkan matanya karena terbahak-bahak.

"Dek." Mereka tidak menghiraukan seseorang yang ada di belakang mereka.

"Permisi."Mereka tetap tertawa dan memegangi perut mereka.

"Dek!" Clara dan Givon kompak menoleh ke sumber suara ,sebuah polisi gagah berdiri di belakang mereka.

"Eh bapak." Clara berdiri takut-takut diikuti dengan Givon yang menyengir kuda.

"Ah eh ah eh ,pulang sekolah bukannya pulang! Malah berduaan pacaran gak jelas di trotoar." ketus Pak Polisi tersebut.

"Enak aja, kita ini gak pacaran ya pak!" Clara membantah keras.

"Halah ,mana ada anak jaman sekarang nggak pacaran." kata Pak Polisi tersebut dengan nada meremehkan.

"Ada kok! Buktinya saya jomblo." Clara tetap berargumen.

"Jomblo, jomblo. Bilang pacaran aja masih ngeles." Pak Polisi malah meladeninya.

"Emang nggak pacaran kok!" sewot Clara.

"Terus apa? kembar siam?" Pak Polisi pun geregetan. Clara hanya mengerucutkan bibirnya kesal.

"Motor di parkir sembarangan ,nggak liat itu rambu-rambu apa?" Polisi tersebut menunjuk tiang rambu-rambu yang terletak tak jauh di depna motor Givon.

Rambu-rambu dilarang parkir. Clara membisu seketika ,bisa-bisanya Givon tidak melihat ada rambu lalu lintas.

"Eh anu--"

"Apa?! Mau ngeles?" ucapan Givon terpotong oleh bentakan Pak Polisi. Givon menghela nafas kasar.

"Yasudah ,tidak saya tilang. Tapi habis ini langsung pulang ke rumah. Mengerti?" Givon tersenyum dan mengangguk mengerti.

"Makasih banyak ya pak." Givon masih tersenyum.

"Eh ,makasih ya pak. Maapin yak ,mulut nya nggak bisa di rem." Clara cengar-cengir sambil memukul bibirnya pelan. Pak Polisi tersebut hanya menggelengkan kepalanya lalu pergi meninggalkan Givon dan Clara.

"Tadinya gue mau ngajak lo makan ,gimana makan atau pulang dulu?" Clara menggeleng sebagai jawaban.

"Pulang, udah sore nih. Lagian gue udah kenyang ,makan ketawa." Givon terkekeh , lalu memberi helm pada Clara. Mereka menaiki motornya dan putar balik arah menuju perumahan Clara.

21 Day's DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang