S e m b i l a n

43 9 0
                                    

Menyelesaikan masalah bukan dengan memaki atau mengeluh. Diamlah ,sabarlah dan jangan lupa tersenyum.

---

Di depan Clara ada Alexa dan Vega kelas 10 yang merupakan anak eskul Pecinta Alam. Clara berjalan di belakang mereka dengan lambat. Vega dan Alexa sepertinya berjalan semakin lambat. Guru-guru pun sudah berjalan terlebih dahulu menjauhi barisan. Clara akhirnya memilih untuk mendahului Alexa dan Vega.

Langkahnya terhenti mendengar pekikan seseorang.

"ADUH!!"

"HUAA!!" Alexa tiba-tiba tersungkur jatuh ke dalam tanah yang basah dan becek. Sontak Vega segera menolong Alexa yang berada di sebelahnya. Semua mata tertuju pada Alexa tak terkecuali Givon yang posisinya berada tidak jauh dari Alexa.

"Lo!" Alexa menunjuk Clara dengan sorot mata tajam. Clara membulatkan matanya menatap Alexa penuh tanya. Siswa lain pun begitu.

"Gue kira lo baik." perkataan Alexa menimbulkan tanda tanya besar bagi semua yang ada di situ.

Sontak suasana berubah menjadi hening.

"Lo sengaja kan bikin gue jatuh kan?" sontak suasana hening berubah bisikan-bisikan riuh para siswa.

Clara diam ,keningnya berkerut. Sungguh dirinya tidak berniat ataupun berencana membuat Alexa terjatuh. Padahal ia hanya ingin mendahului Alexa, mana Clara tahu jika Alexa akan terjatuh pada akhirnya.

Bisik-bisik riuh mulai terdengar terang-terangan sekarang. Clara merasa terpojokkan sekarang, semua mata tertuju padanya. Ditambah Alexa yang mendramatisir, kini Alexa memijat-mijat kakinya perlahan.

Febby menghampiri Clara sambil tergopoh-gopoh.

"HELOWW! JANGAN SEMBARANGAN NUDUH SAHABAT GUE YA MBAK NYAH!" teriak Febby sewot. Enak saja Clara di tuduh-tuduh. SINI LAWAN FEBBY DULU! --Febby yang sedang emosi 3>

"Feb." Clara mengingatkan. Febby mencebikkan bibirnya kesal.

"Lagian! ngeselin dia! jadi pengen gue tam--" ucapan Febby terpotong, Clara menatap Febby tajam ,yang ditatap hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Punya bukti apa lo! Kalo jalan liat pake mata kepala! Bukan mata kaki! mata kaki lo kerendem sih, makanya burem!" Aletta ikut membela Clara. Aletta menunjuk batu besar yang sedikit menonjol ke permukaan tanah basah.

"Udah Let." Clara memperingati. Febby memutar bola matanya malas. Sahabatnya yang satu ini memang kelewat sabar.

Bukan apa ,Clara tidak suka memperpanjang masalah. Biarlah jika memang Alexa ingin mencari gara-gara, yang terpenting Clara malas meladeninya.

"Bentar deh. Kak Alexa emang nggak sengaja nabrak ini." Vega berkata sambil menunjuk ke arah batu tersebut. Sontak wajah Alexa merah padam karena ketahuan memfitnah Clara. Clara hanya mendengus malas.

"HUU DASAR!!" seru Queen. Sontak ,suasana kembali ramai dengan sorakan para siswa.

"Udah stop!" Clara menutup kedua telinganya. Cuaca panas membuatnya sangat pusing ,ditambah ulah Alexa yang membuatnya sedikit jengkel.

Niat awal mempermalukan Clara ,justru malah dirinya yang di permalukan. Suasana kembali ricuh ,banyak dari mereka yang menjelekkan Alexa. Telinga Alexa panas dibuatnya.

"Tolongin kek!" seru Alexa. Paham, kedua gadis segera datang menghampiri Alexa.

Aluna dan Angel datang membantu memapah Alexa untuk berjalan karena kakinya memang terkilir. Tatapan sinis Alexa dapatkan ketika mendahului barisan siswa lainnya.

21 Day's DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang